Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Jalan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi
ruas jalan tol di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Jalan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi atau Jalan Tol Bocimi adalah jalan tol yang membentang sepanjang 53,6 kilometer yang menghubungkan Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dengan Kota Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Jalan tol ini terhubung dengan Jalan Tol Jagorawi di sebelah utara. Jalan Tol ini adalah kelanjutan dari Jalan Tol Jagorawi.[1] Jalan tol ini mulai beroperasi sejak tahun 2018 dan menjadi akses utama yang menghubungkan Jakarta dengan Sukabumi via jalan tol.
Artikel ini membahas mengenai bangunan, struktur, infrastruktur, atau kawasan terencana yang sedang dibangun atau akan segera selesai. |
Tol ini juga memiliki nama lain yang sering disebut sebagai Tol Cisuka, yaitu Jalan Tol Ciawi–Sukabumi.
Jalan tol ini juga merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Bosuciba (110,2 km).[2]
Remove ads
Pembangunan
Ringkasan
Perspektif
Pendanaan dan hak konsesi
Pembangunan Jalan Tol Bocimi akan menghabiskan dana sebesar Rp 5,4 triliun, dengan sebanyak Rp 725 miliar dianggarkan untuk pembebasan lahan seluas 142,2 hektare yang terdiri dari lahan pemukiman seluas 24,66 hektare, lahan persawahan 42,99 hektare, dan ladang 74,55 hektare.
Hak konsesi Jalan Tol Bocimi dipegang oleh PT Trans Jabar Tol yang akan mengoperasikan jalan tol ini selama 35 tahun, terhitung sejak Juli 2007. PT Trans Jabar Tol ini merupakan konsorsium tiga perusahaan, PT Bakrie Toll Road (60% saham), PT Marga Sarana Jabar (25%), dan PT Bukaka Teknik Utama (15%).[3]
Pembebasan lahan
Pembebasan lahan sempat terhambat dikarenakan masalah pendanaan pada tahun 2009. Pada tahun 2010, masalah ini sudah mulai dapat teratasi dan diharapkan warga yang tergusur akibat pembangunan ruas tol ini bisa memperoleh uang ganti rugi pada minggu keempat November 2010.[3]
Konstruksi
Jalan tol ini pada awalnya diharapkan dapat mulai dibangun pada tahun 2011 dan sempat terkendala beberapa masalah seperti pembebasan lahan.[3] Pembangunannya sendiri dibagi dalam 4 tahapan (seksi) yaitu :
- Seksi I (Ciawi - Cigombong) sepanjang 15,35 KM
- Seksi II (Cigombong - Cibadak) sepanjang 11,9 KM
- Seksi III (Cibadak - Cisaat) sepanjang 13,7 KM
- Seksi IV (Cisaat - Sukaraja) sepanjang 13,5 KM
Pembangunan fisik Seksi I dimulai pada 2015,[4] namun sempat terkendala dan dilanjutkan kembali pada 2016.[5] Pembangunannya rampung dua tahun kemudian dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Desember 2018.[6]
Pembangunan fisik Seksi II dimulai pada Januari 2019 dengan target awal selesai pada 2021, namun mengalami keterlambatan hingga Agustus 2023. Seksi ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 Agustus 2023, dengan tarif tol digratiskan selama masa uji coba sosialisasi hingga 20 Agustus 2023.[7]
Pengerjaan fisik Seksi III telah kian dipercepat, dengan progress konstruksi mencapai 18% pada Januari 2025[8] dan meningkat menjadi 52% pada awal Agustus 2025.[9] Seksi ini ditargetkan fungsional pada musim mudik Natal dan Tahun Baru 2025 serta Lebaran 2026, dan secara kontraktual ditargetkan selesai 100% pada akhir April 2026.[9][10]
Sementara Seksi IV masih dalam tahap persiapan dan pembebasan lahan.
Secara keseluruhan, Tol Bocimi ditargekan rampung sepenuhnya dan diharapkan beroperasi penuh pada pada tahun 2028.
Remove ads
Insiden Longsor dan Kecelakaan
Ringkasan
Perspektif
Insiden longsor di Seksi 2 Tol Bocimi
Menjelang Lebaran tahun 2024, pada Rabu 3 April 2024, terjadi longsor di Kilometer 64+600 A seksi Cigombong–Cibadak, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kejadian ini menyebabkan penutupan seluruh ruas jalan di Tol Bocimi Seksi 2, dan sempat dibuka kembali secara fungsional pada Kamis (11/4/2024), namun kembali ditutup setelah beberapa hari. Kementerian PUPR menjelaskan penanganan longsor ini ditargetkan rampung sebelum Nataru 2024.[11]
Dalam kejadian tersebut, satu kendaraan jenis Isuzu Panther terperosok ke dalam jurang, menyebabkan dua penumpang luka ringan dan tidak ada korban jiwa.[12] Menurut pengamat infrastruktur, konstruksi jalan pada lokasi longsor dinilai tidak laik fungsi dan seharusnya dilakukan konstruksi ulang secara menyeluruh.[13] Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menduga longsor dipicu oleh sistem drainase yang kurang efektif sehingga air hujan mengalir ke lereng dan melemahkan struktur tanah.[14] Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan bahwa lokasi longsor berada di perbukitan bergelombang dengan kemiringan agak curam, lapisan tanah pelapukan dari endapan gunungapi, serta berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah–tinggi, sehingga rawan longsor saat curah hujan tinggi.[15] Manajemen PT Trans Jabar Tol menyebut kejadian ini sebagai force majeure akibat curah hujan ekstrem di luar kapasitas antisipasi konstruksi awal.[16]
Pembukaan kembali Seksi 2 Tol Bocimi
Pasca penanganan permanen setelah longsor di Jalan Tol Ciawi–Sukabumi Seksi II ruas Cigombong–Cibadak pada km 64+600 dan km 66+200 selesai diperbaiki, pada Selasa 24 September 2024 pukul 06:00 WIB, Tol Bocimi Seksi 2 resmi dibuka kembali setelah hampir 6 bulan ditutup.[17] Sejak Sabtu dini hari, 12 Oktober 2024, seksi ini kembali diberlakukan tarif normal.[18]
Remove ads
Gerbang Tol
Ringkasan
Perspektif
Ruas Ciawi-Sukabumi (Dikelola PT Trans Jabar Tol)
Lihat pula
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads