Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Museum Linggam Cahaya
museum di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Museum Linggam Cahaya adalah museum di Komplek Istana Damnah, Jl. Raja Muhammad Yusuf, Daik,[1] Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.[2] Pendirian museum ini dilatarbelakangi oleh keinginan pemda Kabupaten Lingga untuk mengamankan dan melestarikan benda-benda bersejarah yang ada di Kabupaten Lingga.[3]
Kata "Linggam", merujuk kepada batu berwarna merah, dan "Cahaya" yang menggambarkan bersinar. Jadi, "Linggam Cahaya" secara harfiah mengartikan "Batu Merah yang bersinar".[4]
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Berawal dari upaya mempertahankan warisan budaya dan sejarah Daik, Lingga. Diperjuangkan oleh berbagai pihak, termasuk Ir. Muhammad Ishak Thaib, upaya tersebut mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Setelah melalui berbagai tahapan, termasuk proses konsultasi dan pembangunan secara bertahap, Museum Linggam Cahaya akhirnya diresmikan dan beroperasi pada tanggal 1 Maret 2015. Melalui upaya dengan pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat, museum ini menjadi institusi untuk memahami sejarah dan kekayaan budaya Lingga.[4]
Pada bulan Agustus 2002, dimulailah pembangunan Museum Mini sebagai bagian dari Proyek Dinas Kebudayaan, Seni, dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau tahun anggaran 2002. Pelaksanaan proyek tersebut dilakukan oleh CV Putri Permata Tanjung Pinang. Selain itu, dalam kerangka pembangunan museum, Rumah Penjaga Museum juga dibangun melalui Proyek Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Riau dengan alokasi dana sebesar Rp165.647.000.[4] Museum ini selesai pada 7 Mei 2003.[5]
Museum Linggam Cahaya memiliki beberapa tujuan utama dalam pengelolaan dan operasinya. Pertama, museum bertujuan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dengan melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membangunnya lebih lanjut. Kedua, museum juga bertanggung jawab untuk menjalankan manajemen museum yang komprehensif, mencakup strategi, operasi, sumber daya manusia, keuangan, dan pemasaran. Selanjutnya, museum berupaya meningkatkan peran sebagai sarana pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai budaya Melayu yang berlandaskan agama. Terakhir, upaya ditingkatkannya fasilitas museum bertujuan untuk menjadikannya sebagai sumber daya budaya yang kompetitif, yang memegang peran strategis dalam menarik wisatawan kebudayaan di Kabupaten Lingga, yang juga dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu.[6]
Remove ads
Koleksi

Koleksi-koleksi barang peninggalan bersejarah yang telah berhasil dikumpulkan dan diamankan oleh Pemerintah Kabupatan Lingga, diantaranya: alat penangkap ikan tradisional, aneka perhiasan adat Melayu, Al-Qur'an tulisan tangan, corak kain dan tudung manto, aneka alat rumah tangga berbahan porselen dan aneka buli-buli.[7]
Salah satu koleksi museum, yakni alat untuk memancing dan menangkap hewan laut, mencerminkan hubungan erat masyarakat lokal dengan perairan yang melimpah di sekitarnya. Selain menampilkan perhiasan khas Melayu dan kitab suci yang ditulis pada dedaunan dan kulit hewan, menyiratkan kedalaman kepercayaan dan sejarah Islam di Lingga, museum ini memiliki pakaian adat Melayu. Pakaian tersebut merupakan representasi dari modifikasi pakaian zaman dahulu hingga kini, yang sering diubah oleh pemerintah Kesultanan Melayu untuk menciptakan pakaian adat yang indah dan sesuai dengan acara kebudayaan. Museum ini juga menampilkan bahan perkakas dan porselen dengan motif khas Melayu, yang menonjolkan keindahan dan estetika dalam kehidupan sehari-hari.[8]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads