Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Kyūshū

wilayah megapolis di Jepang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kyūshūmap
Remove ads

Kyūshū (九州, Kyūshū, diucapkan [kʲɯꜜːɕɯː] ( simak)), (Bahasa Indonesia: Sembilan Provinsi) adalah pulau terbesar ketiga dari empat pulau utama Jepang dan pulau paling selatan dari empat pulau terbesar (tidak termasuk Okinawa).[3][4] Di masa lalu, pulau ini dikenal sebagai Kyūkoku (九国, "Sembilan Negara"), Chinzei (鎮西, "Bagian Barat Area Pasifik") dan Tsukushi-no-shima (筑紫島, "Pulau Tsukushi"). Nama daerah yang bersejarah Saikaidō (西海道) mengacu pada Kyushu dan pulau-pulau sekitarnya. Kyushu memiliki luas daratan sebesar 36.782 kilometer persegi (14.202 sq mi) dan populasi sebesar 14,311,224 di tahun 2018.[5]

Fakta Singkat Nama lokal: 九州, Geografi ...

Pada abad ke-8 reformasi Kode Taihō, Dazaifu ditetapkan sebagai istilah administratif khusus untuk wilayah tersebut.[6]

Remove ads

sejarah

Ringkasan
Perspektif

Diperkirakan bahwa wilayah Kyushu telah dihuni oleh manusia sejak sebelum zaman Paleolitikum, sebagaimana dibuktikan dengan banyaknya situs arkeologi yang ditemukan di wilayah tersebut. Situs terkenal termasuk Situs Cangkang Tatsuhata di Prefektur Ōita dan Situs Tateno di Prefektur Kumamoto, di mana ditemukan alat-alat batu dari obsidian serta peninggalan yang menunjukkan aktivitas berburu dan mengumpulkan.[7][8]

Pada zaman Jōmon, wilayah ini dihuni oleh orang Jōmon, nenek moyang etnis Jepang modern, dan budaya Jōmon berkembang berkat iklim yang hangat. Budaya perikanan dan pengumpulan kerang sangat menonjol, sebagaimana dibuktikan oleh penemuan di Situs Itazuke (Prefektur Fukuoka) dan Gua Fukui (Prefektur Nagasaki), termasuk tembikar, sisa-sisa permukiman, dan jejak ritual keagamaan. Sejak masa ini, terjadi pertukaran dan mobilitas aktif dengan Kepulauan Ryukyu (Okinawa), dan ditemukannya obsidian dari Saga dan tembikar dari Kagoshima di Okinawa menunjukkan kesinambungan budaya antara kedua wilayah tersebut.[7]

Pada zaman Yayoi, orang-orang dari wilayah Austronesia dan Semenanjung Korea bermigrasi ke Jepang, dikenal sebagai "orang Yayoi" (istilah ini merujuk pada orang yang datang ke Jepang pada zaman itu, bukan kelompok etnis tertentu). Mereka berasimilasi secara bertahap dengan orang Jōmon setempat, membentuk dasar populasi Jepang modern. Di Kyushu, budaya maritim sangat berkembang, dan terdapat banyak kesamaan dengan kepercayaan Nirai Kanai dari Ryukyu. Kepercayaan terhadap laut yang kuat di Kyushu berasal dari pengaruh ini.[9]

Selama periode ini, alat dari besi dan perunggu mulai digunakan, dan Kyushu menjadi wilayah yang paling maju di Jepang. Kyushu terbagi menjadi banyak negara kecil seperti Nakoku dan Itokoku, yang bersaing satu sama lain. Juga terdapat kelompok etnis yang berbeda dari Yamato, seperti suku Hayato.[10]

Pada akhir zaman Yayoi, diperkirakan muncul negara Yamatai yang diperintah oleh seorang pendeta wanita bernama Himiko di Kyushu utara. Negara ini memiliki pengaruh besar terhadap wilayah sekitarnya. Beberapa teori menyatakan bahwa kerajaan independen telah berdiri di Kyushu sejak masa ini, yang menjadi akar budaya khas Kyushu hingga masa kini. Pada zaman Kofun, terjadi Pemberontakan Iwai, namun akhirnya kekuasaan Yamato berhasil mengatasi perlawanan tersebut.[11]

Setelah itu, sistem ritsuryō membagi Kyushu menjadi sembilan provinsi: Chikuzen (utara Fukuoka), Chikugo (selatan Fukuoka), Hizen (Saga dan Nagasaki), Higo (Kumamoto), Buzen (timur Fukuoka), Bungo (Ōita), Hyūga (Miyazaki), Satsuma (barat Kagoshima), dan Ōsumi (timur Kagoshima). Inilah asal-usul nama "Kyushu" yang berarti "sembilan provinsi".[12]

Pada zaman Nara, pemerintahan pusat mendirikan Dazaifu (di wilayah yang kini adalah Kota Dazaifu, Prefektur Fukuoka) sebagai pusat administrasi Kyushu. Di Kota Fukuoka juga didirikan Kōrokukan, fasilitas diplomatik yang melayani hubungan luar negeri dengan Ryukyu, Semenanjung Korea, dan wilayah selatan lainnya, memperkuat peran Kyushu sebagai gerbang Jepang ke dunia luar, dan menghasilkan budaya yang unik melalui pertukaran timbal balik.[12]

Pada zaman Kamakura, pada tahun 1274, armada Kekaisaran Mongol menyerang pelabuhan Hakata, tetapi berhasil dipukul mundur oleh para samurai Kamakura yang bertahan mati-matian.[13]

Selama zaman Sengoku, Kyushu menjadi salah satu wilayah paling bergejolak di Jepang, dengan perang antar klan besar seperti Shimazu (Kagoshima), Ōtomo, dan Ryūzōji. Budaya prajurit berkembang pesat, dan hingga kini semangat tersebut masih hidup, tercermin dalam istilah "Kyushu-danji" (九州男児). Khususnya di wilayah Satsuma (Kagoshima), pendidikan ketat seperti sistem gōchū kyōikuk(郷中教育) diberikan sejak usia dini, sehingga daerah ini dijuluki "Sparta dari Timur".[14]

Menjelang akhir zaman Sengoku, Klan Shimazu hampir berhasil menyatukan seluruh Kyushu, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Toyotomi Hideyoshi, yang kemudian menaklukkan seluruh wilayah Kyushu.[15]

Pada zaman Edo, Domain Satsuma tetap memiliki kekuatan besar dan berfungsi hampir seperti negara semi-independen. Pada masa ini, muncul gerakan anti-Buddha di Kyushu, dan terjadi upaya pelestarian kepercayaan asli seperti Shintō. Akibatnya, Kyushu memiliki lebih sedikit kuil Buddha dan lebih banyak kuil Shintō dibandingkan daerah lain di Jepang, mempertahankan bentuk kepercayaan asli yang lebih murni.[16]

Selama Perang Dunia II, banyak kota di Kyushu mengalami pemboman sembarangan oleh pasukan Amerika Serikat, yang menyebabkan banyak korban sipil.[17]

Setelah perang, Kyushu mengalami pemulihan dan berkembang dalam berbagai bidang seperti pariwisata, pertanian, industri, dan penelitian. Kota Fukuoka tumbuh sebagai pusat pertukaran dengan Asia, sementara Kumamoto menjadi basis industri teknologi tinggi seperti semikonduktor. Kyushu tetap menjadi daerah yang kaya akan budaya tradisional dan alam, serta menarik banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri.[17]

Remove ads

Budaya

Ringkasan
Perspektif

Budaya di wilayah Kyushu sangat dipengaruhi oleh budaya selatan seperti Ryukyu (Okinawa). Dibandingkan dengan wilayah lain di Jepang, budaya Kyushu memiliki karakter yang lebih tropis dan tradisi yang khas yang masih bertahan hingga kini.[18]

Secara historis, wilayah ini memiliki sedikit pengaruh dari daratan Tiongkok dibandingkan dengan wilayah seperti Kansai. Oleh karena itu, berbagai bentuk kepercayaan dan budaya kuno yang telah hilang di wilayah Honshu masih dapat ditemukan di Kyushu. Khususnya, karena sejak dahulu kala telah terjalin hubungan erat dengan Okinawa, pengaruh budaya Ryukyu juga sangat terlihat di sini.[19]

Masyarakat

Orang-orang di Kyushu dikenal sebagai sosok yang konservatif namun ramah, terutama jika dibandingkan dengan masyarakat dari wilayah Kanto dan sekitarnya. Pria Kyushu sering dijuluki sebagai “Kyushu Danji”(九州男児)yang menggambarkan citra pria yang tangguh, kuat, dan dapat diandalkan. Budaya seperti inilah yang membantu menjaga keberlangsungan warisan budaya tradisional yang unik di wilayah ini.[20]

Alat Musik

Di Kyushu terdapat alat musik tradisional yang disebut Gottan(ゴッタン), sebuah alat musik berdawai yang terbuat dari kayu cedar. Gottan diyakini memiliki pengaruh yang kuat dari sanshin, alat musik khas Okinawa. Seperti halnya sanshin yang penting bagi identitas budaya Okinawa, gottan juga memiliki peran budaya yang signifikan bagi masyarakat Kyushu.[21]

Makanan

Thumb
Hakata ramen(元祖長浜屋)

Ciri khas utama dari kuliner Kyushu terletak pada penggunaan bahan-bahan segar yang dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayahnya, yang dikelilingi laut dan dianugerahi alam yang subur. Selain itu, bumbu-bumbu yang digunakan juga unik, seperti kecap asin manis khas Kyushu (九州醤油) dan miso dari jelai (mugi miso), yang berbeda dari bumbu-bumbu yang umum di Honshu.[22]

Setiap wilayah di Kyushu memiliki karakteristik kuliner tersendiri. Di bagian utara, hidangan laut mendominasi, sedangkan di bagian selatan, masakan berbahan dasar daging lebih umum.[23]

Berikut adalah contoh hidangan khas dari berbagai prefektur di Kyushu dan Okinawa:

  • FukuokaHakata ramen(博多ラーメン), gameni(がめ煮 / 筑前煮), motsunabe(もつ鍋), kashiwa-meshi(かしわ飯), okyu-to(おきゅうと)
  • SagaTsunkī dago jiru(つんきーだご汁), noppe jiru(のっぺ汁), funanko-gui(ふなんこぐい)
  • NagasakiNagasaki champon(長崎ちゃんぽん), sara udon(皿うどん), rokube(ろくべえ), Omura-zushi(大村寿司)
  • ŌitaDango jiru(だんご汁), ami-meshi(あみめし), kirasu-meshi(きらすまめし), toriten(とり天), hocho(鮑腸)
  • KumamotoNankan-age maki-zushi(南関あげ巻き寿司), takana zuke(高菜漬け), karashi renkon(からし蓮根), dago jiru(だご汁)
  • MiyazakiNishime(煮しめ), chicken nanban(鶏南蛮), na-dōfu(菜豆腐), hiyajiru(冷や汁), hie-zushi(稗ずーしー)
  • KagoshimaKeihan(鶏飯), abura-zōmen(油ゾーメン), satsuma-sumoji(さつますもじ), buri-daikon(ぶり大根), gane(がね)
  • OkinawaGoyā champurū(ゴーヤーチャンプルー), Okinawa soba(沖縄そば), rafutē(ラフテー), kufājiushi(クファジューシー)[23]

Kue Tradisional

Thumb
Karukan

Kue tradisional dari Kyushu dikenal karena cenderung menggunakan lebih banyak gula dibandingkan dengan wilayah lain di Jepang. Hal ini disebabkan oleh hubungan historis yang erat antara Kyushu dan Okinawa (Ryukyu), yang merupakan salah satu daerah penghasil gula utama di Jepang. Akibatnya, banyak kue tradisional Kyushu mengadopsi ciri khas budaya Ryukyu, baik dari segi rasa maupun bentuk penyajiannya.[24]

Beberapa contoh kue tradisional khas Kyushu antara lain:

  • Karukan(かるかん): kue berwarna putih yang dibuat dari tepung beras dan gula, bertekstur lembut seperti spons
  • Ikomochi(いこもち): kue dari mochi dengan isian manis di dalamnya
  • Umegae-mochi(梅ヶ枝餅): mochi panggang dengan isian kacang merah, populer di Fukuoka
  • Ikinari dango(いきなり団子): kue kukus dari ubi manis dan mochi, diisi dengan anko
  • Jiriyaki(じり焼き): mirip dengan dorayaki, berisi pasta kacang merah
  • Fukure-gashi(ふくれ菓子): kue kukus beraroma gula merah, teksturnya mengembang
  • Kurobō(黒棒): batang kue yang terbuat dari gula merah dan tepung, dipanggang hingga keras dan manis
  • Kasha-mochi(かしゃもち): mochi berisi pasta kacang, dibungkus dengan daun
  • Imo manju(いも饅頭): manju berbahan dasar ubi jalar
  • Akumaki(あくまき): kue lengket yang direndam dalam air larutan alkali, dibungkus dengan daun bambu
  • Yubeshi(ゆべし): manisan tradisional dari tepung beras ketan dan miso, sering kali berbentuk lonjong
  • Sake manju(酒まんじゅう): manju kukus yang dibuat dengan fermentasi sake, memberi aroma khas[24]
Remove ads

Geografi

Kyushu sering kali dikelompokkan bersama dengan Okinawa sebagai wilayah "Kyushu–Okinawa", karena kedekatan budaya dan geografis antara keduanya. Oleh karena itu, Prefektur Okinawa kerap dianggap sebagai bagian dari wilayah Kyushu dalam berbagai konteks.[25]

Daftar Prefektur

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads