Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Transvision
Layanan televisi satelit berlangganan di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Transvision (sebelumnya dikenal sebagai TelkomVision dan YesTV) adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan televisi berlangganan dengan kantor pusat yang berada di Jakarta, Indonesia. Transvision dimiliki sebagian besarnya oleh Trans Media, anak perusahaan CT Corp. Saat ini, Transvision memberikan layanan siaran televisi berlangganan melalui satelit (dengan merek "Satellite" dan "Nusantara HD") dan internet (dengan merek "Xstream"), serta sebuah layanan over-the-top yaitu CubMu. Transvision mulanya menyiarkan siarannya melalui satelit Telkom-1 (C-Band) dan MEASAT-3b (Ku-Band) secara simultan.[1] Sejak 2016, Transvision sepenuhnya bersiaran menggunakan satelit MEASAT-3b.
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Era TelkomVision

TelkomVision didirikan pada 7 Mei 1997 oleh empat perusahaan konsorsium yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), PT Telekomindo Primabhakti, dan PT Datakom Asia,[a] dan kemudian terus tumbuh dan berkembang dalam bisnis siaran televisi berlangganan di Indonesia. Awalnya, perusahaan ini didirikan bukan dengan nama Indonusa Telemedia, melainkan Telemedia Indonesia. Lalu, baru pada pertengahan Desember 1998, perusahaan ini baru beroperasi dengan 200 pelanggan awal.
Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut, TelkomVision mengalami beberapa kali perubahan struktur kepemilikan saham dan Telkom sebagai salah satu BUMN menjadi pemegang saham mayoritas TelkomVision dengan kepemilikan saham sebesar 99,54% dan sisanya (0,46%) dimiliki oleh PT Multimedia Nusantara (METRA) dengan total modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp. 647,5 Miliar per 31 Desember 2011.[4]
Produk layanan DTH (direct to home) prepaid (prabayar) menjadi andalan TelkomVision pada periode awal 2010-an. Dengan layanan tersebut, pelanggan dapat memilih program dengan harga yang terjangkau. Pada tahun 2009, TelkomVision meluncurkan layanan serupa di bawah merek terpisah, yakni YesTV. Untuk mengembangkan pelanggan DTH postpaid (pascabayar), TelkomVision meluncurkan bundling produk Speedy-YesTV. Pada tahun 2011, TelkomVision meluncurkan produk televisi protokol internet (Internet Protocol Television, IPTV) yang bernama Groovia TV (kini IndiHome TV), diklaim sebagai IPTV pertama di Indonesia, yang kemudian terus dikembangkan untuk televisi mobile, Value-Added Service (VAS), dan interactive content.[5]
Akuisisi Trans Media dan perkembangan setelahnya
Pada 2013, pengusaha nasional Chairul Tanjung, melalui perusahaannya yaitu Trans Corp membeli 80% saham TelkomVision, meskipun pada awalnya keputusan ini sempat ditentang oleh DPR RI.[6][7] Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat juga ikut untuk menyelesaikan penjualan salah satu aset Telkom ini dengan alasan selama dipegang oleh Telkom, TelkomVision terlihat stagnan dalam hal penghasilan meskipun memiliki prospek bagus sebagai salah satu pemain lama di bisnis televisi berlangganan.[8] Rencana awalnya, Telkom dengan sisa 20% saham akan lebih fokus kepada infrastruktur, sementara Trans Corp fokus kepada pengembangan konten.[9] Hasil akuisisi tersebut diwujudkan dengan dileburkannya YesTV ke dalam layanan utama TelkomVision dan pergantian nama TelkomVision menjadi Transvision pada 1 Mei 2014. Produk IPTV Groovia TV tetap di bawah operasional Telkom hingga kini (dan telah berganti nama menjadi IndiHome TV).[butuh rujukan]
Hingga tahun 2016, Transvision mengudara melalui Telkom-1 dengan frekuensi C-band sejak era TelkomVision.[1] Setelah akuisisi Trans Media,[kapan?] Transvision mulai bersiaran melalui satelit MEASAT-3b dengan frekuensi Ku band secara bersamaan dengan frekuensi C-band sebagai masa transisi. Pada tahun 2016, Transvision sepenuhnya beralih ke frekuensi Ku band, dan para pelanggan yang menggunakan C-band (sebagian besar adalah yang berlangganan sejak sebelum akuisisi) harus beralih ke frekuensi baru tersebut.[butuh rujukan]
Pada tahun 2018, Transvision memegang hak siar untuk Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia (bersama Trans TV dan Trans7), dan menyediakan saluran eksklusif siaran pertandingan Piala Dunia yang bernama World Cup Channel.[10] Hak siar yang dipegang Trans Media (induk dari Transvision) tersebut juga dipegang oleh Telkom Indonesia.[11]
Pada 6 Maret 2020, Transvision meluncurkan produk IPTV baru berbasis Android yang bernama Transvision XStream, guna memenuhi tuntutan pasar layanan over-the-top streaming yang sedang naik daun selama pandemi COVID-19. Bisa dikatakan bahwa produk tersebut merupakan reinkarnasi dari Groovia TV yang hingga kini tetap dimiliki oleh Telkom setelah akuisisi TelkomVision.[12]
Pada tanggal 15 Juli 2025, Transvision akan menambahkan satelit Telkom-4 memiliki jumlah saluran televisi terbanyak mencapai 31 saluran setelah Measat-3B.
Remove ads
Identitas
Logo
Logo ketiga dan terakhir TelkomVision diluncurkan pada 8 Juli 2010. Logo tersebut mengangkat tema menyerupai bintang yang menunjuk ke 5 arah yang melambangkan harmonisasi antara 5 elemen kehidupan, serta visi perusahaan yang menyatukan berbagai layanan multimedia.
- Logo pertama TelkomVision (Mei 1997 — 22 Juli 2007)
- Logo kedua TelkomVision (23 Juli 2007 – 7 Juli 2010)
- Logo terakhir TelkomVision (8 Juli 2010 — 13 Mei 2014)
- Logo YesTV (8 Juli 2010 — 13 Mei 2014)
- Logo pertama Transvision (14 Mei 2014 — 1 Mei 2021)
- Logo kedua Transvision (1 Mei 2021 — sekarang)
Slogan
Sebagai TelkomVision
- Nice and Easy (2010 - 2014)
Sebagai YesTV
- Your Edutainment Solution (2009 - 2014)
Sebagai Transvision
- Transformasi Hiburan Keluarga (2014 - 2021)
- Broadcasting at the Edge of Technology (2021 - sekarang)
Remove ads
Saluran eksklusif
Ringkasan
Perspektif
Di samping memberikan layanan televisi berbayar, Transvision menjalankan sejumlah saluran televisi eksklusif/in-house yang hanya disiarkan melalui Transvision. Saluran-saluran tersebut rata-rata menayangkan acara-acara unggulan yang pernah ditayangkan oleh Trans TV dan Trans7, di samping beberapa acara orisinal.
Saluran aktif
Saluran yang telah ditutup
Remove ads
Catatan kaki
- Secara spesifik, struktur kepemilikan PT Datakom Asia terdiri dari:
PT Asriland (Bambang Trihatmodjo): 33,3%
PT Lembahsubur Adipertiwi (Anthony Salim): 28,57%
PT Persada Giri Abadi (Peter F. Gontha): 24,23%
PT Azbindo Nusantara (Aziz Mochdar): 6,88%
PT Indosat (Persero) Tbk: 5%
PT Trisadnawa Solusi Komunikasi (Youk Tanzil): 2%[2][3]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads