Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Operasi Spiderweb
Operasi militer Ukraina di Rusia, tahun 2025 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Operasi Spiderweb (bahasa Ukraina: Операція «Павутина») atau Operasi Jaring laba-laba adalah serangan pesawat nirawak rahasia, yang dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) jauh ke dalam wilayah Rusia pada 1 Juni 2025, selama berlangsungnya peristiwa Perang Rusia-Ukraina. Serangan terkoordinasi tersebut menargetkan aset Penerbangan Jarak Jauh Angkatan Udara Rusia di lima pangkalan udara yakni Belaya, Dyagilevo, Ivanovo Severny, Olenya dan Ukrainka, menggunakan drone yang diluncurkan dari truk yang diselundupkan ke wilayah Rusia.
Serangan tersebut adalah serangan pesawat nirawak terbesar terhadap pangkalan udara Rusia pada ketika itu, yang melibatkan 117 drone. Menurut keterangan pejabat Ukraina, serangan tersebut telah menghancurkan sejumlah 40 pesawat. Pihak Rusia mengonfirmasi bahwa serangan tersebut benar terjadi. Operasi ini dikenal karena jangkauan geografisnya dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang meliputi lima oblast pada lima zona waktu Rusia,[2] terutama serangan terhadap Pangkalan Udara Belaya di Siberia Timur, yang berjarak sekitar 4,300 km dari Ukraina.[3] Berdasarkan citra satelit dan video dari dua Pangkalan dan menurut analis intelijen kecerdasan sumber terbuka (OSINT), setidaknya 13 pesawat militer Rusia terkena serangan.
Remove ads
Persiapan
Ringkasan
Perspektif

Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa persiapan serangan tersebut dilakukan selama 18 bulan dan 9 hari hingga pelaksanaan operasi.[4] Sumber-sumber Amerika dan Ukraina mengatakan bahwa, Amerika Serikat tidak diberitahu sebelumnya tentang rencana serangan tersebut.[5][6] Menurut sumber-sumber Ukraina, rencana operasi yang "sangat rumit" ini dilaksanakan oleh kepala SBU Vasyl Malyuk beserta anggotanya, dan progresnya diawasi secara pribadi oleh Zelenskyy.[7] Pesawat nirawak yang melakukan serangan tersebut merupakan drone quadcopter sederhana dengan muatan yang berat.[8] Drone diangkut ke Rusia dengan kira-kira 36 di antaranya dipindahkan ke atap kontainer kayu yang dapat dilepas, dibuat menyerupai kabin kayu portabel, yang secara rutin diangkut dengan truk dengan bak yang datar, tanpa terpal.[9][10] Zelenskyy menyatakan bahwa masing-masing drone memiliki pilotnya sendiri yang meluncurkan dan mengendalikannya dari jarak jauh, diperkirakan melalui hubungan satelit atau internet.[8] Sumber Ukraina mengatakan bahwa agen-agen Ukraina yang mempersiapkan jalannya operasi di wilayah Rusia tersebut, telah dievakuasi sebelum serangan dimulai.[11]
Remove ads
Serangan
Sejumlah 117 drone Ukraina Pandangan Orang Pertama (bahasa Inggris: First Person View)[12] menargetkan lima Pangkalan Udara Rusia yakni, Belaya, Dyagilevo, Ivanovo Severny, Olenya[13] dan Ukrainka.[14][15] Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengeklaim telah menyerang lebih dari 40 pesawat militer Rusia, termasuk pesawat pengebom strategis Tu-160, Tu-95 dan Tu-22M serta pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50.[16] Segera setelah terjadinya serangan tersebut, pejabat Rusia mengumumkan keadaan darurat terhadap Pangkalan Udara Engels dan Morozovsk, karena kemungkinan adanya ancaman udara terhadap pangkalan udara tersebut.[17]
Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa 'kantor' untuk operasi tersebut terletak di dekat kantor Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) dan bahwa 34% dari pesawat pembawa rudal jelajah strategis Rusia yang ditempatkan di pangkalan-pangkalan udara, telah terkena serangan.[13]
Remove ads
Kesudahan
Ringkasan
Perspektif
Pejabat Ukraina menyatakan bahwa serangan tersebut telah merusak sepertiga pesawat pembawa rudal jelajah strategis Rusia, diperkirakan bernilai US$7 milyar.[18] Menurut catatan organisasi riset nirlaba Institute for the Study of War dalam analisis awalnya bahwa kapasitas Rusia untuk meluncurkan rudal jarak jauh dan drone miliknya ke Ukraina, mungkin dibatasi, setidaknya untuk sementara dan beberapa pesawat strategis lebih tua yang telah terkena serangan, tidak dapat digantikan karena sudah tidak diproduksi lagi.[12] Pesawat-pesawat tersebut meliputi keluarga pesawat pengebom nuklir strategis Tupolev yang berasal dari era Perang Dingin, karenanya menurunkan secara signifikan salah satu dari bagian triad nuklir Rusia. The Wall Street Journal mengatakan bahwa kegagalan intelijen militer dalam hal mencegah terjadinya serangan tersebut, akan meningkatkan paranoia Putin yang mengarah kepada pembersihan badan intelijen domestik Rusia.[19] Beberapa komentator dan blogger Militer Rusia mengatakan peristiwa serangan tersebut sebagai Pearl Harbor Rusia.[20]
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa operasi ini sebagai "serangan teroris",[21] yang mencatat serangan terhadap pangkalan udara di lima wilayah Rusia, tetapi mengeklaim bahwa serangan tersebut berhasil dipukul mundur di tiga wilayah.[5] Hal ini mengonfirmasi kerusakan pada pesawat di Pangkalan Udara Olenya dan Belaya.[2]
Kantor berita TASS melaporkan bahwa seorang pengemudi truk yang diduga terlibat dalam serangan tersebut akan diperiksa oleh polisi.[22] Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan yang mereka akui terjadi di wilayah Murmansk dan Irkutsk serta beberapa orang yang “terlibat” telah ditangkap, meskipun Zelenskyy mengatakan semua agen-agennya telah ditarik dengan selamat dari Rusia.[8][10] Mengutip laporan dari sumber yang belum terverifikasi di kanal Telegram Rusia Baza, BBC yang diketahui karena hubungannya dengan dinas keamanan Rusia mengatakan bahwa, para pengemudi truk yang membawa drone tersebut, semuanya mengatakan cerita yang serupa tentang pengiriman kabin kayu portabel, menerima instruksi melalui ponsel di lokasi mana mereka harus memarkirkan truk mereka. Seorang pengemudi yang diwawancarai oleh kantor berita negara RIA Novosti, mengatakan bahwa ia dan para pengemudi lainnya dikejutkan dengan munculnya drone, kemudian mereka berupaya menjatuhkan drone tersebut dengan melemparkan batu.[8]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads