Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Tabrakan KRL Commuter Line Juanda 2015

kecelakaan kereta api di Indonesia tahun 2015 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Tabrakan KRL Commuter Line Juanda 2015 adalah sebuah kecelakaan yang melibatkan KRL Commuter Line dengan nomor KA 1156 yang menabrak KRL Commuter Line di depannya dengan nomor KA 1154 pada Rabu, 25 September 2015 pukul 15.30 WIB di lintas Jakarta KotaBogor. tak jauh dari Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Indonesia.[1] Akibat dari peristiwa tersebut, 48 orang mengalami luka-luka. Tidak ada korban tewas dalam kecelakaan ini.[2]

Fakta Singkat Rincian, Tanggal ...
Remove ads

Kronologi

Pada Rabu, 23 September 2015 pukul 15.28 WIB, KRL 1154 masuk dan berhenti di Stasiun Juanda untuk menaikturunkan penumpang. Pada saat yang hampir bersamaan, KRL 1156 masuk dan berhenti di Stasiun Sawah Besar untuk menaikturunkan penumpang. Setelah proses naik turun penumpang, KRL 1156 melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Juanda dengan sinyal keluar Stasiun Sawah Besar beraspek kuning.

Pada pukul 15.30 WIB, ketika KRL 1154 bersiap berangkat dari Stasiun Juanda, tiba – tiba KRL 1154 ditabrak oleh KRL 1156 yang terlambat melakukan pengereman saat sinyal B102 beraspek merah di Stasiun Juanda. Beberapa kereta KRL anjlok akibat tabrakan belakang tersebut.[3]

Remove ads

Penyebab

Ringkasan
Perspektif

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tabrakan ini diantaranya;[3]

  1. Reaksi pengereman Asisten Masinis KRL 1156 melebihi ambang batas waktu reaksi manusia normal, yaitu 2,5 detik. Keterlambatan ini menyebabkan sisa waktu untuk melakukan pengereman menjadi sangat terbatas dan kritis, sehingga tidak cukup untuk menghentikan KRL dengan aman.
  2. Kondisi jalur yang berkelok dengan banyak hambatan visual seperti tiang listrik dan pepohonan besar menyebabkan sinyal B102 baru terlihat dari jarak 118 meter. Jarak ini sangat tidak memadai untuk proses pengereman yang aman dan tidak memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 2011 yang menyatakan sinyal utama harus terlihat minimal dari jarak 600 meter.
  3. Gangguan pandangan dalam kabin masinis seperti papan penghalang sinar matahari, papan rute, dan pelindung kaca depan menyebabkan terbatasnya jarak pandang terhadap sinyal B102. Kondisi ini melanggar ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 42 Tahun 2010, Nomor 24 Tahun 2015, dan Nomor 175 Tahun 2015 yang mewajibkan kabin masinis memiliki ruang pandang bebas ke depan.
  4. Penggantian blok rem dari komposit ke besi cor (cast iron) menyebabkan perubahan spesifikasi teknis KRL 1156, yang berdampak pada bertambahnya jarak pengereman. Perubahan ini tidak disertai dengan pengujian dan sertifikasi ulang sebagaimana diwajibkan dalam PP 56 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2011 terkait perubahan spesifikasi sarana perkeretaapian.
Remove ads

Dampak

Rangkaian Kereta

Akibat kecelakaan ini, dua rangkaian KRL JR 205 (JR 204 123 dan JR 205 54) mengalami kerusakan parah. Kedua set KRL tersebut mengalami kerusakan pada kedua kabin masinis dan beberapa kereta KRL mengalami penyok dan anjlok. Sebagian kereta yang masih dapat beroperasi digabungkan menjadi satu rangkaian.[4]

Korban

Akibat dari peristiwa tersebut, 48 orang terluka.[2][3] Para korban dilarikan ke RSPAD (15 orang), RSUD Tarakan (4 orang), RS Husada (26 orang), RSCM (2 orang), dan RS Carolus (1 orang).[3]

Perjalanan KRL

Imbas dari kejadian tersebut, perjalanan KRL lintas BogorJakarta Kota dan sebaliknya serta BekasiJakarta Kota dan sebaliknya hanya dapat dilakukan dari dan menuju Stasiun Manggarai. Perjalanan KRL Lintas ManggaraiJakarta Kota dan sebaliknya lumpuh hingga 15 Jam. Mulai pukul 07.37 WIB, Perjalanan KRL sudah mulai berangsur normal. [3][5]

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads