Say Anything...

Say Anything... adalah film drama komedi romantis remaja Amerika Serikat tahun 1989 yang ditulis dan disutradarai oleh Cameron Crowe dalam debut penyutradaraannya. Film ini menceritakan romansa antara Lloyd Dobler (John Cusack), seorang siswa biasa, dan Diane Court (Ione Skye), seorang siswi Valedictorian, yang akan segera lulus dari sekolah menengah atas. Pada tahun 2002, Entertainment Weekly memberi peringkat pada Say Anything... sebagai film romansa modern terbaik, dan menduduki peringkat nomor 11 di Daftar 50 film SMA terbaik versi Entertainment Weekly.^[3]

Say Anything...
Poster resmi
Sutradara	Cameron Crowe
Produser	Polly Platt
Ditulis oleh	Cameron Crowe
Pemeran	John Cusack Ione Skye John Mahoney
Penata musik	Anne Dudley Richard Gibbs
Sinematografer	László Kovács
Penyunting	Richard Marks
Perusahaan produksi	Gracie Films
Distributor	20th Century Fox
Tanggal rilis	14 April 1989 (1989-04-14)
Durasi	100 Menit
Negara	Amerika Serikat
Bahasa	Inggris
Anggaran	$16 Juta[1]
Pendapatan kotor	$21.5 Juta[2]

Plot

Di akhir tahun terakhir mereka di sekolah menengah atas, siswa bangsawan berprestasi Lloyd Dobler jatuh cinta pada siswa terbaik Diane Court dan berencana untuk mengajaknya kencan, meskipun mereka berasal dari kelompok sosial yang berbeda.

Orangtua Lloyd bertugas di Jerman di Angkatan Darat Amerika Serikat, jadi dia tinggal bersama saudara perempuannya, Constance, seorang ibu tunggal, dan belum punya rencana untuk masa depannya. Diane berasal dari keluarga akademis yang terlindungi, tinggal bersama ayahnya yang bercerai, Jim, yang memiliki panti jompo tempat dia bekerja. Diane akan mengambil beasiswa bergengsi di Inggris pada akhir musim panas.

Lloyd menawarkan diri untuk mengajak Diane ke pesta kelulusan mereka. Diane setuju, yang membuat semua orang terkejut. "Kencan" mereka berikutnya adalah makan malam di rumah Diane, di mana Lloyd gagal membuat Jim terkesan, dan agen Internal Revenue Service (IRS) tiba-tiba datang untuk memberi tahu Jim bahwa dia sedang diselidiki atas penggelapan pajak.

Diane memperkenalkan Lloyd kepada para penghuni panti jompo dan dia mengajarinya mengendarai mobil Ford Tempo bertransmisi manual sebagai hadiah kelulusannya. Mereka semakin dekat dan berhubungan seks, yang membuat ayahnya khawatir. Sahabat Lloyd, Corey, yang merupakan musisi, yang tidak pernah bisa melupakan mantan pacarnya yang tidak setia, Joe, memperingatkannya untuk menjaga Diane.

Jim mendesak Diane untuk putus dengan Lloyd, karena merasa dia bukan pasangan yang tepat, dan menyarankan agar dia memberinya pulpen sebagai hadiah perpisahan. Khawatir dengan ayahnya, Diane memberi tahu Lloyd bahwa dia ingin berhenti menemuinya dan berkonsentrasi pada studinya, lalu memberinya pulpen. Merasa hancur, Llyod meminta nasihat dari Corey, yang menyuruhnya untuk "menjadi pria" karena menjadi "pria" membutuhkan lebih dari sekadar menjadi "pria". Sementara itu, Jim menemukan bahwa kartu kreditnya ditolak saat penyelidikan berlanjut.

Saat fajar menyingsing, Lloyd berdiri di bawah jendela kamar tidur Diane sambil memegang boombox dan memutar "In Your Eyes" karya Peter Gabriel, yang diputar saat mereka berhubungan seks. Keesokan harinya, Diane bertemu dengan penyidik IRS, yang mengatakan mereka memiliki bukti yang memberatkan Jim atas penggelapan dana dari penghuni panti jompo miliknya. Dia menyarankan agar Diane menerima beasiswa tersebut karena masalah dengan ayahnya akan memburuk.

Diane menemukan uang tunai yang disembunyikan di rumah dan menemui Jim, yang mengatakan bahwa dia mengambilnya untuk memberinya kemandirian finansial. Jim merasa dibenarkan karena dia memberikan perawatan yang lebih baik kepada penghuninya daripada keluarga mereka. Karena putus asa, dia berbaikan dengan Lloyd di sasana kickboxing miliknya.

Di akhir musim panas, Jim dipenjara dengan hukuman sembilan bulan setelah menerima kesepakatan pembelaan. Lloyd mengunjunginya di penjara, mengatakan bahwa dia akan menemani Diane ke Inggris. Jim bereaksi dengan marah ketika Lloyd memberinya surat dari Diane, tetapi Diane datang untuk mengucapkan selamat tinggal dan mereka berpelukan. Diane memberikan Jim pena yang diberikannya kepada Lloyd, memintanya untuk menulis surat kepadanya di Inggris. Lloyd mendukung dan menghibur Diane, yang takut terbang, dalam penerbangan mereka.

Pemain

• John Cusack sebagai Lloyd Dobler
• Ione Skye sebagai Diane Court
• John Mahoney sebagai Jim Court
• Lili Taylor sebagai Corey Flood
• Polly Platt sebagai Mrs. Flood
• Bebe Neuwirth sebagai Mrs. Evans
• Amy Brooks sebagai D.C.
• Loren Dean sebagai Joe
• Pamela Adlon sebagai Rebecca
• Chynna Phillips sebagai Mimi
• Jeremy Piven sebagai Mark
• Eric Stoltz sebagai Vahlere
• Jason Gould sebagai Mike Cameron
• Philip Baker Hall sebagai IRS Boss
• Joanna Frank sebagai Mrs. Kerwin

Penerimaan

Di Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating persetujuan 98% berdasarkan 45 ulasan, dengan rata-rata rating 8.04/10. Konsensus situs web tersebut berbunyi, "Salah satu film Generasi X yang pasti, Say Anything... sama-sama lucu dan menyentuh hati — dan itu menjadikan John Cusack sebagai ikon untuk tipe di mana pun."^[4] Di Metacritic, film ini memiliki skor 85% berdasarkan ulasan dari 18 kritikus, yang menunjukkan "Penghargaan universal".^[5] Penonton yang disurvei oleh CinemaScore memberi film ini nilai B+ dalam skala A hingga F.^[6]

Pengaruh

Film ini menampilkan salah satu adegan yang paling dikenal secara budaya dalam sejarah film Amerika Serikat, di mana John Cusack memegang boombox di atas kepalanya di luar jendela kamar Diane untuk memberi tahu dia bahwa dia belum menyerah padanya. Crowe dan produser James L. Brooks percaya bahwa adegan itu bisa menjadi ciri khas film ini, meskipun Crowe merasa kesulitan untuk membuat film karena Cusack merasa itu "terlalu pasif". Adegan itu pertama kali memutar lagu "Question of Life" milik Fishbone, tetapi setelah melihat ulang adegan itu, Crowe memilih untuk menggantinya dengan "In Your Eyes" milik Peter Gabriel agar lebih sesuai dengan suasana hati yang ingin dia sampaikan.^[7]

"Pemandangan itu seperti Romeo di bawah teralis," kata Crowe mengenang adegan ikonik itu. "Tapi aku punya perasaan saat menontonnya yang dipenuhi dengan emosi ganda - baik dengan ceritanya maupun para aktornya, yang rasa takutnya membara."