Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Lanskap budaya

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Lanskap budaya
Remove ads

Sebuah lanskap budaya, sebagaimana didefinisikan oleh Komite Warisan Dunia, adalah "properti budaya [yang] mewakili karya gabungan antara alam dan manusia".[1]

  1. sebuah "lanskap dirancang dan dibuat dengan sengaja oleh manusia"
  2. sebuah "lanskap berevolusi secara organik" yang mungkin merupakan "lanskap relik (atau fosil)" atau "lanskap berkelanjutan"
  3. sebuah "lanskap budaya asosiatif" yang mungkin dinilai karena "asosiasi agama, artistik, atau budaya dari elemen alam."
Thumb
Lereng bukit padang rumput Neckertal, Swiss.
Remove ads

Sejarah konsep

Ringkasan
Perspektif

Konsep "lanskap budaya" dapat ditemukan dalam tradisi lukisan lanskap (pemandangan alam) Eropa.[2] Sejak abad ke-16 dan seterusnya, banyak seniman Eropa melukis lanskap untuk orang-orang, mengurangi orang-orang dalam lukisan mereka menjadi tokoh-tokoh yang termasuk dalam lanskap yang lebih luas dan spesifik secara regional.[3]

Dalam bahasa Inggris, kata landscape sendiri menggabungkanland ("tanah/darat") dengan sebuah kata kerja asal Jermanik, scapjan / schaffen yang secara harfiah berarti shaped land ("tanah/darat berbentuk").[4] Tanah kemudian dianggap dibentuk oleh kekuatan alam, dan detail unik dari landshaffen (tanah berbentuk) seperti itu menjadi subjek lukisan "lanskap".[3]

Ahli geografi, Otto Schlüter, dianggap berjasa karena telah secara resmi menggunakan "lanskap budaya" sebagai istilah akademis di awal abad ke-20.[5] Pada tahun 1908, Schlüter berpendapat bahwa dengan mendefinisikan geografi sebagai sebuah Landschaftskunde (ilmu lanskap), ini akan memberikan geografi sebuah materi pelajaran yang logis yang tidak dimiliki disiplin ilmu lain.[5][6] Dia mendefinisikan dua bentuk lanskap: Urlandschaft ("Lanskap asli") atau lanskap yang ada sebelum perubahan besar yang disebabkan manusia dan Kulturlandschaft ("Lanskap budaya") yakni lanskap yang diciptakan oleh budaya manusia. Tugas utama geografi adalah menelusuri perubahan di kedua lanskap ini.[7]

Adalah Carl O. Sauer, seorang ahli geografi manusia, yang mungkin paling berpengaruh dalam mempromosikan dan mengembangkan gagasan lanskap budaya.[8] Sauer bertekad untuk menekankan agensi budaya sebagai kekuatan dalam membentuk fitur yang terlihat dari permukaan Bumi di daerah terbatas. Dalam definisinya, lingkungan fisik mempertahankan makna sentral, sebagai media dengan dan melaluinya budaya manusia memainkan peran.[9] Definisi klasiknya tentang "lanskap budaya" berbunyi sebagai berikut:[7]

"Lanskap budaya dibentuk dari lanskap alami oleh suatu kelompok budaya. Budaya adalah agennya, wilayah alami adalah medium, lanskap budaya adalah hasilnya"

Sejak Schlüter menggunakan istilah tersebut secara formal untuk pertama kalinya, dan promosi ide Sauer yang efektif, konsep lanskap budaya telah banyak digunakan, diterapkan, diperdebatkan, dikembangkan, dan disempurnakan dalam dunia akademis. Pada tahun 1950-an, misalnya, J.B. Jackson dan publikasinya Landscape memengaruhi sebuah generasi khususnya sarjana Amerika, termasuk sejarawan arsitektur Denise Scott Brown dan Gwendolyn Wright.[10]

Remove ads

Lihat pula

Referensi

Bibliografi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads