Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Mahkamah Agung Singapura
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Mahkamah Agung Republik Singapura (bahasa Inggris: Supreme Court of the Republic of Singapore) adalah salah satu dari dua macam lembaga peradilan dalam sistem kehakiman di Singapura selain Pengadilan Negeri. Mahkamah Agung terdiri atas dua kamar, yaitu Mahkamah Rayuan (bahasa Inggris: Court of Appeal of Singapore) dan Mahkamah Tinggi (bahasa Inggris: High Court of Singapore).
Mahkamah Rayuan mendengarkan banding dalam perkara pidana dan perdata dari Mahkamah Tinggi. Mahkamah Rayuan juga dapat menentukan dasar hukum dari putusan banding yang didengarnya dari Mahkamah Tinggi, dan juga mana-mana dasar hukum yang menjadi kepentingan publik dalam perkara banding sebauh pengadilan yang lebih rendah kepada Mahkamah Tinggi, yang disimpan oleh Mahkamah Tinggi untuk banding ke Mahkamah Rayuan.
Kewenangan Mahkamah Tinggi meliputi perkara perdata yang nilainya melampaui S$250,000; perkara pertanahan yang nilainya melampaui S$3 juta atau melibatkan resealing of a foreign grant; dan perkara hukum keluarga yang melibatkan aset senilai S$1.5 juta atau melampauinya. Mahkamah Tinggi juga mengadili perkara yang dapat dipidana dengan hukuman mati[1] atau hukuman penjara melampaui sepuluh tahun atau perkara pidana yang tidak dapat diberikan pembebasan bersyarat (non-bailable offences).
Remove ads
Rumah tangga
Ringkasan
Perspektif

Pasal 93 Konstitusi Singapura[2] menyatakan bahwa Mahkamah Agung dan Pengadilan Negeri melaksanakan kekuasaan kehakiman di Republik Singapura. Ketua Hakim adalah kepala kekuasaan kehakiman.
Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi dan court of record.[3] Kewenangan utama Mahkamah Agung adalah mendengar dan memutuskan perkara perdata dan pidana dari lembaga peradilan di bawahnya. Sebagai court of record, Mahkamah Agung menyimpan catatan dan berkas peradilannya. Mahkamah Rayuan adalah kamar yang lebih tinggi, sedangkan Mahkamah Tinggi adalah kamar yang lebih rendah.[3][4]
Majelis hakim Mahkamah Agung terdiri atas Ketua Hakim, Hakim-hakim Mahkamah Rayuan, Ketua Mahkamah Tinggi, Hakim-hakim Mahkamah Tinggi, dan Komisioner Kehakiman yang bertugas pada Mahkamah Tinggi. Para pejabat tersebut diangkat oleh Presiden atas nasihat Perdana Menteri. Sebelum mengangkat hakim-hakim Mahkamah Rayuan, hakim Mahkamah Tinggi, dan Komisioner Kehakiman, Perdana Menteri juga harus meminta nasihat dari Ketua Hakim sebelum memberikan pertimbangannya kepada Presiden.[5] Syarat untuk menjadi hakim Mahkamah Agung adalah seseorang sudah lebih dari sepuluh tahun memenuhi syarat yang ditentukan oleh Legal Profession Act[6] atau anggota Dinas Kehakiman, atau keduanya.[7]
Mahkamah Rayuan dipimpin oleh Ketua Hakim Singapura, yang bertindak selaku ketua pengadilan, dan para hakim anggota. Dalam hal Ketua Hakim berhalangan, maka posisinya digantikan berturut-turut oleh Wakil Ketua Mahkamah Rayuan, hakim-hakim anggota Mahkamah Rayuan yang tidak menjabat sebagai Wakil Ketua, dan para hakim Mahkamah Tinggi.[8][9] Ketua Hakim dapat meminta hakim-hakim Mahkamah Tinggi untuk duduk sebagai hakim Mahkamah Rayuan dalam memutus sebuah perkara yang khusus.[10] Ketua Hakim berwenang untuk mengangkat seorang hakim Mahkamah Rayuan sebagai wakil ketua,[11] dan Hakim Chao Hick Tin telah menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Rayuan sejak 18 April 2008.[12] Dalam memutus sebuah perkara, Mahkamah Rayuan duduk sebagai majelis hakim yang beranggotakan tiga orang hakim, termasuk Ketua Hakim Singapura. Jika diperlukan, Mahkamah dapat bersidang dengan lima orang hakim atau lebih.[13] Perkara banding tertentu, seperti perkara yang memohonkan interlocutory orders, disidangkan dengan dua orang hakim.[14]
Mahkamah Tinggi terdiri atas Ketua Mahkamah Tinggi, Hakim-hakim, dan Komisioner Kehakiman yang memiliki kekuasaan dan imunitas yang sama dengan seorang hakim karier.[15][16] Sidang pada Mahkamah Tinggi dilakukan dengan hakim tunggal, kecuali ditentukan sebaliknya.[17] Hakim-hakim Mahkamah Rayuan dapat duduk di Mahkamah Tinggi sebagai hakim anggota.[18]
Remove ads
Kewenangan
Ringkasan
Perspektif
Mahkamah Rayuan
Mahkamah Rayuan memiliki kewenangan absolut atas banding perkara perdata dan pidana. Pengadilan ini tidak memiliki kewenangan pertama (original jurisdiction) atas perkara hukum apapun, sehingga tidak ada persidangan pertama yang dapat digelar di Mahkamah Rayuan. Secara umum, Mahkamah Rayuan memeriksa permohonan banding dari putusan Mahkamah Tinggi yang berasal dari kewenangan pertama maupun banding pengadilan tersebut, yaitu perkara yang dimulai persidangannya pada Mahkamah Tinggi atau perkara yang diajukan banding ke Mahkamah Tinggi dari Pengadilan Negeri.[19]
Dalam perkara pidana, Mahkamah Rayuan hanya berwenang memeriksa perkara yang diajukan permohonan bandingnya dari putusan Mahkamah Tinggi. Perkara yang dimulai sidangnya dari Pengadilan Negeri dan diputus bandingnya oleh Mahkamah Tinggi tidak dapat diajukan banding ke Mahkamah Rayuan,[20] dengan perkecualian perkara yang dapat memunculkan question of law terhadap peraturan perundang-undangan tertentu.[21]
Mahkamah Tinggi
Mahkamah Tinggi memeriksa perkara perdata dan pidana dalam dua macam bentuk: sebagai pengadilan pertama (court of first instance), atau sebagai pemeriksa banding dari perkara yang telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri. Dengan perkecualian tertentu, Mahkamah Tinggi memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutuskan mana-mana tindakan in personam (yang diperbuat terhadap seseorang yang tertentu) di mana si terdakwa/penggugat telah diberikan surat panggilan menghadap pengadilan atau cara memanggil lain di dalam maupun di luar wilayah Singapura, atau jika terdakwa/penggugat memilih tunduk pada kewenangan pengadilan.[22]
Kewenangan Mahkamah Tinggi antara lain:
- Memeriksa perkara judicial review,[23] baik itu pemeriksaan konstitusionalitas sebuah peraturan perundang-undangan terhadap Konstitusi[24] atau pemeriksaan tindakan administratif;[25]
- Menyidangkan perkara perdata yang nilainya melampaui S$250,000[26] atau jika terkait resealing of a foreign grant of probate atau letters of administration;[27]
- Menyidangkan perkara wasiat yang nilainya melampaui S$3 juta;[28]
- Menyidangkan perkara hukum kelautan, hukum kebangkrutan, dan pembubaran perusahaan;[29]
- Menyindangkan perkara perceraian dan harta gana-gini yang dipersengketakan dan bernilai S$1.5 juta atau lebih (contested application for the division of matrimonial assets), serta mengangkat dan mengawasi wali untuk anak di bawah umur dan orang dengan gangguan jiwa.[30][31][32][33][34]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads