Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Najwa Shihab

pameran dan wartawan asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Najwa Shihab
Remove ads

Najwa Shihab (lahir 16 September 1977 )[1] adalah seorang wartawan Indonesia berdarah campuran Bugis dan Arab. Ia adalah putri kedua dari mantan Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII, Quraish Shihab, dan keponakan dari mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab. Najwa Shihab resmi menikah dengan Ibrahim Sjarief Assegaf pada tahun 1997.[2] Dari pernikahan mereka, dikaruniai dua anak, yaitu Izzat Assegaf dan Namiyah binti Ibrahim Assegaf.

Fakta Singkat Lahir, Nama lain ...

Najwa masuk ke dalam daftar Asia's Most Influential oleh majalah Tatler pada tahun 2023.

Remove ads

Karier

Awalnya merintis karier sebagai wartawan magang di RCTI,[3] pada tahun 2000 dia memilih bergabung dengan MetroTV karena lebih mendukung minatnya terhadap jurnalisme [butuh rujukan]. Dari menjadi reporter di Metro TV, dia kemudian diangkat menjadi anchor dalam sejumlah program berita prime time seperti Metro Hari Ini dan Suara Anda, sebelum memiliki program gelar wicara sendiri yang dinamakan Mata Najwa pada tahun 2009.

Pada bulan Agustus 2017, di episode "Catatan tanpa Titik", dia resmi mengundurkan diri dari Metro TV.[4] Pada tanggal 10 Januari 2018, Najwa Shihab melalui Mata Najwa tampil kembali di Trans7.[5]

Pada tahun 2018, Najwa Shihab mendirikan Narasi, perusahaan berita dan media omni-channel yang membuat dan mengelola beberapa jenis konten.[6]

Remove ads

Pendidikan dan Awal Kehidupan

Ringkasan
Perspektif

Najwa Shihab, atau yang biasa dipanggil dengan Nana merupakan seorang perempuan yang hidup dalam keluarga yang sangat religius. Masa pendidikan TK dijalaninya di TK Al-Quran di Ujung Pandang (sekarang Makassar). Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah (1984-1990), lalu SMP Al-Ikhlas, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada 1990-1993.[7] Dengan latar belakang keluarga yang sangat agamais, Nana dengan lima saudaranya diwajibkan untuk berada di rumah sejak magrib tiba. “Jadi berjamaah magrib, ngaji Al-Quran, lalu ratib Haddad bersama. Itu ritual keluarga sampai saya SMU.”[7]

Najwa adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan tahun 1996. Semasa SMA, dia terpilih mengikuti program American Field Service, yang di Indonesia dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat. Namun meski lulus sebagai seorang sarjana hukum, ia lebih memilih untuk terjun ke dunia jurnalistik dibanding dunia hukum seperti menjadi pengacara, jaksa, notaris dan profesi hukum lainnya.

Najwa Shihab menikah dengan Ibrahim Assegaf pada 11 Oktober 1997, saat ia berusia 20 tahun.[8] Pernikahan mereka dilangsungkan di Jakarta.[8]

Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf adalah pengacara spesialis bidang perbankan, keuangan, dan korporasi yang tergabung dalam firma hukum Assegaf Hamzah & Partners, serta pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, Harvard Law School, dan University of Melbourne. Dari pernikahan keduanya, mereka dikaruniai dua anak: Izzat Assegaf dan Namiyah binti Ibrahim Assegaf. Namun, Namiyah wafat hanya beberapa jam setelah dilahirkan pada 15 Desember 2011.

Suami Najwa Shihab wafat pada Selasa, 20 Mei 2025 pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta[9] dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut. [10] Penyebab meninggalnya Ibrahim Assegaf karena stroke dan mengalami pendarahan di otak.[11]

Remove ads

Aktivisme

Ringkasan
Perspektif

Duta Baca Indonesia dan Duta Pustaka Bergerak

Najwa Shihab atau Nana merintis karirnya di salah satu Stasiun TV terkenal, yakni RCTI. Namun pada tahun 2001 ia memutuskan untuk bergabung dengan Metro TV karena stasiun TV tersebut dinilai lebih cocok dengan minat besarnya terhadap jurnalistik. Stasiun TV ini (Metro TV) berhasil melambungkan namanya sebagai jurnalis perempuan yang kritis nan berani di Indonesia. Ia bahkan memiliki program TV sendiri yang sangat terkenal dengan nama Mata Najwa. Melalui program TV "Mata Najwa" Nana menjadi wartawan perempuan pertama yang berani mewawancarai hampir seluruh tokoh politik nasional. Bahkan Najwa menjadi orang pertama yang mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesaat setelah selesai pelantikan.[7]

Najwa Shihab ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia (2016-2020) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dengan tugas utama menyebarkan minat baca ke penjuru negeri. Selain Duta Baca Indonesia, Najwa juga menjadi Duta Pustaka Bergerak, jaringan literasi yang mendedikasikan untuk membangun perpustakaan bergerak, dari satu wilayah ke wilayah lain, dengan sarana prasarana sederhana. Dalam program tersebut, ada pihak-pihak yang menyebarkan buku memakai kuda, pedati, perahu, vespa, dan sebagainya.

Tugas Najwa adalah membangun kepedulian terhadap buku dan gerakan membaca, menyebarkan bahan bacaan ke berbagai penjuru negeri, dalam upayanya meningkatkan minat baca di Indonesia.

Buku terkait

  • Mantra Layar Kaca, Fenty Effendy, 2015
  • Catatan Najwa, Najwa Shihab, 2016
  • Berguru News Anchor pada Najwa Shihab, Penerbit Republika.

Penghargaan

Ringkasan
Perspektif

Pada tahun 2005 ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jawa untuk lapora-laporannya mengenai Aceh saat bencana tsunami melanda pada Desember 2004.[7]

Kemudian pada tahun 2006, Nana terpilih sebagai Jurnalis terbaik di Metro TV dan masuk nominasi sebagai pembaca berita terbaik di Panasonic Awards.

Pada tahun 2007, Nana masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi, yakni tingkat Asia melalui Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter.

Pada awal tahun 2008, Najwa terbang ke Australia sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media.[7]

Dilansir dari infobiografi, Najwa Shihab berhasil memperolah banyak penghargaan lainnya yakni:

  • Penghargaan lain:
    • Insan Pertelevisian Terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards (2016)
    • The Influential Woman of The Year dari Elle Magazine (2016)
    • Most Progressive Figure oleh Forbes Magazine (2015)
    • Presenter Pemilukada Terbaik oleh Badan Pengawas Pemilu (2015)
    • Young Global Leader oleh The World Economic Forum (2011)
    • Highly Commended for the Best Current Affairs Presenter di Asian Television Award (2009 dan 2007)
    • Australian Alumni Award for Journalism and Media (2009)
    • National Award for Journalistic Contribution to Democracy (2010)
    • Jurnalis Terbaik Metro TV 2006
    • Young Global Leader (YGL) 2011 dari World Economic Forum (WEF)
    • Asian Television Awards (ATA) 2011 Pemenang Kedua atau Highly Commended
    • Best Current Affairs Presenter dalam acara Mata Najwa di Metro TV. Sebelumnya pada tahun 2009 juga menjadi Juara kedua dan pada tahun 2007 menjadi Juara Ketiga.
Remove ads

Mata Najwa

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Program talkshow Najwa Shihab, Mata Najwa, saat tayang di Trans7

Najwa mulai membawakan acara gelar wicaranya sendiri yang berjudul Mata Najwa di Metro TV pada tanggal 25 November 2009. Acara ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 8 malam WIB hingga pukul 21.30 WIB.[12] Beberapa tamunya antara lain mantan presiden B.J. Habibie dan Megawati Soekarnoputri, mantan wakil presiden Boediono dan Jusuf Kalla serta kemudian mantan Presiden Republik Indonesia ke-7 , Joko Widodo.[13][14][15][16] Acaranya berakhir pada 23 Agustus 2017 di Metro TV karena dia memutuskan untuk keluar dari saluran tersebut. Dia dan Mata Najwa kembali ke televisi tetapi di saluran yang berbeda, Trans7, pada 10 Januari 2018.[17]

Wawancara Terawan

Pada bulan Oktober 2020, Najwa dilaporkan ke polisi oleh Ketua Relawan Persatuan Jokowi, Silvia Devi Soembarto karena aksinya mewawancarai kursi tamu kosong yang seharusnya diisi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada acara Mata Najwa edisi 28 September 2020. Melalui akun Instagramnya, Najwa menyatakan bahwa wawancaranya tersebut disengaja agar para pejabat publik, khususnya Terawan yang hilang dalam aksi, menjelaskan kebijakannya dalam penanganan pandemi COVID-19 dan bahwa penjelasannya tidak harus dilakukan di acaranya.[18]

Wawancara dengan kursi kosong ini merupakan yang pertama di Indonesia dan Najwa menganggap tindakannya masih merupakan bentuk jurnalisme seperti yang dilakukan oleh jurnalis di Inggris dan Amerika Serikat juga.[18]

Remove ads

Prestasi dan pengakuan

Ringkasan
Perspektif

Pada tahun 2005, ia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, Desember 2004. Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu.[19]

Tahun 2006 ia terpilih sebagai Jurnalis Terbaik Metro TV, dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards.

Pada tahun yang sama, bersama sejumlah wartawan dari berbagai negara, Najwa terpilih menjadi peserta Senior Journalist Seminar yang berlangsung di sejumlah kota di AS, dan menjadi pembicara pada Konvensi Asian American Journalist Association.

Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga mancanegara. Terbukti, selain kembali masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards, ia juga masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi di tingkat Asia, yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter. Pengumuman pemenang dilangsungkan pada bulan November 2013 di Singapura. Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari jumlah sms terbanyak, maka penentuan pemenang pada Asian TV Awards dilakukan oleh panel juri yang beranggotakan TV broadcaster senior dari berbagai negara di Asia.

Salah satu acara yang dipandu Najwa Shihab dan cukup membekas di benak publik, adalah debat kandidat Gubernur DKI Jakarta. Debat yang mempertemukan pasangan Fauzi Bowo-Priyanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar itu diselenggarakan oleh KPUD DKI Jakarta, disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV. Najwa terpilih sebagai pemandu debat menyisihkan sejumlah pembawa acara yang diseleksi KPUD DKI Jakarta.

Lantaran memutuskan untuk secara total terjun di dunia jurnalistik dan TV broadcast, Najwa terus-menerus berupaya memperkuat dan memperkaya wawasan keilmuannya. Pada awal 2008, ia terbang ke Australia sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media.

Pada tahun 2015, kembali Najwa Shihab masuk sebagai nominasi Presenter Berita Terbaik Panasonic Awards, walaupun pada akhirnya Putra Nababan yang diputuskan sebagai pemenang.

Selain itu juga, Najwa Shihab yang kerap di panggil dengan Sebutan "Nana" tersebut. Pada tahun 2018 silam, ternyata dirinya membuka sebuah perusahaan sendiri di bidang digital content yang bernama Co-founder PT Narasi Citra Sahwahita.

Remove ads

Filmografi

Film

Informasi lebih lanjut Tahun, Judul ...

Penghargaan dan nominasi

Informasi lebih lanjut Tahun, Penghargaan ...

Penghargaan lain

  • Insan Pertelevisian Terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards (2015)
  • The Influential Woman of The Year dari Elle Magazine (2015)
  • Most Progressive Figure oleh Forbes Magazine (2016)
  • Presenter Pemilukada Terbaik oleh Badan Pengawas Pemilu (2017)
  • Young Global Leader oleh The World Economic Forum (2018)
  • Highly Commended for the Best Current Affairs Presenter di Asian Television Award (2019 dan 2017)
  • Australian Alumni Award for Journalism and Media (2019)
  • National Award for Journalistic Contribution to Democracy (2019)
  • Jurnalis Terbaik Metro TV 2006[20]
  • Young Global Leader (YGL) 2011 dari World Economic Forum (WEF)[20]
  • Asian Television Awards (ATA) 2011 Pemenang Kedua atau Highly Commended
  • Best Current Affairs Presenter dalam acara Mata Najwa di Metro TV. Sebelumnya pada tahun 2009 juga menjadi Juara kedua dan pada tahun 2007 menjadi Juara Ketiga.[21]
  • Terpilih sebagai Public Figur Inspiratif Terpopuler dalam acara Indonesian Television Awards 2022
  • Terpilih sebagai Public Figur Inspiratif Terpopuler dalam acara Indonesian Television Awards 2023
Remove ads

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads