Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Keuskupan Agung Semarang
wilayah administratif gereja di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Keuskupan Agung Semarang adalah salah satu keuskupan yang terletak di Indonesia, serta menjadi keuskupan metropolit atas provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Malang, Keuskupan Purwokerto, dan Keuskupan Surabaya.[4] Keuskupan ini mencakup wilayah Jawa Tengah bagian timur, yang terdiri dari bekas Keresidenan Semarang, bekas Keresidenan Surakarta, wilayah Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Kudus, serta seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keuskupan Agung Semarang meliputi 378 ribu umat Katolik pada tahun 2021 dalam suatu wilayah seluas 19.189 km2. Takhta Keuskupan Agung Semarang sejak 18 Maret 2017 dipegang oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.[5]
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Kontak awal agama Katolik di wilayah ini terjadi pada 1640 ketika dua orang imam Dominikan, yaitu Manuel de St Maria, O.P., dan Pedro de St Joseph, O.P., mendapat sebidang tanah dari Sultan Mataram untuk tempat melayani umat Katolik yang terdiri dari para pedagang Portugis di Jepara. Gereja itu kemudian dinamakan sebagai gereja Katolik San Domingo Jepara yang telah didirikan pada tahun tersebut. Akan tetapi, komunitas itu cerai berai akibat adanya penindasan oleh perusahaan Hindia Timur VOC sehingga misi katolik terhenti sampai awal abad-19. Pada tahun 1808 Semarang adalah suatu stasi dari Prefektur Apostolik Batavia (Jakarta) yang dilayani oleh Pastor L. Prinsen. Pada 1818 Pastor L. Prinsen ditarik ke Jakarta dan diangkat menjadi Prefek Apostolik Batavia. Semarang kemudian dilayani oleh dua pastor baru. Pada 1859 Ambarawa menjadi stasi baru dengan datangnya imam-imam Serikat Jesus (SJ). Pada 1865 Jogjakarta menjadi stasi baru, disusul Magelang. Pada 1904 Pastor van Lith, S.J., mendirikan sekolah guru di Muntilan dan penyebaran para guru selanjutnya menyebabkan Gereja Katolik berkembang lebih pesat di Jawa Tengah khususnya dan hampir secara menyeluruh di Pulau Jawa. Seminari Menengah didirikan di Muntilan pada 1911 dan nantinya pindah ke Mertoyudan. Pada 1936 didirikan Seminari Tinggi di Yogyakarta.
Vikariat Apostolik Semarang didirikan pada 1940, dan dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik di Indonesia pada 3 Januari 1961 berubah statusnya menjadi Keuskupan Agung Semarang. Umat Katolik bertumbuh jumlahnya dari 47.000 di 23 paroki pada 1950, menjadi 204.000 pada 1970, selanjutnya 302.000 pada 1980, 424.000 di 79 paroki pada 1990 dan 483.000 di 88 paroki pada 2000. Menurut statistik 2005, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang berjumlah 504.000 pada 2004.
Pada tahun 2020, terdapat rencana untuk memekarkan Kevikepan Yogyakarta menjadi Kevikepan Yogyakarta Barat dan Kevikepan Yogyakarta Timur.[6][7]
Garis waktu
- Didirikan sebagai Vikariat Apostolik Semarang pada tanggal 25 Juni 1940, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 3 Januari 1961
- Mendapat kunjungan pastoral dari Paus Yohanes Paulus II di Yogyakarta dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia pada tanggal 9–14 Oktober 1989[8]
Remove ads
Waligereja
Lambang
Foto diri
Ordinaris
- Vikaris Apostolik Semarang
- Albertus Soegijapranata, S.J. (1 Agustus 1940 s.d. 3 Januari 1961, naik tingkat)
- Uskup Agung Semarang
- Albertus Soegijapranata, S.J. (3 Januari 1961 s.d. 22 Juli 1963, wafat)
- Justinus Kardinal Darmojuwono (10 Desember 1963 s.d. 3 Juli 1981, mengundurkan diri)
- Julius Riyadi Kardinal Darmaatmadja, S.J. (19 Februari 1983 s.d. 11 Januari 1996, pindah tugas)
- Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (21 April 1997 s.d. 25 Juli 2009, pindah tugas)
- Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta (12 November 2010 s.d. 10 November 2015, wafat)
- Robertus Rubiyatmoko (sejak 18 Maret 2017)
Prelat tituler
- Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang
- R.D. Alexander Soetandio Djajasiswaja (3 Juli 1981 s.d. 19 Februari 1983, jabatan selesai)
- R.D. Johannes Murtono Harjoyo (11 Januari 1996 s.d. 21 April 1997, jabatan selesai)
- R.D. Pius Riana Prapdi (25 Juli 2009 s.d. 12 November 2010, jabatan selesai)
- R.D. Fransiskus Xaverius Sukendar Wignyosumarta (10 November 2015 s.d. 18 Maret 2017, jabatan selesai)
Remove ads
Paroki
Kevikepan Semarang
Kevikepan Surakarta
Kevikepan Kedu
Kevikepan Yogyakarta Barat
Kevikepan Yogyakarta Timur
Remove ads
Imam
Perkembangan jumlah imam praja (diosesan) di Keuskupan Agung Semarang
- 1950: 15
- 1970: 46
- 1980: 62
- 1990: 76
- 2000: 124
- 2004: 142
Imam tarekat religius di Keuskupan Agung Semarang
- 1950: 65
- 1970: 167
- 1980: 164
- 1990: 191
- 2000: 192
- 2004: 202
Buku liturgi
Di Keuskupan ini, terdapat setidaknya tiga buku nyanyian yang beredar di kalangan umat. Tiga buku tersebut meliputi Puji Syukur, Madah Bakti, dan Kidung Adi. Adapun buku Nguntapake Layon hanya digunakan sebagai buku dalam misa-misa dan ibadah-ibadah rekuiem.
Pertapaan
Catatan
Referensi
Pustaka
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads