Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Kebangkitan dunia Arab
artikel daftar Wikimedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Kebangkitan dunia Arab dikenal juga sebagai Musim Semi Arab atau Revolusi Timur Tengah (bahasa Arab: الثورات العربية, har. 'Pemberontakan Arab'; lebih tepat diterjemahkan sebagai Revolusi Arab) adalah gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab. Sejak 18 Desember 2010, telah terjadi revolusi di Tunisia[2] dan Mesir;[3] perang saudara di Libya;[4] pemberontakan sipil di Bahrain,[5] Suriah,[6] and Yaman;[7] protes besar di Aljazair,[8] Irak,[9] Yordania,[10] Maroko,[11] dan Oman,[12] dan protes kecil di Kuwait,[13] Lebanon,[14] Mauritania,[15] Arab Saudi,[16] Sudan,[17] dan Sahara Barat.[18] Kerusuhan di perbatasan Israel bulan Mei 2011 juga terinspirasi oleh kebangkitan dunia Arab ini.[19] Protes ini menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan Skype, untuk mengorganisir, berkomunikasi, dan meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan dan penyensoran Internet oleh pemerintah.[20] Banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib,[21][22][23] serta milisi dan pengunjuk rasa pro-pemerintah.[24][25][26] Slogan pengunjuk rasa di dunia Arab yaitu Ash-sha`b yurid isqat an-nizam ("Rakyat ingin menumbangkan rezim ini").[27]
Remove ads
Pengenalan
Ringkasan
Perspektif
Serangkaian protes dan demonstrasi di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara telah dikenal luas dengan sebutan "The Arab Spring",[28][29][30][31][32][33] dan kadang "Musim Semi dan Dingin Arab",[34] "Kebangkitan Arab"[35] atau "Pemberontakan Arab"[36] meski tidak semua pihak yang terlibat dalam protes merupakan bangsa Arab. Rangkaian ini berawal dari protes pertama yang terjadi di Tunisia tanggal 18 Desember 2010 setelah pembakaran diri Mohamed Bouazizi dalam protes atas korupsi polisi dan perawatan kesehatan.[37][38] Dengan kesuksesan protes di Tunisia, gelombang kerusuhan menjalar ke Aljazair, Yordania, Mesir, dan Yaman,[39] kemudian ke negara-negara lain, dengan unjuk rasa terbesar dan paling terorganisir terjadi pada "hari kemarahan", biasanya hari Jumat setelah salat Jumat.[40][41][42] Protes ini juga mendorong kerusuhan sejenis di luar kawasan Arab.
Hingga Juli 2011[update], unjuk rasa ini telah mengakibatkan penggulingan dua kepala negara, yaitu Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali yang kabur ke Arab Saudi tanggal 14 Januari setelah protes revolusi Tunisia, dan di Mesir, Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari 2011, setelah 18 hari protes massal dan mengakhiri masa kepemimpinannya selama 30 tahun. Selama periode kerusuhan regional ini, beberapa pemimpin negara mengumumkan keinginannya untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah masa jabatannya berakhir. Presiden Sudan Omar al-Bashir mengumumkan ia tidak akan mencalonkan diri lagi pada 2015,[43] begitu pula Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki, yang masa jabatannya berakhir tahun 2014,[44] meski unjuk rasa semakin menjadi-jadi menuntut pengunduran dirinya sesegera mungkin.[45] Protes di Yordania juga mengakibatkan pengunduran diri pemerintah[46] sehingga mantan Perdana Menteri and Duta Besar Yordania untuk Israel Marouf al-Bakhit ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Raja Abdullah dan ditugaskan membentuk pemerintahan baru.[47] Pemimpin lain, Presiden Ali Abdullah Saleh dari Yaman, mengumumkan pada 23 April bahwa ia akan mengundurkan diri dalam waktu 30 hari dengan imbalan kekebalan hukum,[48] sebuah persetujuan yang diterima oposisi Yaman secara tidak formal pada 26 April;[49] Saleh kemudian mengingkari persetujuan ini dan semakin memperpanjang pemberontakan di Yaman.[50] Pemimpin Libya Muammar al-Gaddafi menolak mengundurkan diri dan mengakibatkan perang saudara antara pihak loyalis dan pemberontak yang berbasis di Benghazi.[51]
Dampak protes ini secara geopolitik telah menarik perhatian global,[52] termasuk usulan agar sejumlah pengunjuk rasa dicalonkan untuk menerima Hadiah Perdamaian Nobel 2011.[53] Tawakel Karman dari Yaman merupakan salah satu penerima Hadiah Perdamaian Nobel 2011 sebagai salah seorang pemimpin penting dalam Musim Semi Arab.

Aljazair
Sudan
Maroko
Sahara
Barat
Barat
Arab Saudi
Yordania
Lebanon—
Perbatasan Israel—
Suriah
Irak
—Bahrain
Oman
Yaman
Revolusi Perang saudara Mengalami kerusuhan sipil dan perubahan pemerintahan Protes dan perubahan pemerintahan
Protes besar Protes kecil Protes di luar dunia Arab
Protes besar Protes kecil Protes di luar dunia Arab
Ringkasan protes menurut negara
Remove ads
Lihat pula
- Pemberontakan Arab, pemberontakan masyarakat Arab melawan Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I (1916–18)
- Pemberontakan sipil
- Daftar konflik modern di Timur Tengah
- Daftar konflik modern di Afrika Utara
- Daftar konflik militer yang sedang berlangsung
- Musim semi (istilah politik)
- Gelombang revolusi
- Revolusi 1989, dimulai dengan perubahan di Polandia dan mendorong pembubaran Uni Soviet
- Revolusi 1848, serangkaian pemberontakan rakyat yang dimulai dengan Revolusi Prancis 1848, kemudian menyebar ke seluruh Eropa
- Revolusi Kekuatan Rakyat, menjadi inspirasi Revolusi 1989
- Freedom in the World
- Daftar indeks kebebasan
- Middle East and North Africa in turmoil – Tracking the Protests.
Remove ads
Catatan kaki
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads