Loading AI tools
grup musik rok Amerika Serikat Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Linkin Park adalah grup musik rok Amerika yang berasal dari Agoura Hills, California. Saat ini, grup digawangi Mike Shinoda selaku vokalis/multi-instrumentalis, Brad Delson sebagai gitaris, Dave Farrell sebagai bassis, Joe Hahn sebagai DJ/pemrogram, dan Colin Brittain sebagai drumer, dengan vokalis Emily Armstrong[1]. Mantan anggota grup ini adalah Chester Bennington dan Mark Wakefield sebagai vokalis utama serta bassis Kyle Christner. Sebagai grup musik rok alternatif, Linkin Park telah bereksperimen dalam musiknya serta memasukkan genre heavy metal, hard rock, hip hop, pop, dan electronica.[2][3]
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. Silakan hapus templat ini apabila sudah lebih dari satu bulan (September 2024) |
Linkin Park | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lain |
|
Asal | Agoura Hills, California, Amerika Serikat |
Genre | |
Tahun aktif |
|
Label |
|
Artis terkait | |
Situs web | linkinpark |
Anggota | |
Mantan anggota |
|
Berdiri sejak 1996, grup musik ini mencapai ketenaran internasionalnya dengan album studio debutnya, Hybrid Theory (2000), yang memperoleh sertifikasi Diamond oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika Serikat (RIAA).[4] Dirilis selama puncak kancah nu metal, pemutaran berat single-single album di MTV memimpin singel "One Step Closer", "Crawling" dan "In the End" ke semua tangga lagu di tangga lagu Mainstream Rock; yang terakhir menyeberang ke grafik pop.[5] Album kedua Meteora (2003), meneruskan kesukesan grup ini,[6] memuncaki Billboard 200, dan diikuti tur konser yang meluas serta konser amal.[6] Setelah menempatkan nu metal dan rap metal yang makin ramah radio,[4][7] grup ini bereksperimen dengan suara eksperimental di album ketiga mereka, Minutes to Midnight (2007), yang juga memuncaki Billboard 200.[8] Pada akhir dekade, Linkin Park adalah salah satu grup musik rok paling sukses dan populer.
Linkin Park juga telah mengeksplorasi genre yang lebih luas melalui rilisnya album studio keempatnya, A Thousand Suns (2010), yang banyak memasukkan musik elektronik. Album kelimanya, Living Things (2012), menggabungkan seluruh elemen dari rekaman sebelumnya. Album keenam mereka, The Hunting Party (2014), kembali ke suara rok yang lebih keras, dan album ketujuh mereka, One More Light (2017), rekamannya kembali elektronik dan banyak mengusung unsur pop.[5][9] Linkin Park mengalami hiatus ketika vokalis lama Bennington meninggal karena bunuh diri pada Juli 2017. Pada April 2022, Shinoda mengungkapkan bahwa grup tersebut tidak sedang mengerjakan musik baru atau berencana melakukan tur di masa mendatang.
Linkin Park adalah salah satu grup musik dengan penjualan terlaris pada abad ke-21 dan artis musik terlaris di dunia, setelah menjual lebih dari 70 juta keping album di seluruh dunia.[10] Grup ini memenangkan dua Grammy Awards, enam American Music Awards, empat MTV Video Music Awards dan tiga World Music Awards. Pada tahun 2003, MTV2 mencatat Linkin Park sebagai band terbesar keenam dalam video musik era itu dan terbaik ketiga sepanjang milenium baru. Billboard menobatkan Linkin Park pada posisi ke-19 pada daftar Artis Terbaik Dekade Ini. Pada 2012, band ini terpilih sebagai artis terbesar tahun 2000-an dalam jajak pendapat Bracket Madness di VH1. Pada tahun 2014, grup ini dinyatakan sebagai "Grup Musik Rok Terbesar di Dunia Saat Ini" oleh Kerrang!. Grup ini vakum setelah Bennington meninggal dunia pada bulan Juli 2017. Pada 28 April 2020, bassis Dave Farrell mengungkapkan bahwa Linkin Park mulai mengerjakan musik baru.[11]
Grup musik ini dibentuk oleh Mike Shinoda, Rob Bourdon, dan Brad Delson saat duduk di bangku SMA.[12][13] Mereka bersekolah di Agoura High School, di Agoura Hills, California, sebuah wilayah pinggiran Los Angeles,[12][13] Setelah lulus, mereka berkarier serius di musik, merekrut Joe Hahn, Dave "Phoenix" Farrell, dan Mark Wakefield untuk membentuk grup musik yang kemudian bernama Xero. Meskipun sumber dayanya terbatas, grup ini merekam dan memproduksi lagu-lagu di studio pribadi Shinoda pada tahun 1996, dan merilis kaset demo yang diberi judul Xero,[12][14] yang dirilis pada November 1997. Meskipun demikian, tekanan dan rasa frustrasi muncul di antara mereka kala mereka tidak mendapat kontrak rekaman.[12] Kegagalan ini menyebabkan Wakefield, selaku vokalis grup, keluar untuk mencari proyek lain.[12][14] Farrell juga meninggalkan grup untuk tur bersama Tasty Snax, punk kristen dan ska rohani.[2][15]
Setelah lama mencari pengganti Wakefield, mereka merekrut Chester Bennington atas rekomendasi Jeff Blue, wakil direktur Zomba Music pada Maret 1999.[16][17] Bennington, mantan anggota grup musik post-grunge Grey Daze, yang diunggulkan karena dinamika gaya bernyanyinya yang bagus.[12] Grup ini sepakat mengganti namanya dari Xero menjadi Hybrid Theory; hubungan yang baik antara Shinoda dan Bennington mampu menghidupkan kembali grup, dan memotivasi mereka untuk mengerjakan materi baru.[12][18] Pada tahun 1999 grup ini merilis sebuah EP swajudulnya, yang diedarkan di forum-forum dengan bantuan 'tim jalanan' online.[19]
Tetapi sekali lagi, mereka harus berjuang untuk mendapatkan kontrak rekaman. Bahkan mereka meminta Jeff Blue setelah ditolak oleh label-label rekaman besar.[16] Setelah tiga kali gagal kontrak dengan Warner Bros. Records, Blue, yang kelak menjadi wakil direktur Warner Bros. Records, akhirnya bersedia membantu memuluskan jalan mereka.[20] Akan tetapi, pihak label meminta penggantian nama grup untuk menghindari ambigu dengan grup musik bernama Hybrid.[21][22] Grup mempertimbangkan nama "Plear" dan "Platinum Lotus Foundation" sebelum memutuskan pada nama Linkin Park,[23] plesetan dari Lincoln Park di Santa Monica,[12] kini bernama Christine Emerson Reed Park.[24] Untuk memperoleh domain internet "linkinpark.com", mereka mengganti kata "Lincoln" menjadi "Linkin".[22][25]
Bennington dan Shinoda keduanya melaporkan bahwa Warner Bros. Records skeptis terhadap rekaman awal Linkin Park.[26][27] A&R label tidak senang dengan pendekatan hip-hop dan gaya rok band.[26][27] Seorang perwakilan A&R menyarankan agar Bennington menurunkan atau memecat Shinoda dan secara eksklusif fokus membuat rekaman rok.[26][27] Bennington mendukung Shinoda dan menolak untuk berkompromi dengan visi Linkin Park untuk album tersebut.[26][27] Akhirnya Farrell kembali ke grup pada tahun 2000, dan grup ini menggebrak dunia dengan albumnya, Hybrid Theory, pada tahun yang sama.[16]
Linkin Park merilis album berjudul Hybrid Theory pada 24 Oktober 2000.[28][29][30] Album yang diproduseri oleh Don Gilmore ini, telah mewakili perjalanan karier band selama setengah dekade,[12] sukses terjual hingga 4,8 juta kopi sepanjang tahun pertama sejak perilisannya, serta ditetapkan sebagai album terlaris tahun 2001 dan singel seperti "Crawling" dan "One Step Closer" menjadi lagu wajib dalam daftar putar radio rok alternatif selama tahun tersebut.[2] Selain itu, singel-singel lainnya juga diperdengarkan dalam film seperti Dracula 2000, Little Nicky, dan Valentine.[2] Hybrid Theory memperoleh Penghargaan Grammy untuk Penampilan Hard Rock Terbaik untuk "Crawling" dan menjadi nominasi dalam dua penghargaan Grammy Awards lainnya: Artis Pendatang Baru Terbaik dan Album Rock Terbaik.[31] MTV menganugerahkan Video Rok Terbaik dan Penyutradaraan Terbaik untuk lagu "In the End".[12] Dengan memenangkan Penampilan Hard Rock Terbaik Grammy, Hybrid Theory telah melambungkan grup ini menuju kesuksesan arus utama.
Saat itu, Linkin Park menerima banyak sekali undangan untuk mengisi konser seperti Ozzfest, Family Values Tour, dan KROQ Almost Acoustic Christmas.[2][32] Grup ini bekerja sama dengan Jessica Sklar mendirikan kelompok penggemar resmi mereka, "Linkin Park Underground", pada November 2001.[33][34] Linkin Park juga menyelenggarakan tur sendiri, Projekt Revolution, yang menampilkan artis terkenal lainnya seperti Cypress Hill, Adema, dan Snoop Dogg.[16] Selama kurun waktu setahun, Linkin Park telah tampil di lebih dari 320 konser.[12] Pengalaman-pengalaman mereka saat konser pun didokumentasikan dalam DVD pertama mereka, Frat Party at the Pankake Festival, yang debut November 2001. Dengan kembalinya Phoenix ke grup, Linkin Park mulai menggarap remix, diberi judul Reanimation, yang memuat karya-karya dari Hybrid Theory dan trek non-album.[2] Reanimation mengawali debutnya pada 30 Juli 2002, menampilkan Black Thought, Jonathan Davis, Aaron Lewis, dan masih banyak lagi.[35] Reanimation mencapai posisi kedua di Billboard 200, serta terjual hampir 270.000 kopi selama minggu-minggu debutnya.[36] Hybrid Theory juga masuk dalam Top 100 Album RIAA.[37]
Setelah rilisnya Hybrid Theory dan Reanimation, grup musik ini menghabiskan waktunya untuk tur keliling Amerika Serikat. Di tengah-tengah kejenuhan, anggotanya memutuskan menggarap materi baru dengan menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka di studio dalam bus pariwisata pribadi mereka.[38] Band ini resmi mengumumkan produksi album studio baru pada bulan Desember 2002, yang namanya terinspirasi pegunungan batu Meteora di Yunani yang dibangun di atasnya kuil-kuil.[39] Meteora mencampur nu metal dan rap metal dengan inovasi baru, seperti penggunaan shakuhachi (suling bambu Jepang) dan alat musik lainnya.[12] Album studio kedua Linkin Park mencapai debutnya tanggal 25 Maret 2003 dan langsung menduduki posisi puncak di seluruh dunia,[12] mencapai posisi pertama di AS dan Britania Raya, dan ke-2 di Australia.[14]
Meteora telah terjual 800.000 kopi selama minggu pertama, dan masuk dalam album dengan penjualan terbaik di tangga lagu Billboard pada saat itu.[40] Singel dari album ini, seperti "Somewhere I Belong", "Breaking the Habit", "Faint", dan "Numb", mendapat perhatian di radio yang signifikan.[41] Pada Oktober 2003, Meteora terjual hampir tiga juta kopi.[42] Keberhasilan album ini membuat Linkin Park menggelar Projekt Revolution lagi, yang menampilkan band dan artis lain termasuk Mudvayne, Blindside, dan Xzibit.[12] Bahkan, Metallica mengundang Linkin Park untuk bermain di Summer Sanitarium Tour 2003, yang mencakup berbagai grup musik nu metal lain seperti Limp Bizkit, Mudvayne dan Deftones.[43] Grup ini merilis album dan DVD, berjudul Live in Texas, yang menampilkan sejumlah trek audio dan video dari penampilan grup di Texas.[12] Pada awal 2004, Linkin Park memulai tur dunia berjudul Meteora World Tour. Grup musik pendukungnya antara lain Hoobastank, POD, Story of the Year, dan Pia.[44]
Meteora telah memperoleh banyak penghargaan dan tanda kehormatan. Grup ini meraih penghargaan Video Rok Terbaik MTV untuk "Somewhere I Belong" serta Pilihan Pemirsa untuk "Breaking the Habit".[45] Linkin Park juga menerima pengakuan yang penting dalam Radio Music Awards 2004, karena memperoleh penghargaan Artis Tahun Ini dan Lagu Tahun Ini ("Numb").[45] Meskipun Meteora tidak sesukses Hybrid Theory, album ini menjadi album terlaris ketiga di Amerika Serikat selama tahun 2003.[2] Grup ini telah menghabiskan bulan-bulan awal 2004 untuk menggelar tur di seluruh dunia, pertama adalah Projekt Revolution ketiga, dan kemudian sejumlah konser di Eropa.[2] Selama masa-masa ini, hubungan grup dengan Warner Bros. Records terus memburuk karena beberapa masalah keuangan dan kepercayaan.[46] Setelah berbulan-bulan berseteru, grup ini akhirnya menciptakan kesepakatan baru pada Desember 2005.[47]
Setelah sukses dengan Meteora, anggota grup musik ini mulai berkarya di proyek sampingan.[48] Bennington muncul di lagu DJ Lethal, "State of the Art" serta menjadi vokalis supergrup Dead by Sunrise, sementara Shinoda berkolaborasi dengan Depeche Mode.[2] Pada tahun 2004, grup ini berkolaborasi dengan Jay-Z untuk memproduksi album remix berjudul Collision Course. Album, yang mencampurkan unsur-unsur lirik dan musik dari album sebelumnya dari kedua artis itu, mencapai debut pada November 2004. Shinoda juga membentuk Fort Minor sebagai proyek sampingan. Atas bantuan Jay-Z, Fort Minor merilis album debut mereka, The Rising Tied, mencapai pujian kritis.[49][50]
Linkin Park turut menggalang dana berupa uang tunai untuk korban bencana Badai Charley pada 2004 dan Badai Katrina pada 2005.[2] Grup ini menggalang dana sebesar $75.000 kepada Special Operations Warrior Foundation pada Maret 2004.[51] Grup ini juga turut memberikan bantuan dan santunan bagi korban tsunami Samudra Hindia 2004 dengan mengadakan konser amal serta penggalangan dana yang disebut Music for Relief.[52] Yang lebih penting lagi, grup ini juga tampil Live 8, serangkaian konser amal yang diadakan untuk meningkatkan kesadaran global.[53] Bersama Jay-Z, band ini tampil sepanggung di Live 8 di Philadelphia, Pennsylvania, disaksikan oleh penonton seluruh dunia.[53] Grup ini juga sepanggung dengan Jay-Z pada Acara Penganugerahan Grammy 2006, kala mereka menampilkan lagu berjudul "Numb/Encore", saat lagu ini memanangkan Kolaborasi Rap/Nyanyi Terbaik,[54] Mereka bergabung bersama dengan Paul McCartney yang menambahkan verse lagu "Yesterday". Mereka juga konser di Summer Sonic 2006, yang dipandu oleh Metallica di Jepang.[55]
Linkin Park akhirnya kembali ke studio rekaman pada tahun 2006 untuk mengerjakan materi baru. Grup ini menunjuk Rick Rubin sebagai produser. Meski rencananya album ini debut 2006, album ini ditunda rilisannya hingga 2007.[56] Bahkan mereka telah merekam 30 hingga 50 lagu pada Agustus 2006, kala Shinoda menyatakan bahwa albumnya setengah selesai.[57] Bennington menambahkan bahwa album ini akan menyimpang dari dua album sebelumnya[58] Pihak Warner Bros. Records mengumumkan bahwa album baru ini akan berjudul Minutes to Midnight dan dirilis pada 15 Mei 2007 di Amerika Serikat.[59] Setelah menghabiskan 14 bulan menggarap album, anggota band memilih memangkas 5 lagu dari 17 lagu asli. Judul album yang merujuk kepada Jam Kiamat, turut meramalkan tema lirik lagu yang baru.[60] Minutes to Midnight terjual lebih dari 625.000 kopi dalam minggu pertama, menjadikannya salah satu debut mingguan tersukses dalam beberapa tahun terakhir. Album ini juga menempati posisi teratas di tangga lagu Billboard.[61]
Singel pertamanya, "What I've Done", dirilis pada 2 April, dan tayang perdana di MTV dan Fuse dalam minggu yang sama.[62] Single ini memperoleh pujian dari para pendengar, menjadi lagu dengan peringkat teratas di tangga musik Modern Rock Tracks dan Mainstream Rock Tracks oleh Billboard.[63] Lagu ini juga digunakan sebagai jalur suara untuk film 2007, Transformers. Mike Shinoda juga tampil di lagu Styles of Beyond, "Second to None", yang juga merupakan jalur suara film tersebut. Kemudian pada tahun itu, grup ini memenangkan "Artis Alternatif Terfavorit" di American Music Awards.[64] Sisa singel album ini, "Bleed It Out", "Shadow of the Day", "Given Up", dan "Leave Out All the Rest", turut sukses dan dirilis sepanjang 2007 dan awal 2008. Grup ini juga berkolaborasi dengan Busta Rhymes dalam singelnya "We Made It", yang dirilis pada tanggal 29 April.[65]
Grup ini menghelat tur besar berjudul "Minutes to Midnight World Tour". Grup ini mempromosikan album ini dengan menggelar Projekt Revolution keempat mereka di Amerika Serikat yang menghadirkan artis lain seperti My Chemical Romance, Taking Back Sunday, HIM, Placebo, dan masih banyak lagi. Mereka juga tampil di Eropa, Asia, dan Australia termasuk gelaran Live Earth Japan pada 7 Juli 2007,[66] serta menjadi bintang utama di Donington Park, Inggris dan Edgefest di Downsview Park, Toronto, Ontario, Kanada. Grup ini menyelesaikan sisa tur Projekt Revolution keempat sebelum menggelar tur stadion di sekitar Inggris, mengunjungi Nottingham, Sheffield dan Manchester, sebelum menggelar konser selama dua malam di O2 Arena di London. Bennington menyatakan bahwa Linkin Park akan merilis album lagi setelah Minutes to Midnight.[67] Namun, ia menyatakan band ini akan memulai tur di Amerika Serikat untuk mengumpulkan inspirasi album.[67] Linkin Park memulai tur Projekt Revolution lainnya pada tahun 2008. Ini adalah pertama kalinya tur Projekt Revolution diadakan di Eropa dengan tiga pertunjukan di Jerman dan satu di Inggris. Tur Projekt Revolution juga diadakan di Amerika Serikat yang menampilkan Chris Cornell, The Bravery, Ashes Divide, Street Drum Corps, dan masih banyak lagi. Linkin Park merampungkan tur dengan konser terakhir di Texas. Mike Shinoda mengumumkan bahwa album live mereka, Road to Revolution: Live at Milton Keynes, yang merupakan rekaman video langsung dari pertunjukan Projekt Revolution di Milton Keynes Bowl pada 29 Juni 2008, resmi dirilis pada 24 November 2008.[68]
Pada Mei 2009, Linkin Park mengumumkan bahwa grup ini akan mengerjakan album studio keempat, yang rencananya akan dirilis pada tahun 2010. Shinoda mengatakan kepada IGN bahwa genre album baru itu akan 'bercampur-campur', saat dirinya membedah elemen album Minutes to Midnight.[69] Ia juga menyebut bahwa album ini lebih eksperimental dan berharap "lebih mutakhir".[70] Bennington juga mengonfirmasi kepada media massa bahwa Rick Rubin turut memproduseri album baru ini. Grup ini mengumumkan bahwa album ini berjudul A Thousand Suns.[71] Saat mengerjakan album baru, Linkin Park bekerja dengan komponis film Hans Zimmer dalam memproduksi musik film untuk Transformers: Revenge of the Fallen.[72] Grup ini merilis singel film berjudul "New Divide". Joe Hahn membuat video musik untuk lagu tersebut, yang menampilkan cuplikan film.[73] Pada 22 Juni, Linkin Park menampilkan set konser pendek di Westwood Village setelah penayangan perdana film.[74] Setelah merampungkan pekerjaan di film Transformers: Revenge of the Fallen, grup ini kembali ke studio untuk mengerjakan album.[75]
Pada tanggal 26 April, grup ini merilis permainan video 8-Bit Rebbelion!, untuk iPhone, iPod Touch, dan iPad, Permainan video ini menampilkan anggota band sebagai tokoh utama, dan lagu baru berjudul "BlackBirds" dapat dibuka dengan menyelesaikan permainan. Lagu ini juga kemudian dirilis sebagai bonus A Thousand Suns di iTunes [76]
A Thousand Suns dirilis pada 14 September. Singel perdananya, "The Catalyst", dirilis pada 2 Agustus. Grup ini mempromosikan album dengan menggelar tur, yang dimulai di Los Angeles pada 7 September.[77][78][79] Linkin Park juga menggunakan media sosial MySpace untuk mempromosikan album mereka, merilis dua lagu tambahan, "Waiting for the End" dan "Blackout" pada 8 September.[80][81][82][83] Selanjutnya, film dokumenter tentang penggarapan album, yang berjudul Meeting of A Thousand Suns, tersedia di halaman MySpace milik grup. Pada tanggal 31 Agustus 2010, band ini mengumumkan akan menggelar konser perdananya di MTV Video Music Awards 2010 pada tanggal 12 September 2010.[84] Singel debut ini digelar di Observatorium Griffith, lokasi ikonik yang digunakan dalam film-film Hollywood.[85][86][87] "Waiting for the End" dirilis sebagai singel kedua dari A Thousand Suns.[88][89]
Linkin Park menduduki posisi ke-8 dalam Billboard Social 50, tangga keaktifan artis musik di situs jejaring sosial terkemuka dunia.[90] Dalam tangga lagu akhir tahun Billboard lainnya, grup ini menduduki posisi ke-92 pada "Top Artists",[91] sedangkan A Thousand Suns menduduki posisi ke-53 pada tangga akhir tahun Billboard Top 200[92] serta ke-7 di Album Rok Akhir Tahun 2010. "The Catalyst" mencapai posisi ke-40 pada Lagu Rok Akhir Tahun.[93]
Band ini masuk dalam enam nominasi Billboard Awards pada 2011 untuk Top Duet atau Group, Album Rock Terbaik untuk A Thousand Suns, Artis Rock Top, Artis Alternatif Top, Lagu Alternatif Top untuk "Waiting for the End", dan Album Alternatif Teratas untuk A Thousand Suns, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil memenanginya.[94] Band ini juga masuk dalam tangga lagu akhir tahun Billboard pada tahun 2011. Grup ini masuk dalam posisi ke-39 dalam tangga Artis Top[95] ke-84 dalam Billboard 200,[96] ke-11 dalam Social 50,[97] ke-6 dalam Top Rock Artists,[98] ke-9 dalam Rock Songs Artists,[99] ke-16 dalam Rock Albums,[100] ke-4 dalam Hard Rock Albums,[101] dan ke-7 dalam Alternative Songs.[102]
Pada Juli 2011, Bennington mengatakan kepada Rolling Stone bahwa Linkin Park menargetkan untuk merilis album baru setiap 18 bulan dan ia akan syok jika album baru tidak selesai pada 2012. Tetapi kemudian, melalui penuturan Bennington yang terungkap dalam wawancara lain pada bulan September 2011, bahwa band ini ternyata masih dalam fase awal untuk membuat album berikutnya, dengan mengatakan "Kami agaknya baru memulai. Kami ingin menjaga agar kreativitas agar tetap mengalir, sehingga kami berusaha terus untuk melakukannya... kami menyukai arah pencapaian tersebut".[103] Kemudian, pada 28 Maret 2012, Shinoda mengonfirmasi bahwa grup ini menjalani syuting video musik untuk lagu "Burn It Down".[104][105] Joe Hahn menjadi sutradara di video musiknya.[106] Shinoda berbicara kepada Co.Create tentang sampul album, mengatakan bahwa album itu akan "menggemparkan mereka [para penggemar]... rata-rata orang akan penasaran. Aku tahu itu benar-benar baru, ini bukan sekadar gambar melainkan bagaimana cara membuat gambar benar-benar tampil baru. Begitu".[107]
Pada 15 April 2012, Shinoda mengumumkan bahwa Living Things akan menjadi judul baru dari album kelima Linkin Park.[108] Frasa Living Things dipilih karena album ini bertemakan manusia, hubungan antarsesama pribadi, dan jauh lebih pribadi daripada album sebelumnya.[109] Linkin Park mempromosikan album ini pada perhelatan Honda Civic Tour 2012, dengan didampingi oleh penampilan Incubus. Band ini menampilkan lagu "Burn It Down" dalam 2012 Billboard Music Awards. Pada 24 Mei, grup ini merilis video musik untuk "Burn It Down" serta menampilkan debut "Lies Greed Misery", lagu lain dari Living Things, di BBC Radio 1."Powerless", lagu ke-12 album serta penutup album ini, diperdengarkan dalam kredit film Abraham Lincoln: Vampire Hunter.[110]
Living Things terjual lebih dari 223.000 kopi selama minggu debutnya, menduduki posisi pertama di US Album Chart.[111] Singel "Castle of Glass", dinominasikan sebagai 'Lagu Terbaik dalam Permainan' di Spike Video Game Awards 2012. Band ini tampil di acara penganugerahan pada 7 Desember, tetapi kalah dari lagu "Cities" oleh Beck.[112] Linkin Park juga konser di Festival Soundwave Australia, serta membagi panggung mereka dengan Metallica, Paramore, Slayer, dan Sum 41.[113]
Pada 10 Agustus 2013, grup ini berkolaborasi dengan musisi Amerika Steve Aoki untuk merekam lagu "A Light That Never Comes" untuk permainan teka-teki aksi daring Linkin Park, LP Recharge (kependekan dari Linkin Park Recharge), yang diluncurkan di Facebook dan situs web resmi LP Recharge pada 12 September 2013. Pada hari peluncuran game, Linkin Park membuat kiriman di Facebook, menjelaskan bahwa lagu yang digunakan untuk mempromosikan permainan akan dimasukkan dalam album remix baru, berjudul Recharged, yang dirilis pada 29 Oktober 2013 di CD, vinil, dan unduhan digital. Mirip dengan Reanimation, album ini menampilkan remix dari sepuluh lagu dari Living Things, dengan kontribusi dari artis lain, seperti Ryu of Styles of Beyond, Pusha T, Datsik, KillSonik, Bun B, Money Mark, dan Rick Rubin.[114][115] Band ini juga mengerjakan jalur suara untuk film Mall, yang disutradarai oleh Joe Hahn.[116]
Shinoda mengonfirmasi dalam wawancara dengan Fuse bahwa Linkin Park sudah mulai merekam album studio keenam mereka pada Mei 2013.[117] Band ini merilis singel pertama dari album berikutnya, berjudul, "Guilty All the Same " pada 6 Maret 2014 melalui Shazam.[118] Singel ini kelak dirilis pada hari berikutnya oleh Warner Bros. Records dan mencapai debutnya pada posisi ke-28 di tangga lagu Billboard Rock Airplay sebelum memuncaki posisi pertama di tangga lagu Mainstream Rock pada minggu-minggu berikutnya.[119][120] Tak lama setelah merilis lagu ini, grup ini mengumumkan album keenam mereka akan berjudul The Hunting Party. Album ini diproduksi oleh Shinoda dan Delson, yang ingin mengeksplorasi unsur-unsur musik dari Hybrid Theory dan materi grup sebelumnya.[121] Shinoda berkomentar bahwa album ini adalah "rekaman rok tahun '90-an". Ia berkata, "Ini rekaman rok. Sangat keras dan rok, tapi bukan dalam artian yang kamu dengar sebelumnya, yang lebih seperti hardcore-punk-thrash '90-an.'[122] Album ini juga menyertakan kontribusi rapper Rakim, Page Hamilton dari Helmet, Tom Morello dari Rage Against the Machine, dan Daron Malakian dari System of a Down.[123][124] The Hunting Party dirilis pada 13 Juni 2014, di sebagian besar negara, dan kemudian di Amerika Serikat pada 17 Juni.[125]
Linkin Park menggelar konser di Download Festival pada 14 Juni 2014, tempat memainkan album debut mereka, Hybrid Theory, secara keseluruhan.[126][127][128] Linkin Park menjadi salah satu bintang dalam pertunjukan Rock am Ring dan Rock im Park pada 2014, bersama Metallica, Kings of Leon dan Iron Maiden.[129][130] Mereka juga tampil lagi bersama Iron Maiden di Greenfield Festival pada bulan Juli.[131] Pada 22 Juni, Linkin Park menggelar konser tak terjadwalkan sebagai bintang utama di Vans Warped Tour; mereka bermain bersama Issues, The Devil Wears Prada, A Day To Remember, Yellowcard, Breathe Carolina, Finch, dan Machine Gun Kelly.[132] Pada Januari 2015, band ini menggelar tur untuk merilis album The Hunting Party, yang terdiri dari 17 konser di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Tur dibatalkan setelah hanya tiga konser ketika Bennington cedera pergelangan kakinya.[133][134] Pada 9 Mei, Linkin Park tampil di edisi pertama Rock in Rio Amerika Serikat, sebagai grup pendukung Metallica.[135]
Pada 9 November 2014, MTV Europe menobatkan Linkin Park sebagai "Artis Rock Terbaik" tahun 2014 pada acara penganugerahan tahunan mereka.[136] Grup ini juga dinobatkan sebagai 'Grup musik Rok Terbaik' dan 'Artis Live Terbaik' tahun 2014 di Penghargaan Loudwire.[137] Revolver menobatkan The Hunting Party sebagai album terbaik keempat tahun 2014.[138] Dalam sebuah wawancara dengan AltWire pada 4 Mei, Shinoda membedah album The Hunting Party serta berkomentar tentang masa depan Linkin Park, dengan berkata, "Aku sangat senang dengan tanggapan The Hunting Party, dan aku pikir kami siap untuk pindah ke suatu tempat baru di album berikutnya, yang akan datang [tahun 2016]".[139]
Linkin Park berkolaborasi lagi dengan Steve Aoki dalam lagu "Darker Than Blood" untuk album Aoki Neon Future II, yang dirilis pada Mei 2015.[140] Pratayangnya diputar selama penampilan Aoki pada 28 Februari 2015 di Aragon Ballroom di Chicago, Illinois.[141] Lagu ini mencapai debut di Twitch pada 13 April dan dirilis pada 14 April.[142]
Linkin Park tampil pada upacara penutupan BlizzCon 2015, sebuah acara pameran permainan video Blizzard.[143]
Pada November 2015, Linkin Park mulai mengerjakan materi baru untuk album studio ketujuh.[144] Chester Bennington mengomentari arahannya, "Kami punya banyak materi luar biasa yang kuharap menantang bagi penggemar kami dan mau mengilhami mereka seperti halnya kami."[145] Pada bulan Februari 2017, Linkin Park merilis video promosi di akun jejaring sosial mereka, yang menampilkan Shinoda dan Bennington sedang mempersiapkan materi baru untuk album tersebut.[146] Mike Shinoda menyatakan band sedang menjalani suatu proses kala produksi. Brad Delson menjelaskan: "Kami sudah membuat banyak rekaman dan kami tahu cara membuat rekaman namun tidak mengambil jalan keluar semudah itu."[147]
Singel pertama album tersebut adalah "Heavy" dan menampilkan penyanyi pop Kiiara, dan untuk pertama kalinya Linkin Park berduet dengan penyanyi wanita. Liriknya diciptakan Linkin Park bersama Julia Michaels dan Justin Tranter.[148] Singel ini dirilis sebagai unduhan digital pada 16 Februari.[149][150][151] Sebagaimana yang juga dilakukan sebelumnya, Linkin Park mengirim pesan rahasia secara daring untuk album baru. Sampul album diungkapkan melalui teka-teki digital di seantero media sosial; sampulnya menampilkan enam bocah bermain di pantai.[152] Album ini berjudul One More Light, dirilis pada 19 Mei 2017.[9][153]
Bennington diketahui meninggal karena gantung diri pada 20 Juli 2017.[154] Shinoda mengkonfirmasi kematian Bennington di Twitter, menulis bahwa dirinya, "terkejut dan turut berduka, tapi itu benar terjadi. Pernyataan resmi akan segera muncul nanti."[155] Grup ini merilis lagu "Talking to Myself" sebelumnya hari itu.[156] Sehari setelah kematian Bennington, band ini resmi membatalkan One More Light World Tour leg Amerika Utara.[157]
Pada pagi hari, kira-kira empat hari setelah kematian, Linkin Park merilis pernyataan resmi di situs web mereka sebagai penghormatan kepada Bennington.[158] Pada 28 Juli, Shinoda mengumumkan bahwa sumbangan amal di Music for Relief akan dialihkan ke One More Light Fund, yang didirikan untuk mengenang Bennington.[159] Pada tanggal 4 Agustus, kala band ini awalnya dijadwalkan untuk tampil di acara Good Morning America, putri Chris Cornell yang berusia dua belas tahun Toni (yang juga anak baptis Bennington) muncul bersama OneRepublic untuk menyanyikan lagu Leonard Cohen "Hallelujah" sebagai penghargaan untuk Bennington dan ayahnya.[160] Bennington sebelumnya menyanyikan lagu itu di acara pemakaman Cornell, yang juga meninggal karena gantung diri dua bulan sebelumnya.[160]
Pada tanggal 22 Agustus, Linkin Park mengumumkan rencana menggelar konser di Los Angeles untuk menghormati jasa-jasa Bennington. Band ini berterima kasih kepada para penggemar atas dukungan mereka, dengan menyatakan, "Kami berlima sungguh berterima kasih atas semua dukungan kalian semua dalam rangka menyembuhkan duka lara dan membangun masa depan Linkin Park".[161] Konser yang berjudul Linkin Park and Friends: Celebrate Life in Honor of Chester Bennington, digelar pada 27 Oktober di Hollywood Bowl. Acara ini merupakan konser pertama pasca-kematian Bennington.[162][163] Acara ini mengundang penampilan tamu yang membawakan lagu-lagu Linkin Park diiringi band.[164] Acara ini digelar lebih dari tiga jam dan disiarkan langsung melalui YouTube.[165]
Pada November 2017, grup ini mengumumkan bahwa album live yang dibuat dari tur terakhir mereka dengan Bennington, berjudul One More Light Live, akan dirilis pada 15 Desember.[166] Pada 19 November, Linkin Park menerima penghargaan Artis Alternatif Terfavorit dalam perhelatan American Music Awards dan didedikasikan kepada Bennington.[167]
Saat mengadakan siaran langsung di Instagram pada 17 Desember 2017, Shinoda ditanya akankah Linkin Park akan menggelar konser dengan tiruan atau rekaman suara Bennington di masa depan. Ia membalas, "Bisakah kami meniru Chester? Aku bahkan tidak mau berpikir tentang tiruan Chester. Aku sebenarnya pernah mendengar ada orang lain di luar grup menyarankan itu, tetapi bagiku tidak mungkin. Aku tidak bisa melakukannya." [168]
Pada 28 Januari 2018, Shinoda membalas kicauan Twitter dari seorang penggemar yang menanyakan masa depan Linkin Park, menulis, "Aku masih berniat melanjutkan LP, dan orang juga menginginkan itu. Kami butuh banyak perbaikan kembali, dan pertanyaan yang siap dijawab, sehingga butuh banyak waktu."[169] Namun, pada 29 Maret 2018, Shinoda menyatakan bahwa dia kurang yakin dengan masa depan Linkin Park ketika diwawancarai oleh Vulture.[170]
Bahkan pada 17 April 2018, grup ini dinominasikan dalam tiga penghargaan di Billboard Music Awards tahun 2018, tetapi tidak memenangkan satu pun.[171]
Grup ini meraih Prestasi Musik Seumur Hidup dalam acara The George and Ira Gershwin Award di UCLA pada 18 Mei 2018.[172]
Pada 18 Februari 2019, Mike Shinoda berkata dalam wawancarara bahwa grup itu telah membuka kesempatan ide apa yang hendak diputuskan untuk masa depan Linkin Park. Shinoda menyatakan, "Aku tahu orang-orang, mereka suka berada di panggung, di studio, dan andaikan saja tidak, aku tidak tahu, sepertinya jadi kurang waras." Ketika ditanya tentang masa depan tanpa Bennington, Shinoda menyatakan, “Bukan saatnya aku mencari penyanyi baru. Jika itu terjadi, harusnya muncul secara alami. Jika sudah menemukan seseorang yang hebat dan cocok dengan gayanya, aku bisa mencoba melakukannya dengan siapa pun juga. Aku tidak akan berpikir kalau kami bersedia mengganti Chester.”[173] Sejak meninggalnya Bennington hingga 2020, band ini menjadi vakum.[174]
Pada 28 April 2020, bassis Dave Farrell memberi tanda bahwa mereka akan mengerjakan musik baru.[11] Pada 13 Agustus, grup ini merilis "She Couldn't", sebuah lagu yang awalnya direkam pada 1999, dan dimasukkan dalam edisi ulang tahun ke-20 album debut mereka Hybrid Theory, dirilis pada 9 Oktober.[175]
Pada 8 Januari 2021, Linkin Park merilis remix dari "One Step Closer" oleh duo elektronik Amerika 100 Gecs. Grup ini mengungkapkan itu adalah yang pertama dari banyak remix baru yang terinspirasi oleh Reanimation yang akan datang.[176]
Pada tanggal 29 Oktober 2021, ketika ditanya tentang status keaktifan grup, Mike Shinoda berkata, "Kini bukan saatnya [untuk kembalinya band]. Kami sudah tak fokus lagi. Kami tidak memiliki perhitungan yang memuaskan. Maksudku, bukan soal hitung-hitungan duit, tapi hitung-hitungan emosi dan kreativitas.[177] Pada April 2022, Shinoda menegaskan kembali bahwa grup ini sudah tidak lagi mengerjakan album baru, musik baru, atau tur.[178][179]
Pada 19 Januari 2010, Linkin Park merilis lagu berjudul "Not Alone" yang dimasukkan dalam kompilasi Music for Relief berjudul Download to Donate for Haiti sebagai wujud peduli Gempa Haiti.[180][181][182] Pada 10 Februari 2010, Linkin Park merilis video musik resmi di beranda situs mereka.[181][182] Singel itu dirilis 21 Oktober 2011.
Pada tanggal 11 Januari 2011, versi terbaru Download to Donate for Haiti diluncurkan, berjudul Download to Donate for Haiti V2.0, tetapi lebih banyak lagu untuk diunduh.[183] Versi album ini juga menyertakan remix Keaton Hashimoto untuk lagu "The Catalyst" dari ajang lomba "Linkin Park featuring You".[183]
Shinoda juga membuatkan dua desain kaus untuk disumbangkan kepada Music for Relief untuk membantu para korban bencana gempa bumi dan tsunami Tohoku 2011/[184][185] Music for Relief merilis kompilasi Download to Donate: Tsunami Relief Japan, yang kemudian disumbangkan kepada Save the Children.[186] Band ini merilis lagu berjudul "Issho Ni", yang berarti "Kita Bersama", pada 22 Maret 2011 melalui Download to Donate: Tsunami Relief Japan.[187]
Setelah Topan Haiyan pada 2013, Linkin Park bermain di Club Nokia dalam gelaran "Music for Relief: Concert for the Philippines" di Los Angeles, dan menggalang dana untuk korban.[188][189] Acara ini disiarkan di AXS TV pada 15 Februari.[188][189] Artis lain yang juga ikut mengisi konser adalah The Offspring, Bad Religion, Heart, dan The Filharmonic.[188][189]
Linkin Park telah banyak menggabungkan unsur musik rok, hip hop, dan electronica, dan tergolong sebagai grup musik rok alternatif,[2][3][190][191] nu metal,[2][3][192][193] metal alternatif,[194][195] rap rock,[2][194][196][197] rok elektronik,[190][195] hard rock,[198] hip hop,[3][198] rap metal,[2] pop,[3][196] industrial rock [190][199] dan pop rock.[200] Meski dikatakan nu metal, grup itu tidak suka disebut "nu metal".[201]
Baik Hybrid Theory maupun Meteora memadukan suara-suara metal alternatif,[194][202][203] nu metal,[204][205][206] rap rock,[205][207] rap metal,[208] dan rok alternatif[209][210] yang dipengaruhi hip hop dan elektronika[211][212] dengan menggunakan pemrograman suara dan penyintesis. William Ruhlmann dari AllMusic menganggapnya "pendatang baru gaya bermusik yang sudah ada,"[213] sedangkan Rolling Stone mendeskripsikan lagu "Breaking the Habit" sebagai "seni yang indah".[214]
Pada album Minutes to Midnight, band ini bereksperimen dengan genre dan gaya yang lebih luas; Los Angeles Times telah membandingkannya dengan karya-karya U2.[215] Hanya ada dua lagu yang memiliki rap dan kebanyakan lagu-lagunya bersifat rok alternatif.[216][217] Vokal Chester Bennington dan Mike Shinoda dianggap sebagai bagian terpenting dari lagu-lagu Linkin Park, dengan Bennington selaku vokalis utama dan Shinoda sebagai rapper. Dalam album ketiga grup, Minutes to Midnight, Shinoda menyanyikan vokal utama di "In Between", "Hands Held High", dan di sisi-B "No Roads Left". Pada kebanyakan lagu dari album A Thousand Suns, termasuk singelnya ("The Catalyst", "Burning in the Skies", "Iridescent"), keduanya justru bernyanyi. Album ini dianggap sebagai titik balik sepanjang karier band, serta banyak menekankan electronica.[218][219] James Montgomery dari MTV telah membandingkan rekaman itu dengan album Radiohead Kid A,[220] sementara Jordy Kasko dari Review, Rinse, Repeat membandingkan album tersebut dengan album Kid A dan album Pink Floyd, The Dark Side of the Moon.[221] Sementara itu, Shinoda justru menganggap musiknya dipengaruhi Chuck D dan Public Enemy. Ia menjelaskan, "Public Enemy tampil 'tiga dimensi' dengan rekaman mereka karena meski terasa politis, banyak hal lain yang juga ikut dibahas. Aku pun berpikir betapa tiga dimensinya aku merekam lagu, tentu tanpa meniru mereka, dan ingin menunjukkan seberapa kreativitas kita."[222] Bahkan mereka juga menyertakan rekaman pidato tokoh-tokoh politik Amerika.[223] A Thousand Suns dikategorikan sebagai trip hop,[224] rok elektronik,[225][226] ambien,[224] rok alternatif,[227] industrial rock,[228] rok eksperimental,[229] rap rock,[230] dan rok progresif.[231]
Album kelima Living Things juga tergolong elektronik, tetapi banyak memasukkan elemen lain sehingga makin keras.[232][233] Grup ini kemudian kembali ke suara yang lebih keras melalui album The Hunting Party, yang digambarkan sebagai metal alternatif,[234][235][236] nu metal,[237] hard rock,[234][238] rap rock,[239] dan rap metal.[240] Album ketujuh mereka, One More Light, merupakan album pop,[241][242] pop rok,[243][244] dan electropop.[245]
Linkin Park banyak dipengaruhi grup musik Limp Bizkit, Soundgarden, Alice in Chains, Pearl Jam, Stone Temple Pilots, Jane's Addiction, Nine Inch Nails, Ministry, Skinny Puppy, Machines of Loving Grace, Metallica, Refused, Minor Threat, Fugazi, Descendents, Misfits, Beastie Boys, Run-DMC, A Tribe Called Quest, Rob Base and DJ EZ Rock, N.W.A., Public Enemy, KRS-One, Boogie Down Productions, Led Zeppelin, Rage Against the Machine, dan The Beatles.[246][247][248][249]
Linkin Park telah menjual 70 juta kopi rekaman di seluruh dunia.[250][251] Album studio pertamanya, Hybrid Theory tercatat sebagai album terlaris di Amerika Serikat (11 juta kopi) dan seluruh dunia (30 juta kopi).[252] Billboard memperkirakan penghasilan Linkin Park sebesar US$5 juta antara Mei 2011 dan Mei 2012, menjadikannya sebagai artis musik dengan gaji terbesar ke-40.[253] Sebelas singel grup juga memuncaki tangga lagu Billboard Alternative Songs, menjadikannya terbanyak nomor dua untuk semua artis.[254]
Pada tahun 2003, MTV2 menobatkan Linkin Park sebagai grup musik terbesar keenam pada era video musik dan ketiga sepanjang milenium baru.[255] Billboard menempatkan Linkin Park pada posisi ke-19 Daftar Artis Terbaik Dekade Ini.[256] Grup ini juga terpilih sebagai artis terbaik tahun 2000-an dalam jajak pendapat Bracket Madness di VH1.[257] Pada tahun 2014, grup ini ditetapkan sebagai Grup Musik Rok Terbesar di Dunia Saat Ini oleh Kerrang!.[258][259] Pada 2015, Kerrang! memosisikan "In the End" dan "Final Masquerade" dua posisi teratas di Kerrang! Rock 100.[260]
Linkin Park juga menjadi grup musik rok pertama yang menerima lebih dari satu miliar hits YouTube.[261] Halaman Facebook Linkin Park bahkan menjadi halaman ke-15 paling disukai di Facebook, artis ke-10 yang paling disukai, dan grup paling disukai disusul oleh The Black Eyed Peas.[262] Di Spotify, "lagu abadi" dari layanan tersebut ditempati oleh "Numb " pada posisi ketiga dan "In the End" pada posisi keenam. Keduanya menjadikan Linkin Park satu-satunya artis yang memiliki dua lagu abadi dalam sepuluh besar.[263]
Hybrid Theory telah dimasukkan dalam buku 1001 Albums You Must Hear Before You Die, serta mendapatkan posisi ke-11 Billboard 's Hot 200 Album Dekade Ini.[264] Selain itu album ini masuk dalam Best of 2001 oleh Record Collector, 150 Album Terbaik Sepanjang Generasi oleh Rock Sound dan 50 Album Rock Terbaik tahun 2000-an oleh Kerrang!. Album Meteora dimasukkan dalam Top 200 Album Dekade Ini oleh Billboard di posisi ke-36. Album ini terjual 20 juta kopi di seluruh dunia. Collision Course, EP kolaborasi dengan Jay-Z, menjadi EP kedua yang memuncaki Billboard 200, terjual lebih dari 300.000 kopi dalam minggu pertama setelah album Alice in the Chains Jar of Flies pada tahun 1994. Di Amerika Serikat, album Minutes to Midnight menjadi album dengan penjualan minggu pertama terbanyak pada 200, dengan 625.000 kopi terjual.[265] Di Kanada, album ini terjual lebih dari 50.000 kopi di minggu pertama serta mencapai debutnya di posisi pertama pada Canadian Albums Chart. Di seluruh dunia, album ini telah dipasarkan sebanyak 3,3 juta kopi dalam empat minggu pertama rilis.[266]
Jon Caramanica dari The New York Times telah berkomentar bahwa Linkin Park "membawa perpaduan hard rock dan hip-hop menuju puncak estetika dan komersial" pada awal tahun 2000-an.[267] Beberapa musikus rok dan non-rok juga mengutip grup ini sebagai pengaruh bermusiknya, seperti Proyecto Eskhata,[268] Of Mice & Men,[269] Kutless,[270] My Heart to Fear,[271] Ill Niño,[272] One Ok Rock,[273] Bishop Nehru,[274] Misono, From Ashes to New,[275] Bring Me the Horizon,[276] Coldrain,[277] Red, Girl on Fire, Alt-j,[278] Manafest, Spyair,[279] Hardy,[280] Silentó,[281] 3OH! 3,[282] The Prom Kings,[282] I Prevail,[283] Crossfaith,[284] AJ Tracey,[285] Kiiara,[286] The Chainsmokers,[287] Lupe Fiasco,[288][289] The Devil Wears Prada,[290] Kevin Rudolf,[282] Steve Aoki,[291] Blackbear,[292] Amber Liu,[293] Machine Gun Kelly,[294] Billie Eilish,[295] Tokio Hotel,[282] the Weeknd,[296] Stormzy,[297] Duki,[298] dan Imagine Dragon.[299]
Pada tanggal 20 Agustus 2020, ulang tahun ke-20 mereka, Linkin Park berkolaborasi dengan game ritme realitas virtual Beat Saber untuk merilis 11 peta berdasarkan lagu-lagu mereka.[300]
Anggota sekarang
|
Mantan anggota
Musisi sesi dan tur |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.