Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Soebandrio
politikus Indonesia (1914-2004) Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Marsekal TNI (Purn.) (Tit.) dr. Soebandrio (Ejaan Republik: Subandrio) (15 September 1914 – 3 Juli 2004 ) adalah seorang politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri Pertama Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Soekarno.[1] Dicopot dari jabatannya setelah kudeta yang gagal pada tahun 1965, ia menghabiskan waktu selama 29 tahun di penjara.
- Untuk Soebandrio sebagai Kasau, lihat Soebandrio.
Ejaan "Subandrio" telah resmi digunakan di Indonesia sejak tahun 1947, namun ejaan lama Soebandrio terkadang masih digunakan.
Remove ads
Awal karier

Soebandrio lahir di Kepanjen, Malang, dan menempuh pendidikan di Geneeskundige Hoogeschool te Batavia (GHS) di Jakarta. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, dia aktif dalam gerakan kemerdekaan. Selama Perang Dunia II, sambil berpraktik kedokteran, ia bekerja dengan pasukan perlawanan anti-Jepang. Istrinya, Hurustiati Subandrio, juga seorang dokter yang aktif secara politik. Setelah perang, ia diangkat menjadi sekretaris jenderal kementerian penerangan.
Setelah tahun 1945, Soebandrio menjadi pendukung pemimpin nasionalis Sukarno dan dikirim sebagai utusan khusus Soekarno di Eropa, mendirikan kantor informasi di London pada tahun 1947. Dari tahun 1954 hingga 1956, ia menjadi duta besar untuk Uni Soviet. Selama masa ini, ia mengembangkan pandangan sayap kiri yang kuat, meskipun ia tidak pernah menjadi seorang Komunis seperti yang dituduhkan belakangan.
Remove ads
Menteri kabinet
Pada tahun 1956, Presiden Soekarno memanggilnya ke Jakarta untuk menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, dan kemudian Menteri Luar Negeri. Pada tahun 1960, ia juga diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri Kedua, dan pada tahun 1962 ia diangkat menjadi Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri. Beliau memegang ketiga jabatan tersebut, dan juga bertindak sebagai kepala intelijen, hingga tahun 1966.
Soebandrio adalah arsitek utama kebijakan luar negeri sayap kiri Indonesia selama periode ini, termasuk aliansi dengan Republik Rakyat Tiongkok dan kebijakan "Konfrontasi" dengan Malaysia, yang menciptakan permusuhan besar antara Indonesia dan kekuatan Barat, terutama Amerika Serikat dan Britania Raya. Beliau sangat terlibat dalam Krisis Selat Sunda pada tahun 1964 ketika kapal induk Inggris HMS Victorious melewati perairan Indonesia tanpa persetujuan yang tepat.[2]
Remove ads
Jatuhnya Soekarno
Ringkasan
Perspektif
Pada tanggal 30 September 1965, sekelompok perwira Angkatan Darat, yang diduga didukung oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berkuasa, menyerang bagian dari kepemimpinan Angkatan Darat yang diduga berencana untuk menggulingkan Soekarno. Enam jenderal Angkatan Darat terbunuh tetapi "upaya kudeta" yang diduga gagal. Dalam reaksi anti-komunis yang terjadi, Jenderal Soeharto yang anti-komunis mengambil alih pemerintahan. Soekarno berusaha mempertahankan Subandrio di kabinet, namun pada tahun 1966 ia terpaksa menyetujui pemecatannya.
Soebandrio dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Militer Luar Biasa dengan tuduhan terlibat dalam "Gerakan 30 September", meskipun tidak ada bukti nyata bahwa Soebandrio mengetahui rencana tersebut sebelumnya atau memainkan peran apa pun di dalamnya (dia berada di Sumatra pada saat itu[3]). Hukuman ini kemudian dikurangi menjadi hukuman penjara seumur hidup atas permintaan pemerintah Britania Raya atas nama Ratu Elizabeth II, karena mengingat bahwa Soebandrio adalah duta besar pertama Indonesia untuk Britania Raya.
Beliau akhirnya menerima grasi 2 Juni 1995, dari Presiden Soeharto dan akhirnya dibebaskan 15 Agustus 1995[4] bersama dengan Omar Dhani dan Soegeng Soetarto tepat sehari sebelum perayaan 50 tahun kemerdekaan Indonesia. Setelah Orde baru tumbang Soebandrio menemui Presiden Abdurrahman wahid pada 21 Desember 2000 untuk merehabilitasi namanya tetapi tidak kunjung dilakukan,[5] akhirnya belau menulis Buku yang berjudul Kesaksianku pada tahun 2001 untuk meluruskan sejarah yang sebenarnya terjadi, akhirnya beliau wafat pada tanggal 3 Juli 2004.
Tanda Kehormatan
Thailand:
Knight Grand Cross (First Class) of the Most Exalted Order of the White Elephant (KCE) (1960)[6]
Rumania:
Order of the Star of the Romanian Socialist Republic 2nd Class (11 Oktober 1962)[7]
Jerman:
Grand Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany (1963)
Yugoslavia:
1st Rank of the Order of the Yugoslav Flag with Sash[8]
Referensi
Bacaan lanjutan
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads