Loading AI tools
pemeran, penyanyi dan politisi Indonesia (lahir 1960) Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Rano Karno (lahir 8 Oktober 1960 ) atau populer dengan sapaan Si Doel adalah aktor, penyanyi, politikus, dan sutradara berkebangsaan Indonesia. Kiprahnya di legislatif sebagai anggota DPR RI merupakan langkah pertamanya setelah menyelesaikan tugas Gubernur Banten pada 2017. Pada Pemilihan Umum Legislatif 2024, Ia mundur dari jabatannya sebagai Anggota DPR RI periode sebelumnya dan tidak ikut dilantik walaupun berhasil terpilih pada Pileg tersebut untuk mendaftar sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024 [1][2]. Ia adalah kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak awal masa Reformasi setelah sempat menyertai Golongan Karya (Golkar) sewaktu menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Utusan Golongan. Ia merupakan putra dari aktor Indonesia, Soekarno M. Noor sekaligus adik dari aktor Indonesia, Tino Karno dan kakak dari pemeran Indonesia, Suti Karno.
Rano Karno | |
---|---|
Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta Terpilih | |
Mulai menjabat 7 Februari 2025 | |
Gubernur | Pramono Anung (terpilih) |
Menggantikan | Ahmad Riza Patria |
Gubernur Banten ke-3 | |
Masa jabatan 12 Agustus 2015 – 11 Januari 2017 (Pelaksana Tugas: 13 Mei 2014 – 12 Agustus 2015) | |
Wakil | Lowong |
Wakil Gubernur Banten ke-3 | |
Masa jabatan 11 Januari 2012 – 13 Mei 2014 | |
Gubernur | Ratu Atut Chosiyah |
Wakil Bupati Tangerang ke-1 | |
Masa jabatan 22 Maret 2008 – 19 Desember 2011 | |
Bupati | Ismet Iskandar |
Pendahulu Mochammad Norodom Sukarno | |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 1 Oktober 2019 – 24 September 2024 | |
Daerah pemilihan | Banten III |
Informasi pribadi | |
Lahir | Rano Karno 8 Oktober 1960 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | PDI-P (sejak 1999) |
Afiliasi politik lainnya | Golkar (1997–1999) |
Suami/istri |
Dewi Indriati (m. 1988) |
Anak | 2 (anak angkat) |
Orang tua |
|
Kerabat |
|
Almamater | Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara Jakarta (S.IP) |
Pekerjaan | |
Tanda tangan | |
Karier musik | |
Asal | Kemayoran, Jakarta Pusat |
Genre | Pop • Dangdut |
Instrumen | Vokal |
Tahun aktif | 1971–sekarang |
Label | Purnama Records |
Artis terkait | |
Sunting kotak info • L • B |
Karier pemeranan Rano dimulai saat masih muda dengan mendapatkan peran di film Malin Kundang (Anak Durhaka) (1971). Namanya menjadi dikenal setelah menjadi pemeran utama film Si Doel Anak Betawi (1972). Rano terus berkarier sebagai aktor film dan meraih enam nominasi penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia dari tahun 1984 hingga 1992, memenangkan satu untuk perannya sebagai Giyon di film Taksi (1990). Setelah industri film Indonesia mengalami kemunduran di awal dekade 1990-an, Rano kembali memerankan tokoh Si Doel di sinetron Si Doel Anak Sekolahan (1994–2003) yang ia produseri sendiri. Sejak aktif menjadi politikus mulai pertengahan dekade 2000-an, pekerjaan Rano di dunia hiburan juga menurun.
Rano dilahirkan pada 8 Oktober 1960 di Jakarta,[3] putra dari Soekarno M. Noer dan Lily Istiarti berdarah Betawi-Banten. Ia besar di Kemayoran, Jakarta Pusat.[3][4] Karena pendapatan ayahnya yang rendah, ia dibesarkan dalam kemiskinan; dia kemudian berkelakar bahwa keluarganya punya satu piring untuk memberi makan lima orang, seperti lagu dangdut populer.[4] Meskipun keuangan keluarga tidak akan cukup untuk membiayai sekolahnya, ia dapat menyelesaikan sekolahnya setelah biaya dikurangi setengahnya.[4] Sebagai pelarian dari kemiskinan keluarga, Karno pergi ke perpustakaan yang dikelola Balai Pustaka dan membaca karya-karya klasik sastra Indonesia, termasuk novel-novel seperti Salah Asuhan karya Abdul Muis dan cerita rakyat tradisional Malin Kundang.[4]
Kebiasaannya membaca kemudian membantunya mendapatkan pekerjaan akting pertamanya.[4] Pada usia sepuluh tahun, ia menghadiri audisi untuk produksi film Malin Kundang.[4] Sutradara, terkesan dengan pengetahuan Karno tentang cerita, memberikan dia peran.[4] Awalnya, ayahnya tidak mendukung pilihannya karena Noer yang lebih tua khawatir Karno akan terus miskin.[4]
Sejak umur sembilan tahun, Rano sudah diajak ayahnya membintangi film Lewat Tengah Malam, memerankan tokoh anak. Namanya mulai dikenal lewat film Si Doel Anak Betawi (1972) karya Sjuman Djaja yang diangkat dari cerita Aman Datoek Madjoindo. Dalam film itu, putra ketiga dari enam bersaudara pasangan Soekarno M. Noer dan Lily Istiarti berperan sebagai pemeran utama. Sejak itu, prestasinya pun mulai kelihatan. Lewat film Rio Anakku (1973), Rano memperoleh penghargaan Aktor Harapan I PWI Jaya (1974). Kemudian, dalam Festival Film Asia 1974 di Taipei, Taiwan, ia meraih hadiah The Best Child Actor. Selanjutnya ia mendapat peran-peran remaja dan dewasa lewat film Wajah Tiga Perempuan (1976), Suci Sang Primadona (1977), Gita Cinta dari SMA (1979). Untuk mendukung niatnya terjun ke dunia film, Rano pun belajar akting di East West Player, Amerika Serikat.
Pada tahun 1990, Karno beralih ke penyutradaraan; melalui adaptasi serial Si Doel Anak Sekolahan, meskipun awalnya ditolak oleh studio karena terlalu "kedaerahan", sangat sukses dan berjalan selama enam musim.[4] Dari 1997 hingga 2002, ia menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, dan dari 2002 hingga 2007, Karno menjabat sebagai Duta Niat Baik UNICEF, mempromosikan literasi.[3][4]
Ketika industri film Indonesia 'pingsan', Rano beralih ke sinetron. Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling monumental yang digarapnya bersama saudara-saudaranya dalam Karnos Film. Dalam sinetron itu, di samping menjadi sutradara, penulis cerita dan skenario, Rano juga ikut main menjadi Kasdullah atau Si Doel. Selain serial Si Doel Anak Sekolahan dari musim pertama sampai musim keenam, PT Karnos Film juga menghasilkan sinetron Kembang Ilalang dan Usaha Gawat Darurat.
Rano juga pernah terjun ke dunia tarik suara, pada tahun 1982. Album perdananya, Yang Sangat Kusayang terhitung cukup laku di pasaran. Pada tahun 1984, kemudian merilis album mereka Puspita dengan single hit Puspita ini yang dipengaruhi oleh ABBA dari lagu "I've Been Waiting for You".[5]
Buku pertama Rano, The Last Barongsai, diterbitkan pada tahun 2010;[4] pada tahun yang sama, ia merilis film lain, Satu Jam Saja.[6]
Di awal tahun 2007, Rano pernah berpamitan kepada insan film nasional, untuk lebih berkonsentrasi dalam 'karier baru'-nya sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta.[7] Namun pertengahan 2007, muncul iklan keluarga Si Doel yang mendukung Fauzi Bowo. Hal ini sempat memunculkan rumor bahwa Rano mundur dari kancah Pilkada DKI setelah menerima uang miliaran rupiah dari Fauzi Bowo. Meski hal itu akhirnya ditepis oleh kedua pihak.[8]
Rano kembali mengejutkan publik di penghujung 2007 dengan menyatakan bahwa dirinya telah ditetapkan sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tangerang sesuai dengan keputusan partai pendukung untuk mendampingi Calon Bupati Ismet Iskandar pada Pilkada Tangerang 2008.[9] Pasangan ini kemudian terpilih sebagai pemenang dan Rano menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008–2013.
Pada tahun 2011, Rano mencalonkan diri menjadi Calon Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten periode 2007–2011). Berdasarkan hasil perhitungan yang diumumkan oleh KPUD Banten pada tanggal 30 Oktober 2011, dipastikan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno memenangkan hasil pilkada Banten. Pasangan Atut-Rano Karno mengalahkan pasangan nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Narulita dan nomor urut 3 Jazuli Juwaini-Makmun Muzakki.[10]
Sejak 13 Mei 2014, Rano Karno ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat sebagai Plt. Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan terkait kasus suap pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).
Tanggal 28 Agustus 2024, ia mendaftar sebagai Calon Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta berpasangan dengan Pramono Anung sebagai calon gubernur pada Pilgub Daerah Khusus Jakarta 2024.[11] Pasangan ini diusung oleh PDI Perjuangan dan Hanura. Awalnya Rano Karno diisukan akan dipasangan dengan Anies Baswedan[12]. Namun PDIP tidak mencalonkan Anies dan memilih Pramono yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.
Wakil Gubernur DKI Jakarta 2024
Walaupun perlu menunggu pengumuman resmi dari KPU terkait penetapan pasangan Gubernur dan Calon Gubernur DKI pada Pilkada 2024, namun berdasarkan rekapitulasi JagaSuara Pilgub DKI Jakarta melalui formulir C1 dari seluruh TPS yang ada di DKI Jakarta, Rano Karno dan pasangannya Pramono Anung berhasil memenangkan Pilgub DKI Jakarta tahun 2024 dengan perolehan suara 50,07%, ini membuat dirinya dan Mas Pram menjadi pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta pertama dalam sejarah yang berhasil menang satu putaran pada pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta[13]
Rano menikah dengan Dewi Indriati pada 8 Februari 1988 dan mengadopsi 2 orang anak, Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi. Sebelumnya Rano pernah menikah dan berakhir dengan perceraian setelah 2 tahun.
Rano Karno pernah diangkat sebagai duta khusus Indonesia dalam bidang pendidikan oleh UNICEF, sebuah badan di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang bergerak dalam bidang pendidikan. Rano bisa menjadi duta UNICEF dari Indonesia, setelah direkomendasikan oleh Prof Dr Emil Salim, Mantan Menteri Kesehatan (alm.) Prof. Dr. Adhyatma, Ibu Prof. Singgih, Ibu Prof Murprawoto.[14]
Pemilu | Lembaga legislatif | Daerah pemilihan | Partai politik | Perolehan suara | Hasil | |
---|---|---|---|---|---|---|
2019 | Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | Banten III | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | 274.294[15] | Terpilih | |
2024 | 149.397[16] | Terpilih |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.