Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Herba secara umum merupakan kelompok komponen tumbuhan yang luas namun tidak mencakup sayuran dan komponen tumbuhan lainnya yang menjadi nutrisi makro dalam gizi manusia (umbi, serealia pangan). Herba umumnya sangat beraroma dan digunakan sebagai bumbu dapur, bahan baku pewangi, obat-obatan, dan kebutuhan spiritual. Herba yang digunakan sebagai bumbu masak dapat juga disebut rempah-rempah dalam bahasa Indonesia, tetapi istilah rempah daun kini juga telah digunakan.[1] Herba merupakan komponen dari tumbuhan terna,[2] yaitu "tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu atau hanya mengandung jaringan kayu sedikit sekali sehingga pada akhir masa tumbuhnya mati sampai ke pangkalnya tanpa ada bagian batang yang tertinggal di atas tanah".[3]
Dalam botani, istilah "herba" merujuk kepada tumbuhan terna.[4] Namun dalam berbagai kebutuhan seperti terapi dan spiritual, bagian tumbuhan apapun dapat disebut dengan herba sehingga definisi dari herba dapat sangat luas. Berbagai spesies pohon utuh, semak, tanaman merambat, paku, lumut, alga, liken, hingga jamur dapat disebut sebagai herba.[5][6]
Dalam bahasa Prancis Modern pada abad ke-12, “herbe” diartikan sebagai rumput, tanaman untuk pakan hewan. Dari bahasa latin, “herba” diartikan sebagai rumput, rumput liar, gulma. Dalam bahasa Spanyol disebut dengan “yerba”, bahasa Portugis “herva”, bahasa Italia “erba”. Pada abad ke-15 dari bahasa latin, kata “herba” diserap oleh bahasa Inggris. Tetapi, “h” dibisukan hingga abad ke-19.[7]
Herba dan rempah merupakan istilah yang sering dianggap sama sehingga definisi dari keduanya dapat dibatasi sebagai berikut:[8]
Rempah daun berbeda dengan sayuran karena mereka digunakan dalam jumlah yang sedikit dan hanya menyediakan rasa, bukan volume dari masakan.[9] Kaisar Charlemagne (742–814) telah meragkum 74 herba yang berbeda yang ditanam di kebunnya. Hubungan antara penggunaan herba dan kesehatan manusia telah diketahui di Eropa sejak Abad Pertengahan, dengan buku The Forme of Cury yang telah terbit pada abad ke-14 mendorong penggunaan herba di dalam masakan.[10]
Di Indonesia, herba kemangi menjadi salah satu herba yang popular digunakan dalam berbagai masakan. Herba kemangi biasanya dapat dikonsumsi secara langsung sebagai lalap ataupun sebagai penambah aroma masakan. Lalap dengan daun kemangi banyak dikonsumsi oleh masyarakat Sunda di daerah Jawa Barat.[11] Budaya konsumsi lalap oleh masyarakat Sunda sudah ada sejak abad ke-10 Masehi dan disebut dalam Prasasti Taji pada tahun 901 Masehi.[12] Konsumsi herba kemangi dipercaya dapat menghilangkan bau mulut dan bau badan.[13][14]
Makanan Italia terkenal dengan penambahan herba di dalamnya untuk meningkatkan aroma dan rasa makanan. Herba yang digunakan dapat berupa herba segar ataupun yang telah dikeringkan. Beberapa herba yang banyak digunakan dalam makanan Italia adalah[15]
Beberapa herba dapat diseduh dengan air mendidih untuk membentuk teh herbal.[4][5] Biasanya herba yang digunakan dalam wujud daun, bunga, maupun biji-bijian yang telah dikeringkan.[4] Teh herbal biasanya dibuat dari herba aromatik,[16] tidak mengandung tannin maupun kafein,[4] dan umumnya tidak dicampur susu.[5] Teh herbal amat dikaitkan dengan relaksasi dan kebutuhan spiritual.[16]
Teh herbal dapat terdiri dari satu atau lebih zat herbal dengan tujuan untuk dikonsumsi dan dibuat dengan cara infus, dekok, atau maserasi. Infus merupakan teknik preparasi teh herbal dengan cara menuangkan air mendidih pada bahan herbal dan diseduh hingga jangka waktu biasanya 5-15 menit. Infus lebih cocok digunakan untuk preparasi daun, bunga, dan bagian tanaman yang halus. Sementara dekok sedikit berbeda, pada teknik preparasi dengan dekok bahan herbal direbus dengan air hingga mendidih selama 15-30 menit. Untuk bagian tanaman yang lebih keras seperti kayu, rimpang, dan kulit kayu, teknik preparasi dengan maserasi lebih baik digunakan. Maserasi dilakukan dengan cara merendam bahan herbal pada suhu kamar selama kurang lebih 30 menit. Teknik preprasi teh herbal dapat berbeda-beda di tiap wilayah tergantung dari tradisi dan tujuan pengobatan misalnya teh herbal dapat diinfus beberapa kali (ekstraksi berulang) dan dapat diekstraksi pada suhu yang berbeda.[17]
Beberapa teh herbal yang popular dipasaran yaitu:
Herba telah digunakan sejak jaman prasejarah, hingga 5000 sebelum masehi, dibuktikan dalam tulisan beraksara paku Sumeria yang menyatakan bahwa herba telah digunakan dalam pengobatan.[25] Aelius Galenus, seorang dokter pada jaman Yunani Kuno, diketahui telah memasukkan hingga lebih dari seratus herba dalam ramuan-ramuannya.[26]
Rasional dari penggunaan herba sebagai obat-obatan adalah kandungan fitokimia di dalamnya yang memiliki efek bagi tubuh. Meski terlihat manfaatnya saat digunakan dalam jumlah sedikit, beberapa senyawa fitokimia tersebut juga dapat bersifat toksik jika dikonsumsi dalam jumlah besar.[27]
Berbagai herba juga diketahui bersifat psikoaktif sehingga tidak hanya dimanfaatkan sebagai pengobatan, tetapi juga sebagai rekreasi dan spiritual. Ganja dan koka adalah contoh dua herba yang bersifat psikoaktif tersebut. Ganja telah digunakan manusia sejak jaman holocene, sedangkan penggunaan daun koka telah berlangsung di pedalaman Peru sejak 8000 yang lalu.[28][29] Suku pribumi Australia telah menggunakan berbagai tumbuhan, utamanya sejenis mint (Mentha australis) dan eucalyptus, sebagai obat-obatan.[26]
Resin mur, kemenyan arab, saffron, kunyit, ganja, dan air mawar telah digunakan di berbagai agama untuk aktivitas ritual. Kunyit digunakan untuk mewarnai jubah para biksu.[30] Ganja dikatakan memiliki efek spiritual bagi para penganut Rastafaria.[31] Beberapa jenis tanaman yang digunakan untuk ritual adalah
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.