Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Phumtham Wechayachai

politikus Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Phumtham Wechayachai
Remove ads

Phumtham Wechayachai (ภูมิธรรม เวชยชัย; lahir 5 Desember 1953) adalah Perdana Menteri ad interim Thailand sejak 3 Juli 2025, di bawah pemerintahan Raja Vajiralongkorn. Lulusan ilmu politik dari Universitas Chulalongkorn dan National Defence College, ia memulai karier politiknya sebagai aktivis mahasiswa dalam gerakan pro-demokrasi tahun 1976, yang kemudian dikenal dengan Peristiwa Pembantaian Thammasat. Julukannya “Auan” (อ้วน, “gemuk”) berasal dari masa kecil, namun ia menjadi sosok berpengaruh dalam transisi dari era politik revolusioner ke arena politik nasional. Ia pernah menjabat sejumlah posisi eksekutif dan politik, termasuk sebagai CEO Shin Corporation sebelum fokus sepenuhnya di Pheu Thai sebagai Sekretaris Jenderal dan Wakil Pemimpin Partai hingga 2023.[1][2]

Fakta Singkat Penjabat Perdana Menteri Thailand, Penguasa monarki ...

Pada 1 Juli 2025, Paetongtarn Shinawatra disuspensi dari jabatan perdana menteri oleh Mahkamah Konstitusi karena tuduhan pelanggaran etika akibat adanya rekaman percakapannya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen.[3] Wakil PM Suriya Juangroongruangkit ditunjuk sebagai acting PM sementara pada hari itu, sehingga memberi waktu bagi penataan kabinet baru.[4] Namun setelah pengangkatan kabinet dilakukan dan dilantik oleh Raja pada 3 Juli, Phumtham, sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri dengan prioritas jabatan tertinggi dalam kabinet resmi mengambil alih jabatan tersebut dan menjalankan tugas sebagai perdana menteri ad interim mulai hari itu.[1]

Remove ads

Kehidupan awal dan pendidikan

Ringkasan
Perspektif

Phumtham Wechayachai lahir pada 5 Desember 1953 di Bangkok, Thailand. Ia menghabiskan masa sekolah menengahnya di Taweethapisek School, sebuah sekolah menengah atas terkemuka di Bangkok. Saat menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Politik di Universitas Chulalongkorn, ia terlibat dalam gerakan mahasiswa pro-demokrasi yang semakin meningkat setelah peristiwa perlawanan mahasiswa pada 14 Oktober 1973. Pada tahun 1976, ketika terjadi eskalasi demonstrasi menentang kembalinya mantan diktator Thanom Kittikachorn, Phumtham bersama aktivis lain memimpin aksi protes menuju kampus Thammasat di area Tha Prachan, salah satu inti penyulut tragedi Pembantaian Universitas Thammasat pada 6 Oktober 1976.[5]

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di Taweethapisek School, Phumtham memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (B.A.) dari Fakultas Ilmu Politik, Universitas Chulalongkorn pada tahun 1975, kemudian melanjutkan meraih Magister Ilmu Politik (M.Pol.Sci) di universitas yang sama pada tahun 1984.[6] Kemudian, pada tahun 2004–2005 (tahun akademik 2546–2547), ia mengikuti program National Defence College (Bahasa Thai: วิทยาลัยป้องกันราชอาณาจักร) untuk memperdalam wawasan strategi keamanan nasional dan politik pertahanan.[6]

Remove ads

Karier politik

Ringkasan
Perspektif

Phumtham Wechayachai memulai karier politiknya sebagai anggota Partai Demokrat pada tahun 1978 setelah sebelumnya tergabung dalam Partai Komunis pada 1977–1978. Ia kemudian bergabung dengan Thai Rak Thai pada 1998 dan menjabat sebagai penasihat bagi Perdana Menteri Thaksin Shinawatra di awal 2000-an. Pada tahun 2005, Phumtham diangkat sebagai Deputi Menteri Transportasi di bawah kabinet Thaksin, namun karier politiknya terganggu ketika pemerintah Thaksin digulingkan oleh militer pada November 2006. Sebagai kader Thai Rak Thai, ia terkena larangan politik selama lima tahun sejak 2007.[7][8] Setelah masa larangan berakhir pada April 2012, ia kembali aktif di Partai Pheu Thai, meneruskan loyalitasnya terhadap keluarga politikus Shinawatra dan aktif sebagai media strategist serta sekretaris jenderal sebelum akhirnya menjabat sebagai wakil pemimpin partai.[9]

Ketika Mahkamah Konstitusi Thailand secara resmi menangguhkan Paetongtarn Shinawatra atas tuduhan pelanggaran etika akibat rekaman panggilan telepon yang bocor dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, pada 1 Juli 2025, kabinet Thailand bergerak cepat. Dalam rencana kontinjensi yang disusun, Deputi Perdana Menteri dan Menteri Transportasi, Suriya Juangroongruangkit, ditetapkan sebagai penjabat perdana menteri sementara sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan dalam satu hari sebelum pelantikan kabinet baru. Namun dalam reshuffle kabinet yang disertai pelantikan oleh Raja pada 3 Juli 2025, Phumtham yang saat itu menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri ditunjuk oleh kabinet sebagai pemegang prioritas tertinggi dalam suksesi kabinet dan diangkat secara resmi sebagai Perdana Menteri Ad Interim. Dalam peran ini, ia memiliki kewenangan penuh untuk memimpin pemerintahan, termasuk menduduki pimpinan kembali lembaga pemerintahan dan mengawasi keputusan penting seperti pengelolaan anggaran maupun pengangkatan personel.[10][11][12]

Remove ads

Dekorasi kerajaan

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads