Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Teori penggentar
penologi Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Teori penggentar atau deterensi mulai dikenal sebagai strategi militer pada masa Perang Dingin karena terkait dengan penggunaan senjata nuklir. Deterensi memiliki arti yang unik waktu itu karena berkat kekuatan nuklir yang menghancurkan, sebuah negara nuklir kecil dapat mencegah serangan musuhnya yang jauh lebih kuat asalkan mereka terlindungi dari kehancuran melalui serangan kejutan. Deterensi adalah strategi untuk mencegah musuh mengambil tindakan yang belum dimulai, atau mencegah musuh melakukan sesuatu yang diharapkan negara lain. Menurut Bernard Brodie pada tahun 1959, deteren nuklir yang tepat harus selalu disiagakan dan tidak pernah digunakan.[1]
Dalam tulisan klasik Thomas Schelling (1966) tentang deterensi, ia memaparkan konsep bahwa strategi militer tidak bisa lagi dijadikan standar kemenangan militer. Ia berpendapat bahwa strategi militer saat ini lebih mengarah ke seni koersi atau intimidasi dan deterensi.[2] Schelling mengatakan bahwa kemampuan untuk menghancurkan negara lain sudah dijadikan motivasi bagi negara lain untuk menghindarinya dan memengaruhi perilaku negara lain. Untuk bersikap koersif atau mencegah negara lain, kekerasan harus diantisipasi dan dihindari lewat akomodasi. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kekuasaan untuk melukai sebagai daya tawar adalah dasar dari teori deterensi, dan deterensi sangat berhasil bila tidak digunakan.[2]
Pada tahun 2004, Frank C. Zagrare mengutarakan pendapatnya bahwa teori deterensi tidak konsisten secara logis, tidak akurat secara empiris, dan banyak kelemahan. Sebagai pengganti deterensi klasik, para pakar pilihan rasional mengusulkan deterensi sempurna yang berasumsi bahwa setiap negara memiliki ciri khas internalnya masing-masing dan kredibilitas ancaman pembalasannya sendiri.[3]
Dalam artikel di Wall Street Journal bulan Januari 2007, para pembuat kebijakan era Perang Dingin, Henry Kissinger, Bill Perry, George Shultz, dan Sam Nunn, mencabut pernyataannya dan menegaskan bahwa bukannya menjadikan dunia ini lebih aman, senjata nuklir justru merupakan sumber risiko yang besar.[4] Pada tahun 2010, sejumlah negarawan senior dan tokoh wanita Eropa menuntut tindakan lebih lanjut dalam menangani masalah proliferasi senjata nuklir. Mereka mengatakan, "Deterensi nuklir bukanlah tanggapan strategis yang persuasif bagi dunia yang penuh perlombaan senjata nuklir regional dan terorisme nuklir, berbeda dengan era Perang Dingin".[5]
Remove ads
Lihat pula
- Deterensi minimal
- Dilema keamanan
- Dilema tahanan
- Doktrin Reagan
- Essentials of Post–Cold War Deterrence
- Etika nuklir
- Hubungan internasional
- Kepastian saling menghancurkan
- Keseimbangan teror
- N-deterensi
- Paradoks waralaba
- Pembalasan besar
- Pemerasan nuklir
- Perang Dingin
- Perang nuklir
- Perdamaian melalui kekuatan
- Perdamaian nuklir
- Peringatan peluncuran
- Permainan perang
- Serangan kedua
- Serangan melumpuhkan
- Strategi nuklir
- Teori permainan
- Terorisme nuklir
- Tindakan kepercayaan diri
- Triad nuklir
Remove ads
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads