Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Massive Ordnance Penetrator

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Massive Ordnance Penetrator
Remove ads

GBU‑57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) adalah bom canggih berpenuntun GPS dan sekaligus bom bunker buster terbesar dalam persenjataan konvensional militer AS. Dikembangkan oleh Boeing bersama Northrop Grumman dan mulai memasuki dinas operasional pada 2011, MOP berbobot sekitar 13.600 kg (30.000 lb), panjang 6,2 m, dan diameternya mencapai 31,5 inci. Bom ini terdiri dari badan BLU‑127 dan kit pemandu, yang membawa muatan eksplosif AFX‑757 dan PBXN‑114 seberat total sekitar 5.342 lb (2.423 kg). Badan casingnya terbuat dari paduan baja berperforma tinggi, dirancang untuk menahan tekanan ekstrem saat menembus beton atau batu hingga kedalaman sekitar 60 m (200 ft) sebelum meledak.

Fakta Singkat GBU‑57A/B Massive Ordnance Penetrator, Jenis ...

MOP dirancang khusus untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah ekstralindung, seperti bunker nuklir atau terowongan militer. Ditenagai GPS/INS dan sayap grid, bom ini dipandu dengan presisi tinggi ke sasaran dan dilengkapi dengan “Large Penetrator Smart Fuze” yang dapat mendeteksi rongga di dalam struktur sebelum meledak.[1][2] Karena bobot dan dimensinya, hanya pesawat B‑2 Spirit yang mampu mengangkutnya secara operasional; studi juga menunjukkan kemungkinan integrasi dengan B‑21 Raider di masa depan.[3] Hingga tahun 2015, setidaknya 20 unit MOP telah dibangun dan disimpan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.[4]

Pada 22 Juni 2025, Amerika Serikat secara resmi menggunakan GBU‑57A/B dalam operasi tempur — pertama kalinya senjata ini digunakan langsung melawan fasilitas bawah tanah di Iran. Dalam serangan bersama dengan Israel, enam stealth bomber B‑2 Spirit menerbangkan GBU‑57 untuk menghancurkan fasilitas nuklir Fordow dan Natanz yang terletak jauh di dalam lapisan batuan dan beton — area yang hanya bisa dijangkau oleh bom bunker-buster seperti GBU-57 ini.[5][6] Menurut laporan, setiap B‑2 melepaskan satu atau dua MOP, total mencapai 12 bom, dengan penambahan tembakan Tomahawk ke Isfahan untuk menambah kehancuran total situs nuklir Iran.[7]

Remove ads

Pengembangan

Ringkasan
Perspektif

Pengembangan MOP dimulai pada awal 2000-an, sebagai respons terhadap kekurangan efektivitas bom penembus bunker seperti GBU‑28 dan GBU‑37 selama invasi ke Irak tahun 2003. Analisis lapangan menggambarkan bahwa fasilitas bawah tanah musuh tetap aman meski sudah diserang, sehingga pada 2002–2004, Northrop Grumman dan Lockheed Martin meluncurkan studi awal “Big BLU” senjata 30.000 lb, meski sempat tertunda karena kendala pendanaan dan teknologi. Pada 2004, proyek diambil alih oleh Defense Threat Reduction Agency (DTRA) bersama Air Force Research Laboratory (AFRL), lalu dialihkan ke Boeing yang bertanggung jawab desain dan pengujian awal, termasuk uji statis di White Sands pada Maret 2007.[8][9]

Tahap berikutnya melibatkan integrasi pesawat dan peningkatan fungsionalitas. Antara 2007–2009, beberapa prototipe dimasukkan ke hangar B‑2 dan B‑52 untuk uji coba muat dan pelepasan bom, termasuk uji penerbangan di White Sands dan sejak itu diupgrade sistem tail‑fin serta penambahan fuse kedua guna meningkatkan penetrasi.[10] Pemerintah AS juga menerapkan program Quick Reaction Capability pada 2009 untuk mempercepat penerapan senjata ini, terutama sebagai respons terhadap ancaman fasilitas nuklir Iran dan Korea Utara, termasuk pendanaan cepat dan modifikasi B‑2 agar dapat memuat dan melepaskan MOP.[11][12]

Setelah rampungnya pengujian desain, pada April 2011 USAF memesan delapan unit awal dengan biaya $28 juta, dan pada September 2011 sudah menerima 20 unit yang mulai ditugaskan di Whiteman AFB pada awal 2012.[13]

Remove ads

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads