Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Hemolisis
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Hemolisis—dari bahasa Yunani αἷμα (aima, haema, hemo-) berarti "darah" dan λύσις (lusis, lysis, -lysis) berarti "lepas", "menjadi bebas" atau "mengeluarkan"[1]—adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
![]() | Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
- Hemolisis tidak sama dengan hemodialisos.
Remove ads
Penyebab Hemolisis
Ringkasan
Perspektif
Hemolisis, yaitu penghancuran sel darah merah yang mengakibatkan pelepasan hemoglobin ke dalam plasma, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat fisik maupun kimia. Beberapa penyebab utama hemolisis meliputi:[2][3]
- Larutan Hipotonis atau Hipertonis Penambahan larutan dengan konsentrasi osmotik yang berbeda dapat menyebabkan perubahan volume sel eritrosit. Pada larutan hipotonis, sel eritrosit akan mengalami pembengkakan karena air masuk ke dalam sel, sedangkan pada larutan hipertonis, sel eritrosit akan mengkerut karena kehilangan air. Perubahan bentuk ini dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel dan memicu hemolisis.
- Kondisi Patologis Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko hemolisis, antara lain infeksi, anemia hemolitik autoimun, dan kelainan genetik seperti defisiensi enzim G6PD. Infeksi dapat mempengaruhi integritas sel darah merah, sedangkan pada anemia hemolitik autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang sel darah merah yang sehat. Faktor keturunan, seperti kelainan struktur hemoglobin (misalnya dalam kasus sickle cell anemia), juga dapat menyebabkan peningkatan kerusakan sel darah merah.
- Prosedur Laboratorium Hemolisis dapat terjadi selama prosedur pengambilan darah atau pengolahan sampel darah di laboratorium. Penggunaan jarum yang terlalu kecil atau pengocokan sampel yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan fisik pada sel darah merah, yang akhirnya mengarah pada hemolisis in vitro. Selain itu, penanganan sampel yang tidak tepat, seperti pemanasan atau pendinginan yang ekstrem, juga dapat memicu proses penghancuran sel darah merah.
Remove ads
In vivo (di dalam tubuh)
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Streptococcus
Enterococcus
Staphylococcus
In vitro (di luar tubuh)

Lihat juga
- Hemolisin
Rujukan
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads