Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Kerusuhan Lampung Selatan 2012
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Kerusuhan Balinuraga atau Kerusuhan Lampung Selatan 2012 adalah serangkaian kerusuhan yang terjadi di Balinuraga, Way Panji, Lampung Selatan pada tanggal 27 hingga 29 Oktober 2012.[1][2] Kerusuhan antar desa ini merupakan konflik etnis antara etnis Bali dan etnis Lampung. Kerusuhan ini mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan bangunan dan kendaraan masyarakat.
Latar Belakang
Etnis Bali bersama dengan Jawa, Madura, Sunda, dan Sasak merupakan Etnis yang menjadi sasaran program transmigrasi era Soeharto. Program ini bertujuan untuk pemerataan penduduk dan meningkatkan produktivitas pertanian (mengingat etnis tersebut memiliki kemampuan bertani). Masyarakat transmigran sering kali tidak berhubungan baik dengan masyarakat pribumi. Di Lampung, transmigran biasanya memiliki perekonomian yang lebih baik dibanding masyarakat pribumi. Selain itu, transmigran Jawa dan Bali biasanya ditempatkan di pemukiman berdasarkan etnis mereka sendiri dan jarang berinteraksi dengan masyarakat pribumi. Hal ini juga terjadi di desa Balinuraga yang didominasi etnis Bali yang beragama Hindu. Segegrasi etnis dan ketimpangan ekonomi ini pada akhirnya mengakibatkan kecemburuan sosial dan sentimen kesukuan yang tinggi di Lampung. Hal ini menjadikan keragaman etnis di Lampung menjadi bom waktu yang sewaktu waktu dapat meledak.
Remove ads
Asal Mula Konflik
Kerusuhan ini disebabkan dua gadis dari penduduk desa Agom yang beretnis Lampung terjatuh dari motor. Warga desa Balinuraga yang sebagian besar beretnis Bali dan berada di sekitar lokasi lalu berinisiatif untuk membantu korban. Setelah membantu korban, tersebar informasi bahwasanya warga desa Balinuraga melakukan pelecehan terhadap korban.[3] Informasi tentang pelecehan ini menyebabkan kesalahpahaman sehingga membuat warga desa Agom marah kepada warga desa Balinuraga.[1]
Remove ads
Akibat
Akibat peristiwa ini terjadi bentrokan antara warga desa Agom dan desa Balinuraga serta sekitarnya.[4][5] Bentrokan ini menyebabkan 14 orang tewas.[6] Selain itu, ratusan rumah dan puluhan kendaraan bermotor rusak.[4] Bentrokan yang berujung bentrokan ini menyebabkan ratusan orang dari desa Balinuraga mengungsi.[7]
Pasca Kerusuhan
Pasca kerusuhan, warga dari desa Agom dan desa Balinuraga melakukan kesepakatan damai untuk tidak saling menuntut secara hukum.[8] Dalam kesepakatan perdamaian tercatat 10 poin perdamaian, antara lain sepakat untuk menjaga keamanan, ketertiban, kerukunan, keharmonisan, kebersamaan, dan perdamaian antar etnis yang ada di Lampung Selatan.[9]
Lihat juga
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads