Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Konghucu (filsuf)

filsuf dan politikus Tiongkok (551–479 SM) Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Konghucu (filsuf)
Remove ads

Kong Hu Cu (Konfusius; Hanzi: 孔夫子、孔子, ca551–ca479 SM) nama lahir Kong Qiu adalah seorang guru atau cendekiawan yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok. Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Konghucu, ia diakui sebagai utusan.

Fakta Singkat Nama asal, Lahir ...
Thumb
Patung Kong Hu Cu di Kuil Konfusius, Beijing, Tiongkok.

Pengaruh Kong Hu Cu terhadap sejarah Tiongkok sangat besar. Ajarannya telah menyebar ke Jepang, Korea dan Vietnam, khususnya melalui agama Konghucu, doktrin yang dikembangkan murid-muridnya dan para komentator. Ajarannya bahkan mencapai Dunia Barat sebagai Neo-Konfusianisme dan kemudian sebagai Konfusianisme Baru. Dari masa dinasti kuno hingga masa kini, ajaran Konghucu telah melekat ke dalam tatanan sosial dan gaya hidup rakyat Tiongkok.[1]

Buku Analek adalah sebuah karya singkat yang berisi diskusi dan pembicaraannya dengan murid-muridnya. Karyanya tersebut disusun setelah ia wafat yang berisi inti-inti ajarannya.

Remove ads

Masa muda

Kong Hu Cu adalah putra bungsu Shu Liang He. Ia mempunyai 9 kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki yang cacat kaki bernama Meng-bi. Ibunya bernama Yan Zheng Zai. Ia lahir pada tanggal 27 September 551 SM di Negara Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini Qu Fu, Provinsi Shandong). Ia diduga memiliki garis keturunan dari para Adipati Song yang merupakan mantan keluarga kerajaan Dinasti Shang yang mendahului Dinasti Zhou.[2][3][4][5] Catatan tradisional tentang kehidupan Konfusius menceritakan bahwa kakek Kong He telah memigrasikan keluarganya dari Song ke Lu.[6] Tidak semua sejarahwan moderen menyetujui keterkaitan Konghucu dengan para raja Dinasti Shang.[7]

Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alias Zong Ni artinya putra kedua dari bukit Ni, dia menikah dengan putri Negeri Song yang bermarga Qi Guan. Dari pernikahan ini mendapat seorang putra yang diberi nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Diberi nama demikian karena pada saat kelahiran putranya, Raja Muda Negeri Lu yang bernama Lu Zhao Gong sedang mengiriminya ikan gurami. Selain Li, Kong Hu Cu masih mempunyai dua orang putri yang seorang menjadi istri Gong Ye Chang, muridnya.

Remove ads

Kronologi Kehidupan

  • Usia 3 tahun, ayahnya Shu Liang He wafat
  • Usia 6 tahun, dia menunjukkan sifat-sifat kenabiannya; dalam bermain senang mengajak dan memimpin kawan-kawannya menirukan orang melakukan ibadah dan sembahyang.
  • Usia 15 tahun, dia memiliki semangat belajar yang luar biasa.
  • Usia 19 tahun, menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan dari Negeri Song.
  • Usia 20 tahun, diangkat menjadi Menteri lumbung oleh Keluarga Besar Ji.
  • Usia 21 tahun, dikaruniai seorang putra yang diberi nama Li alias Bo Yu. Dia memiliki 1 orang anak perempuan bernama Kong Rao dan seorang anak laki-laki bernama Kong Li.
  • Usia 24 tahun, ibunya wafat. Ia berkabung selama 3 tahun. Jenazah kedua orang tuanya dimakamkan di gunung Fang Shan. Setelah selesai masa berkabung, dia sudah banyak menerima murid.
  • Usia 29 tahun, dia belajar musik kepada Shi Xiang, seorang guru musik termasyhur.
  • Usia 30 tahun, disertai dua orang muridnya, Nan-Gong Jing-Shu dan Meng Yi Zi (keduanya putra bangsawan besar keluarga Meng, yakni Meng-xi Zi, ia berkunjung ke ibu kota Negeri Zhou. Di sana, dia bertemu dengan penjaga perpustakaan kerajaan bernama Lao Dan dan guru musik bernama Chang Hong.
  • Usia 35 tahun, dia pergi ke negeri Qi karena di negeri Lu terjadi kekalutan dan raja mudanya, Lu Zhao Gong, lari ke negeri Qi. Waktu itu, negeri Qi diperintah oleh Raja Muda Qi Jing Gong dengan Perdana Menterinya, Yang Ying, atau Yan ping Zhong yang terkenal pandai.
  • Usia 36 - 50 tahun, dia kembali ke negeri Lu dan meneruskan mendidik murid-muridnya.
  • Usia 51 tahun sampai 55 tahun, dia aktif dalam pemerintahan yang waktu itu, Raja Mudanya ialah Lu Ding Gong. Ia pernah menjabat sebagai Wali kota Zhong Dou dan Menteri Pekerjaan Umum. Jabatan yang tertinggi dan terakhir adalah sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Kehakiman (Da Si Kou) dan mengembalikan 3 kota dan beraliansi dengan kerajaan Qi.
  • Usia 56 tahun, pada hari Dong Zhi, ia meninggalkan negeri Lu dan mulai mengembara ke berbagai negeri sebagai Tian Zhi Mu Duo (Genta Rohani Tuhan). Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah mengutus-Nya sebagai Nabi Segala Masa, Yang Lengkap, Besar dan Sempurna (Ji Da Cheng). Ia mengembara lebih kurang 13 tahun.
  • Tahun 483 SM Li atau Bo Yu, putranya meninggal dunia
  • Tahun 482 SM Yan Hui, murid yang termaju dan diharapkan menjadi penerus dia meninggal dunia.
  • Tahun 481 SM, salah seorang pegawai Keluarga Besar Ji Kang Zi telah membunuh Qi Lin dalam perburuan Raja Muda Lu Ai Gong.
  • Akhir tahun 480 SM, Zi Lu atau Zhong Yu (murid dia yang gagah berani penuh kejujuran), gugur di Negeri Wei karena di sana terjadi pemberontakan.
  • Tanggal 18 Erl Yue (bulan dua), Kong Hu Cu wafat.
  • Para Raja Muda Lu yang memerintah selama masa hidup Khonghucu ialah Lu Xiang Gong, Lu Zhao Gong, Lu Ding Gong dan terakhir Lu Ai Gong.


Remove ads

Peninggalannya

Ringkasan
Perspektif

Karya-karya dari Kong dapat dibedakan menjadi dua pengelompokkan, pertama merupakan hasil suntingan terhadap beberapa karya-karya dari periode-periode sebelumnya. Kedua, yang berisi tentang ujaran-ujaran Kong kepada murid-muridnya.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing yang termasuk dalam kelompok pertama, yaitu:

  • Shi Jing (Kitab Nyanyian)
Merupakan kumpulan tulisan yang terdiri dari 305 puji-pujian dalam berbagai bahasan, dan didalamnya terdapat 6 yang mempergunakan musik dan judul tanpa teks. Kumpulan tulisan ini umumnya berasal dari masa awal dinasti Zhou, sebelum Kong Zi
  • Shu Jing (Buku tentang Sejarah)
Merupakan kumpulan dokumen sejarah yang dimulai dari proklamasi raja Yao yang agung (2757 – 2258 SM) hingga Bangsawan Mu dari Chi (659 – 621 SM)
  • Yi Li (Buku tentang Upacara)
Merupakan buku yang berisi kumpulan upacara-upacara dan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dimasa feodal.
  • YI Jing (Buku tentang Perubahan)
Merupakan kumpulan tulisan yang menerangkan tentang prinsip-prinsip kosmis dan evolusi sosial yang didasarkan atas ramalan dengan menggunakan Oktogram.
  • Yue Jing (Buku tentang Musik)
Merupakan kumpulan tulisan yang dikumpulkan pada masa sebelum Dinasti Han, namun pada masa perkembangannya ada beberapa bab yang hilang, dan lebih dikenal sebagai Li Chi.
  • Ch’un Ch’iu (Musim Semi dan Gugur)
Merupakan kritik sejarah tentang politik selama pemerintahan 12 Bangsawan dari negara Lu.

Dan karya-karya yang tergolong dalam kelompok kedua adalah sebagai berikut:

  • Lun Yu (Analek)
Merupakan kumpulan catatan percakapan antara Kung Fu Tze dengan murid-muridnya.
  • Zong Yong (Doktrin tentang Ajaran Jalan Tengah)
Merupakan kumpulan ujaran Kung Fu Tze mengenai jalan tengah (Tao). Tao merupakan inti pokok dari semua pemikiran Cina. Kitab ini disusun oleh Tzu Ssu (492 – 431 SM) yang merupakan cucu dari Kung Fu Tze
  • Da Xue (Ajaran Agung)
Berisi tentang Ajaran-ajaran Agung Kung Fu Tze. Kitab ini disusun oleh Tseng Tzu (505-436 SM), dari Tseng Tzu inilah terus berkelanjutan ke murid lainnya, termasuk Tzu Ssu (492-431 SM) turut andil dalam menulis ujaran Kung Fu Tze yang juga merupakan guru dari Meng Tzu.
Remove ads

Warisan

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Konfusius bersama Musa dan Muhammad di antara legislator terbesar di masa lalu, oleh Jean-Baptiste Mauzaisse (1827), Istana Louvre

Buku Analek adalah sebuah karya singkat yang berisi diskusi dan pembicaraannya dengan murid-muridnya.[8][9] Karyanya tersebut disusun setelah ia wafat yang berisi inti-inti ajarannya. Pengikutnya beserta cucunya, Zisi, melanjutkan penyebaran ajaran Konghucu setelah Konghucu wafat.[10] Upaya ini menyebarkan cita-cita Konfusianisme kepada para pelajar yang kemudian menjadi pejabat di banyak istana kerajaan di Tiongkok, sehingga memberikan Konfusianisme ujian pertama yang berskala luas terhadap dogmanya.[11]

Dua diantara pengikut Konghucu yang kemudian terkenal menekankan aspek yang sangat berbeda dari ajarannya. Berabad-abad setelah kematiannya, Mencius (孟子) dan Xunzi (荀子) keduanya menyusun ajaran penting yang menguraikan ide-ide mendasar yang terkait dengan Konfusius dengan cara yang berbeda. Mencius (abad ke-4 SM) mengartikulasikan kebaikan bawaan dalam diri manusia sebagai sumber intuisi etis yang membimbing orang menuju rén, yì, dan lǐ, sementara Xunzi (abad ke-3 SM) menggarisbawahi aspek realistis dan materialistis dari pemikiran Konfusianisme, menekankan bahwa moralitas ditanamkan dalam masyarakat melalui tradisi dan pada individu melalui pelatihan. Belakangan, tulisan-tulisan mereka, bersama dengan Analects dan teks-teks inti lainnya menjadi korpus filosofis Konfusianisme.[12]

Radikalisme ini dikembangkan seiring dengan perkembangan Legalisme yang kerap disebut sebagai antitesis Konghucu, dimana Legalisme berpendapat bahwa kemanusiaan dan kebenaran saja tidak cukup dalam pemerintahan, dan bahwa para penguasa harus bergantung pada tata negara, hukuman, dan hukum.[13] Selisih kesepahaman antar kedua pemikiran tersebut memanas pada 223 SM setelah Dinasti Qin menyatukan Tiongkok. Li Si, seorang pengikut Legalisme menyarankan Qin Shi Huang untuk mengabaikan rekomendasi Konfusianisme untuk memberikan wilayah kekuasaan yang serupa dengan Dinasti Zhou sebelumnya yang menurutnya bertentangan dengan gagasan Legalis yang memusatkan negara di sekitar penguasa.

Ajaran Konghucu menyebar secara bebas pada masa Dinasti Han dan Tang. Pada masa Kaisar Wu dari Han, hasil karya Konghucu dijadikan sebagai filsafat resmi negara dan ajarannya diujiankan untuk ujian calon pegawai negeri sipil pada 140 SM dan diberlakukan hampir tidak pernah tidak dilakukan sampai ke abad ke-19.

Aliran Buddhisme Tibet memercayai bahwa Konghucu mendapatkan kesuciannya dengan berguru kepada Buddha Mañjuśrī. Aliran Ahmadiyаh memercayai bahwa Konghucu adalah salah satu Nabi dan rasul dalam Islam, begitu pula Lao Zi dan beberapa filsafat terkemuka Tiongkok lainnya.[14]

Konghucu diabadikan sebagai nama asteroid, yakni Asteroid 7853 "Confucius" oleh Persatuan Astronomi Internasional.[15]

Konghucu di Dunia Barat

Beberapa filsufus dari Dunia Barat juga dipengaruhi oleh Konghucu, seperti Niels Bohr,[16][17][18] Benjamin Franklin,[19][20][21] Allen Ginsberg,[22][23][24] Thomas Jefferson,[25][26][27] Gottfried Leibniz, Robert Cummings Neville, Alexander Pope,[28][29] Ezra Loomis Pound, François Quesnay, Friedrich Schiller,[30][31][32] Voltaire,[33][34][35] dan Christian Wolff.

Keturunan Konghucu

Para keturunan Konghucu kerap dicari dan dihormati oleh setiap pemerintahan kekaisaran dengan gelar bangsawanan dan posisi pemerintahan. Mereka dihormati dengan gelar marquis sebanyak 35 kali sejak Kaisar Gaozu dari Han, dan kemudian dengan gelar adipati sebanyak 42 kali dari Dinasti Tang sampai Dinasti Qing. Kaisar Xuanzong dari Tang memberikan gelar "Adipati Wenxuan" kepada Kong Suizhi, keturunan generasi ke-35 Konghucu. Pada 1055, Kaisar Syencung dari Song untuk pertama kalinya menganugerahi gelar "Adipati Yansheng" kepada Kong Zongyuan, generasi ke-46.

Ada beberapa keturunan Konghucu yang cukup terkenal dalam sejarah, mulai dari Kong Rong, seorang panglima perang pada masa Akhir Dinasti Han yang merupakan keturunan generasi ke-20, Kong Yingda, seorang filsafat dan penyair pada masa Dinasti Sui dan Tang yang merupakan keturunan generasi ke-32, H.H. Kung, Perdana Menteri Republik Tiongkok yang merupakan keturunan generasi ke-75 Konghucu dan Minzy, penyanyi dari Korea Selatan yang memiliki hubungan ke Konghucu melalui Kong Shao, seorang keturunan generasi ke-54 Konghucu[36] yang berimigrasi ke Dinasti Goryeo pada saat Tiongkok dikuasai oleh Dinasti Yuan.[36] Saat ini, keluarga Konghucu pada garis utama dipimpin oleh Kung Tsui-chang yang bertindak sebagai Pejabat Sakral untuk Konfusius di Taiwan. Banyak diantara mereka masih menetap di Qufu hingga kini.

Keluarga Konfusius, Kong, memiliki silsilah terpanjang yang tercatat di dunia saat ini. Silsilah keluarga ayah-anak, kini memasuki generasi ke-83,[37] relah dicatat sejak meninggalnya Konfusius. Menurut Panitia Penyusunan Silsilah Konfusius (CGCC), Konfusius memiliki sekitar 2 juta keturunan yang diketahui dan terdaftar, dan ada sekitar 3 juta total.[38] Diantara mereka, puluhan ribu keluarganya menetap di luar negeri.[39] Pada abad ke-14, seorang keturunan hijrah ke Korea, dimana pada masa kini ada sebanyak 34,000 orang yang memiliki hubungan keturunan.[40] Salah satu cabang laki-laki Konghucu melarikan diri ke Taiwan setelah Perang Saudara Tiongkok pada 1940an dan kemudian menetap di Taiwan.[41] Ada juga keturunan Konghucu yang mualaf setelah menikahi wanita beragama Islam, di Dachuan, Gansu pada 1800an,[42] dan pada 1715 di Xuanwei, Yunnan.[43] Kebanyakan keturunan Konghucu Islam berasal dari pernikahan Ma Jiaga (馬甲尕), seorang wanita muslim, dengan Kong Yanrong (孔彥嶸), keturunan generasi ke-59 dan umumnya berasal dari etnis Hui dan Dongxiang.[44][45][46][47] Versi terbaru silsilah keluarga Konghucu kemudian diperbarui dengan memasukan anggota keluarga yang memeluk agama Islam.[48] Kong Dejun (孔德軍) merupakan seorang ulama terkemuka dan Arabis dari Qinghai, merupakan seorang keturunan generasi ke-77 Konghucu.

Edisi kelima dan terbaru dari silsilah Konfusius dicetak oleh CGCC. Ini diresmikan dalam sebuah upacara di Qufu pada 24 September 2009. Dalam versi silsilah keluarga ini, untuk pertama kalinya keturunan wanita dimasukan.[49]

Remove ads

Gelar anumerta

Ringkasan
Perspektif
  • Oleh Raja Lu Ai Gong diberi sebutan Ni Fu yang berarti Bapak Yang Mulia Ni.
  • Oleh Kaisar dinasti Han: Han Ping Di diberi gelar Cheng Xuan Ni Gong yang bermakna Pangeran Ni Yang Sempurna dan Cerah Bathin.
  • Pada tahun 492 gelar itu diubah menjadi Wen Sheng Ni Fu yang bermakna Yang Mulia Bapak Ni Nabi Yang Menyeluruh Sempurna.
  • Oleh Kaisar Shun Zhi, Kaisar pertama Dinasti Man-Chu pada tahun 1645 gelar itu diubah menjadi Da Cheng Zhi Sheng, Wen Xuan Xian Shi Kong Zi yang bermakna Kongzi Guru Purba Yang Cerah Menyeluruh, Nabi Agung Yang Besar Sempurna. Tetapi 12 tahun kemudian gelar itu disingkat menjadi Zhi Sheng Xian Shi Kong Zi yang bermakna Kongzi Guru Purba Nabi Agung.
  • Gelar untuk Khonghucu/Kongzi yang tersurat di dalam Kitab Shi Shu (Kitab Yang Empat) antara lain adalah Tian Zhi Mu Duo yang bermakna Genta Rohani Tuhan; Zhi Cheng yang bermakna Yang Sempurna Iman; Zhi Sheng yang bermakna Nabi Agung dan Ji Da Cheng yang bermakna Nabi Yang Lengkap Besar dan Sempurna.
  • Di dalam Kitab Mengzi 5B:1/5 disuratkan:"Bo Yi, ialah Nabi Kesucian; Yi Yin ialah Nabi Kewajiban; Liu Xia Hui ialah Nabi Keharmonisan; dan Kongzi ialah Nabi Segala Masa. Maka Nabi Kongzi dinamai yang lengkap, besar dan sempurna. Yang dimaksud dengan lengkap, besar dan sempurna ialah seperti suara musik yang lengkap dengan lonceng dari logam dan lonceng dari batu kumala (Jin Sheng Yu Zhen yang menjadi lambang kita Genta Harmoni). Suara lonceng dari logam sebagai pembuka lagu yang memadukan keharmonisan menunjukkan kebijaksanaanNya dan sebagai penutup lagu menunjukkan paripurnanya karya kenabianNya.

Kata kebajikan yang dikenang Konghucu/Konfusius:

Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

Remove ads

Referensi

Lihat pula

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads