Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Pelepasan Agung
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Pelepasan Agung[1] atau Kepergian Agung (Sanskerta: mahābhiniṣkramaṇa; Pali: mahābhinikkhamana) [2][3] adalah istilah tradisional untuk kepergian Pangeran Siddhattha (ca 563–ca 483 SM) dari istananya di Kapilavastu untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa (Sanskerta: śrāmaṇa, Pali: sāmaṇa). Peristiwa ini disebut Pelepasan Agung karena dianggap sebagai suatu pengorbanan besar. Sebagian besar catatan tentang peristiwa ini dapat ditemukan dalam teks-teks Buddhis pascakanonik dari beberapa tradisi Buddhis, yang merupakan yang paling lengkap. Akan tetapi, teks-teks ini lebih bersifat mitologis daripada teks-teks awal. Teks-teks ini terdapat dalam bahasa Pali, Sanskerta, dan Tionghoa.

Menurut catatan ini, pada saat kelahiran Pangeran Siddhārtha Gautama, calon Buddha, para Brahmana meramalkan bahwa dia akan menjadi guru dunia atau penguasa dunia. Untuk mencegah putranya beralih ke kehidupan religius, ayah Pangeran Siddhārtha dan raja dari klan Śākya, Śuddhodana tidak mengizinkannya melihat kematian atau penderitaan, dan mengalihkan perhatiannya dengan kemewahan. Selama masa kecilnya, Pangeran Siddhārtha sudah merasakan suatu pengalaman meditasi, yang membuatnya menyadari penderitaan (bahasa Sanskerta: duḥkha, bahasa Pali: dukkha) yang melekat pada semua kehidupan. Dia tumbuh dan memiliki masa muda yang nyaman. Namun, dia terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan keagamaan, dan ketika berusia 29 tahun, dia melihat untuk pertama kalinya dalam hidupnya apa yang dikenal dalam Buddhisme sebagai empat penglihatan: seorang lelaki tua, seorang yang sakit, dan sesosok mayat, serta seorang pertapa yang menginspirasinya.
Remove ads
Lihat pula
- Dhammacakkappavattana Sutta
- Samaññaphala Sutta
Catatan
Kutipan
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads