Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Surat Yudas
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen.[1] Surat ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen.[2] Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulis memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman.[2]
![]() | ||||
|
||||
Remove ads
Teks

- Surat Yudas hanya terdiri dari 1 pasal, yang dibagi atas 25 ayat.
- Sejumlah naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini dalam bahasa Yunani antara lain adalah
- Papirus 72 (abad ke-3/ke-4)
- Papirus 78 (abad ke-3/ke-4; terlestarikan: ayat 4-5, 7-8)
- Codex Vaticanus (~325-350 M)
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; terlestarikan: ayat 3-25)
- Papirus 74 (abad ke-7; terlestarikan: ayat 3,7,11-12,16,24)
Remove ads
Penulis
Di awal surat ini tertera nama penulisnya: "Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus".[3][4] Ada sejumlah nama Yudas yang lain dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, kebanyakan percaya bahwa Yudas, saudara Yesus[5] merupakan penulis surat Yudas, meskipun dalam keseluruhan surat Yudas, tidak pernah disinggung mengenai relasi khusus dengan Yesus, selain sebagai "hamba Yesus Kristus."[1] Dengan demikian, Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus, saudara lain dari Yesus Kristus[5] yang tertera namanya dalam Yakobus 1:1 sebagai penulis surat Yakobus dan merupakan kepala jemaat perdana di Yerusalem, tetapi bukan rasul Yakobus anak Zebedeus.[1]
Remove ads
Waktu Penulisan
Ringkasan
Perspektif
Surat Yudas ditulis dalam jangka waktu antara penulisan Surat Yakobus dan penulisan Surat 2 Petrus.[1] Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena Yakobus meninggal sebagai marti pada tahun itu[1] sedangkan rasul Petrus diduga meninggal sebagai martir tahun 64-67 Masehi. Jadi disimpulkan surat Yudas ini ditulis antara tahun 62-67 Masehi.[1] Robinson menyakini surat ini ditulis pada tahun 61-62 M, pada periode yang sama dengan surat 2 Petrus, sedangkan surat Yakobus pada tahun 47-48 M.[6] Ada juga yang berpendapat bahwa Surat Yakobus ditulis sekitar tahun 80/90 Masehi dan Surat 2 Petrus tahun 125 Masehi, sehingga diduga surat Yudas ditulis tahun 100 Masehi.[1]
Perhitungan lain adalah dari perkiraan usia Yudas yang diyakini sudah mati sebelum tahun 70 M. Dengan demikian Yudas kemungkinan lahir antara tahun 4 SM dan 10 M, dan jika ia menulis suratnya pada tahun 70 M, ia bisa jadi berusia paling sedikit 60 tahun dan mungkin 70-an. Meskipun mungkin saja Yudas hidup lebih lama lagi (tidak ada bukti eksternal), tahun 70 M paling masuk akal sebagai batas akhir (terminus ad quem).[7]
- Hegesippus menceritakan bagaimana cucu-cucu Yudas dibawa ke hadapan kaisar Domitian karena mereka dicurigai hendak menggulingkan pemerintahan Romawi. Tetapi mereka menjelaskan bahwa kerajaan yang mereka nanti-nantikan bersifat eskatologis dan surgawi, bukan politis dan duniawi. Domitian kemudian menyuruh mereka pergi dan mengakhiri penganiayaan atas gereja. Meskipun cerita ini dicurigai kebenarannya, fakta bahwa cucu-cucu Yudas, bukan ayah mereka atau Yudas sendiri, yang dibawa ke hadapan Domitian mengindikasikan bahwa Yudas rupanya sudah meninggal sebelum tahun 96 M.[7]
Pada awal abad ke-3, surat Yudas tersebar luas di kalangan umat Kristen, tetapi selanjutnya sampai abad ke-4 jarang dikutip oleh bapa gereja.[1] Eusebius dari Kaisarea mencatat bahwa ada sejumlah jemaat yang tidak mengakui keaslian surat ini, meskipun pada abad ke-5 surat ini mulai dipakai lagi oleh gereja.[1]
Remove ads
Konteks Penerima
Di awal surat tertulis "kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus."[3]. Jelas bahwa surat ini ditujukan secara khusus kepada sekelompok murid-murid Yesus yang "terpanggil", "dikasihi" dan "dipelihara", bukan kepada orang luar.[8]
Surat Yudas memiliki ciri menggunakan kepustakaan apokrif Yahudi.[9] Sebagai seorang Yahudi, penulis surat Yudas bisa dengan bebas memanfaatkan Perjanjian Lama dan beberapa kitab dari tradisi Yahudi.[1]
Remove ads
Ayat-ayat terkenal
- Yudas 1:20: Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
- Yudas 1:21: Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Muatan Teologi

Dalam surat Yudas, terdapat penekanan terhadap tema penghakiman.[10] Yudas mengutip perkataan Henokh yang mengatakan bahwa Tuhan akan melaksanakan penghakiman pada hari kedatangannya (Yudas 1:14–15).[10] Ia berbicara tentang malaikat-malaikat yang tidak taat yang ditahan olehnya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar (Yudas 1:6).[10] Kehancuran Sodom dan Gomora dikutip sebagai contoh dari hukuman siksaan api kekal (Yudas 1:7).[10]
Remove ads
Tiga analogi kelautan
Ringkasan
Perspektif
Ada tiga kiasan atau analogi yang berkaitan dengan kelautan digunakan pada Yudas 1:12–13 yang unik. Yudas tidak dikenal sebagai seorang nelayan (cucu-cucunya mengaku berprofesi sebagai tukang (kayu), sebagaimana kakek buyut mereka, dengan bukti tangan-tangan mereka yang kasar di hadapan kaisar Domitian), sehingga tampaknya analogi ini diberikan untuk kepentingan para pembacanya. Analogi ini juga lebih tepat untuk laut lepas, bukan danau seperti Danau Galilea.[7] Pada ayat 12, Yudas menyebut guru-guru palsu itu adalah "noda (σπιλάδες, spilades, = batu karang tersembunyi di bawah permukaan laut yang berbahaya) dalam perjamuan kasihmu." Metafora pertama ini digunakan Yudas untuk memperingatkan bahaya yang mengancam di bawah permukaan air, yang dapat menenggelamkan kapal yang mengira berlayar di perairan yang aman. Pada ayat 13 ia berbicara mengenai “ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri", yaitu gambaran jelas tentang kejijikan yang dibawa mereka. Kiasan terakhir adalah "bagaikan bintang-bintang (yang berpindah)" (ἀστέρες πλανῆται, asteres planētai), sehingga bukanlah penuntun yang tepercaya bagi para pelaut untuk mengetahui posisi mereka yang tepat. Jadi, dalam ketiga kiasan kelautan ini, para guru palsu adalah berbahaya, tidak bermoral (menjijikkan), dan tidak dapat dipercaya sebagai pemimpin. Yudas juga menggunakan kiasan yang berhubungan dengan pertanian, tetapi analogi ini tidaklah unik karena juga dipakai pada sumber-sumber Perjanjian Lama maupun sastra Yahudi lain. Dari kiasan-kiasan kelautan ini dapat disimpulkan bahwa Yudas menulis kepada suatu jemaat yang berlokasi di dekat pantai Laut Tengah, antara lain mungkin kota Efesus.[7]
Remove ads
Kaitan dengan kitab-kitab lain dalam Alkitab
Ringkasan
Perspektif
Dalam Surat Yudas, disebutkan mengenai sejumlah nama dan kejadian yang dicatat kisahnya dalam kumpulan kitab Taurat Musa, khususnya dalam Kitab Kejadian (Kain; Henokh/keturunan ketujuh dari Adam; kehancuran kota Sodom dan Gomora), Kitab Keluaran ("Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir"), Kitab Bilangan (Bileam dan Korah), dan Kitab Ulangan (mayat Musa). Selain itu juga disebutkan mengenai malaikat Mikhael yang hanya disebutkan dalam Kitab Daniel di dalam Alkitab Ibrani (bagian Ketuvim), atau Wahyu kepada Yohanes di dalam bagian Perjanjian Baru. Sejumlah ungkapan tampaknya dikutip dari kitab-kitab para nabi (Nevi'im) misalnya Kitab Zakharia. Referensi mengenai "hidup kekal" dalam Yesus Kristus, yang disebut sebagai "Penguasa" dan "Tuhan", menunjukkan kaitan dengan kitab-kitab Injil. Sebagian isi surat juga berkaitan dengan surat Yakobus dan Surat 2 Petrus. Nubuat mengenai "pengejek-pengejek" pada waktu kemudian juga berkaitan dengan Surat 1 Timotius yang ditulis oleh rasul Paulus.
Kaitan dengan surat 2 Petrus
Terdapat sejumlah kemiripan antara ayat-ayat dalam surat Yudas dan surat 2 Petrus sebagai berikut:[11]
Ayat 9
- Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!" (TB)[12]
Ayat ini merujuk kepada suatu perselisihan antara Mikhael, penghulu malaikat, dan Iblis mengenai mayat Musa, yang oleh sejumlah penafsir dipahami sebagai rujukan kepada penglihatan yang dicatat dalam Zakharia 3:1–2.[13][14] Origen menulis bahwa ayat ini merujuk pada suatu kitab non-kanonik bernama "Kenaikan Musa",[15] meskipun James Charlesworth menyatakan tidak ada bukti bahwa bagian yang terlestarikan dari kitab itu memuat isi tersebut,[16] tetapi yang lain yakin bahwa bagian itu bisa saja termuat dalam bagian penutup kitab yang sekarang hilang.[16][17]
Ayat 14–15
- 14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, 15 hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." (TB)[18]
Ayat-ayat ini memuat kutipan langsung dari suatu nubuat dalam Kitab Henokh, yaitu 1 Henokh 1:9. Sebutan "Henokh, (keturunan) yang ketujuh dari Adam" juga diambil dari 1 Henokh 60:1. Sejumlah komentator menganggap bahwa hal ini mengindikasikan Yudas menerima leluhur sebelum air bah, Henokh, sebagai pengarang Kitab Henokh tersebut, tetapi penjelasan yang lain adalah Yudas mengutip Kitab Henokh dengan sadar bahwa ayat 14–15 sesungguhnya adalah pengembangan dari perkataan Musa dalam Ulangan 33:2,[19][20][21] yang didukung oleh pernyataan Yudas dalam bahasa Yunani yang tidak lazim bahwa "Henokh yang Ketujuh dari Adam bernubuat kepada para pengajar palsu", bukan mengenai mereka.[22] Kitab Henokh tidak dianggap kanonik oleh kebanyakan gereja, meskipun diakui sebagai bagian kanon oleh Gereja Ortodoks Etiopia. Menurut sarjana Barat, bagian tertua Kitab Henokh (terutama "Kitab Penjaga" atau Book of the Watchers) bertarikh dari sekitar 300 SM dan bagian yang kemudian ("Kitab Perumpamaan" atau Book of Parables) mungkin digubah pada akhir abad ke-1 SM.[23] 1 Henokh 1:9, yang disebut di atas, adalah bagian dari pseudepigrafa dan ditemukan di antara Naskah Laut Mati [4Q Enoch (4Q204[4QENAR]) COL I 16–18].[24] Para sarjana menganggap bahwa penggubah Surat Yudas sangat mengenal Kitab Henokh dan dipengaruhi olehnya dalam pikiran dan penulisan.[25]
Remove ads
Lihat pula
Surat Yudas | ||
Didahului oleh: Surat 3 Yohanes |
Perjanjian Baru Alkitab |
Diteruskan oleh: Wahyu kepada Yohanes |
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads