Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Sima Zhao

Wali penguasa Cao Wei Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Sima Zhao
Remove ads

Sima Zhao (211-264) nama kehormatan Zishang adalah anak dari kepala ahli strategi perang Perdana Menteri Sima Yi dari negara Cao Wei saat Zaman Tiga Negara di Tiongkok.

Fakta Singkat Sima Zhao 司馬昭, Raja Jin (晉王) ...

Dia berusaha untuk mengontrol dan mengurus negara Cao Wei yang telah diambil alih oleh ayahnya, Sima Yi dan abang kandungnya Sima Shi. Sima Zhao berhasil mengalahkan negara Shu Han di barat dan memaksa Shu menyerah yang di mana saat itu Shu di bawah kepemimpinan anak Liu Bei, Liu Shan (Chan). Anak Sima Zhao yaitu Sima Yan pada akhirnya menggulingkan negara Cao Wei sendiri dan mendirikan dinasti Jin. Setelah menjadi kaisar, Sima Yan memberi hormat kepada ayahnya dengan nama anumerta Kaisar Wen dari Jin dan nama kuil Taizu (太祖).

Sebuah peribahasa Tionghoa yang melibatkan dan terinspirasi dari Sima Zhao adalah "Semuanya di jalan mengetahui apa yang dipikirkan Sima Zhao" (司馬昭之心, 路人皆知) yang artinya niat tersembunyi seseorang (dalam kasus ini merebut taktha kekuasaan) sangat diketahui orang sampai itu bukanlah rahasia lagi. Peribahasa ini muncul dari ucapan Cao Mao, kaisar Cao Wei keempat yang melancarkan upaya untuk menyingkirkan Sima Zhao dan keluarganya untuk mengembalikan kekuatan kepada keluarga kekaisaran namun gagal.

Remove ads

Kehidupan awal

Sima Zhao lahir pada 211 sebagai putra bungsu Sima Yi dan Zhang Chunhua dan adik Sima Shi.[6] Karena ayahnya Sima Yi merupakan pejabat penting di pemerintahan, karir politik Sima Zhao naik secara pesat. Atas jasa ayahnya dalam menghancurkan Yan, Sima Zhao dianugerahi gelar Marquis Xincheng[a] menjelang akhir tahun 238. Sekitar tahun 240, ia diangkat menjadi Jenderal Tuan-tuan Koloni Pertanian (典農中郎將). Setahun kemudian, sekitar tahun 241, ia diangkat sebagai Prajurit Kavaleri Biasa (散騎常侍). Pada bulan Maret 244, ia ikut serta dalam kampanye Cao Shuang yang gagal melawan Shu, di mana ia berhasil mengusir serangan malam di kampnya yang dipimpin oleh pasukan Shu. Meskipun kampanye tersebut pada akhirnya gagal, ia dipromosikan ke pangkat Konsultan Tuan-tuan (jabatan yang biasanya dianggap sebagai pengganti, di mana ia sendiri ditahan selama lebih dari lima tahun, yang kemungkinan besar diberikan kepadanya oleh Cao Shuang dan kelompoknya sehingga ia tidak akan maju lebih jauh dalam politik).[7]

Remove ads

Karir sampai 255

Ringkasan
Perspektif

Makam Gaoping

Sima Zhao diduga terlibat dalam kudeta ayahnya melawan Cao Shuang pada 249. Menurut Kitab Jin, ia tidak diberitahu rencana kudeta ini oleh ayah dan kakaknya sampai menit terakhir dan membuatnya gugup[8]—sebuah pandangan yang tidak begitu disetujui oleh banyak sejarahwan yang berpendapat bahwa Sima Zhao sangat terlibat didalam konspirasi tersebut. Bagaimanapun itu, kudeta tersebut berhasil dan ayahnya mencapai puncak kekuasaan negara, sementara Sima Zhao sendiri menerima penambahan gaji sebesar 1.000 rumah tangga ke wilayah kekuasaannya dan menjadi tokoh penting dalam statusnya. Pada tahun 251, ketika ayahnya menumpas pemberontakan Wang Ling yang gagal, Sima Zhao menjabat sebagai wakil komandan, dan diberi hadiah berupa penambahan 300 rumah tangga ke wilayah kekuasaannya dan jabatan Marquis untuk putranya yang masih muda, Sima You. Selama beberapa tahun berikutnya, ia terlibat dalam memimpin pasukan untuk memukul mundur invasi oleh komandan angkatan bersenjata Shu, Jiang Wei.

Pertempuran Dongxing

Pada 253, pasukan Wei dibawah Sima Zhao bergerak ke timur melawan Dong Wu yang telah melampaui batas wilayah mereka dengan membangun di atas danau dan mempersenjatai penduduknya dengan pasukan di tanah milik Wei. Para perwira Wei, merasa aman dengan posisi mereka dan dengan jumlah mereka yang lebih banyak, menjadi sombong dan membiarkan diri mereka mabuk, dan dengan cepat dikalahkan oleh pasukan Wu yang dipimpin oleh Ding Feng dan Lü Ju, memaksa mereka untuk mundur dan melarikan diri. Setelah kekalahan di Pertempuran Dongxing, Sima Zhao bertanya kepada marsekalnya Wang Yi secara pribadi mengenai siapa yang patut disalahkan atas kekalahan ini dan Wang Yi menjawab: "Tanggung jawab berada di komandan." Sima Zhao membalas, "Marsekal bermaksud ingin saya menanggung kesalahan itu?" dan kemudian menghukum mati Wang Yi. Wali penguasa Wei Sima Shi menerima surat dari para menteri untuk menurunkan pangkat Wang Chang, Guanqiu Jian, Hu Zun dan jenderal lainnya atas kekalahan tersebut. Namun Sima Shi berkata: "Ini karena saya tidak mendengarkan nasihat Gongxiu [Zhuge Dan] makanya kita tertimpa musibah ini. Di hal ini saya yang bersalah; kenapa para jenderal yang disalahkan?".[9] Sima Shi kemudian menaikkan pangkat seluruh jenderal yang mengikuti kampanye tersebut, sementara Sima Zhao dihukum dengan gelar bangsawannya dihapus.[10]

Menggantikan Sima Shi

Pada 254, saat Sima Zhao berada di ibukota Luoyang, penasihat kaisar menyarankan Kaisar Cao Fang untuk mengejutkan Sima Zhao dan kemudian membunuhnya untuk mengambil alih pasukannya yang kemudian akan dipakai untuk menyingkirkan Sima Shi. Sang kaisar dengan khawatir tidak mendengarkan nasihat ini, namun konspirasinya masih ketahuan. Sima Zhao membantu kakaknya dalam menggulingkan Cao Fang dan menggantikannya dengan Cao Mao. Karena Cao Fang dilengserkan, jenderal Guanqiu Jian dan Wen Qin memberontak pada 255, namun pemberontakan ini berhasil ditumpas.

Namun pada kampanye menumpas pemberontakan tersebut, Sima Shi jatuh sakit akibat penyakit mata yang serius dan ia meninggal tidak lama sebulan kemudian; pada 23 Maret.[11] Pada saat itu, Sima Zhao ada bersama kakaknya di Xuchang. Kaisar Cao Mao yang berusia 14 tahun berupaya merebut kembali kekuatan kepada keluarga kekaisaran. Ia mengeluarkan titah dibawah rasional bahwa Sima Shi baru saja menumpas pemberontakan Guanqiu Jian dan Wen Qin dan daerah selatan masih rawan dan belum diamankan, memerintah Sima Zhao untuk tetap di Xuchang dan asisten Sima Shi, Fu Jia untuk kembali ke Luoyang dengan pasukan utama. Atas saran Fu Jia dan Zhong Hui, Sima Zhao sendiri kembali ke Luoyang melawan titah tersebut[12] dan tetap mengendalikan pemerintahan.[13] Sejak saat itu, ia tidak membiarkan Kaisar Cao Mao ataupun Janda Permaisuri Guo keluar dari cengkramannya.

Remove ads

Sebagai penguasa tertinggi

Ringkasan
Perspektif

Konsolidasi kekuasaan

Pemberontakan Shouchun Ketiga

Pada beberapa tahun kemudian, Sima Zhao mulai semakin mengonsolidasi kekuasaan, meninggalkan kaisar dan janda permaisuri dengan kekuatan politik yang sangat kecil. Ia selanjutnya membangun serangkaian peristiwa yang dipandang sebagai pertanda perebutan takhta Wei. Pada tahun 256, ia meminta kaisar memberinya hak istimewa untuk mengenakan jubah, mahkota, dan sepatu bot kekaisaran. Ia selanjutnya menguji keadaan dengan meminta para pembantu dekatnya memberi petunjuk kepada para jenderal di seluruh kekaisaran mengenai niatnya. Pada 257, ia mengirim Jia Chong untuk menyelidiki pikiran Zhuge Dan, dan Zhuge Dan menegurnya dengan keras[14] sampai Sima Zhao memanggilnya ke Luoyang dengan kedokan ingin menaikkan pangkatnya. Zhuge Dan menolak dan kemudian memberontak, membelot ke Dong Wu untuk mencari suaka.[15] Sima Zhao maju dengan cepat ke benteng Zhuge Dan di Shouchun dan mengepungnya, akhirnya merebut kota itu pada tahun 258 setelah memutus harapan penyelamatan Wu Timur, membunuh Zhuge Dan dan keluarganya, meskipun dia memperlakukan banyak dari mereka yang terlibat, seperti warga biasa, dan terutama tentara Wu yang telah dikirim sebagai bala bantuan, dengan sangat murah hati, meskipun disarankan untuk menghukum warga dan membunuh semua prajurit,[16] yang dia kemudian balas: "Orang-orang kuno menggunakan pasukan, menjaga negara adalah yang terbaik, jadi bunuh saja para pemimpinnya dan tidak lebih. Jika tentara Wu melarikan diri dan kembali, maka mereka dapat melaporkan kebesaran negara-negara bagian tengah." Kebaikan hati ini berhasil membuat keluarga Sima terlihat lebih positif di antara penduduk. Setelah kematian Zhuge Dan, tidak ada seorang pun yang berani menentang Sima Zhao lebih jauh selama beberapa tahun berikutnya. Pada 258, Kaisar Cao Mao dipaksa memberikan sembilan anugerah, jabatan kanselir agung dan gelar Adipati Jin - sebuah gelar yang mendekatkannya dengan upaya perebutan kekuasaan - kepada Sima Zhao, namun Sima Zhao kemudian sebanyak sembilan kali menolak anugerah tersebut.[17]

Remove ads

Kematian

Ringkasan
Perspektif

Setelah mengalahkan pemberontakan Zhong Hui, Sima Zhao dianugerahi gelar Raja Jin pada 2 Mei 264,[18] langkah paling terakhir sebelum merebut kuasa. Ia menggunakan momen tersebut untuk melakukan reformasi hukum dan sistem pemerintahan sesuai apa yang dia inginkan, seperti memberlakukan kembali Lima Tingkat Feodal dari Zhou (sebuah sistem yang tidak digunakan lagi setelah dihapus pada Dinasti Qin), dan bahkan memberi penghormatan kepada mendiang ayahnya, Sima Yi, dan kakaknya, Sima Shi, sebagai Raja Xuan dan Raja Jing dari Jin.[19] Ia kemudian berupaya mencari perdamaian dengan Dong Wu[20] untuk mencegah komplikasi lebih lanjut atas rencana pengambilalihannya, suatu sikap yang dibalas.[21]

Kemudian Sima Zhao mulai memikirkan ahli warisnya. Ia awalnya ingin menunjuk putra keduanya Sima You yang diadopsi oleh Sima Shi sebagai putranya sendiri karena Sima Shi tidak memiliki anak laki-laki, dibawah rasional atas jasa Sima Shi kepada keluarga dalam mengambil dan mempertahankan kekuasaan, penerus harus dikembalikan ke garis keturunannya. Mayoritas penasihatnya meminta Sima Zhao untuk memilih putra sulungnya, Sima Yan sebagai penerusnya. Sima Zhao akhirnya membulatkan tekad untuk mewariskan kepada Sima Yan.[22]

Pada 6 September 265, Sima Zhao meninggal[23] sebelum ia meraih kekuatan kekaisaran apapun, walaupun upacara pemakamannya dilaksanakan dengan penghargaan kekaisaran pada 20 Oktober 265. Lima bulan kemudian, Sima Yan yang sebelumnya mewarisi mandat ayahnya[24] bakal menggulingkan Cao Huan yang mundur dan kemudian naik taktha sebagai Kaisar Wu dari Jin, mendirikan Dinasti Jin. Setelah ia naik taktha, Sima Yan memberi penghormatan kepada ayahnya dengan nama anumerta Kaisar Wen dari Jin (晉文帝).

Remove ads

Keluarga

  • Permaisuri Wenming dari klan Wang dari Donghai (文明皇后 東海王氏; 217–268), nama pribadi Yuanji (元姬)
    • Putri Jingzhao (京兆公主)
    • Sima Yan, Kaisar Wu (武皇帝 司馬炎; 236–290), putra sulung
    • Sima You, Pangeran Qixian (齊獻王 司馬攸; 248–283), putra kedua

Lihat pula

Catatan kaki

  1. Catatan Fang 4.5 dari Jiaping 5; Xincheng adalah situs kemenangan terkenal Sima Yi melawan pengkhianat negara Meng Da, jadi tempat itu memiliki hubungan signifikan dengan keluarga Sima.

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads