Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Varian Beta SARS-CoV-2
varian dari SARS-CoV-2 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Varian Beta SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.351 atau 501.V2, adalah varian dari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Varian ini termasuk varian yang dianggap penting. Ia ditemukan pertama kali di Teluk Nelson Mandela,[3] Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan, pada Oktober 2020[4] dan dilaporkan oleh departemen kesehatan negara tersebut pada 18 Desember 2020.[5] Analisis filogeografi menunjukkan bahwa varian ini telah muncul di daerah Teluk Nelson Mandela sejak Juli atau Agustus 2020.[6]

Negara-negara dengan kasus terkonfirmasi varian Beta per 25 Juni 2021[2]
Legenda:
1.000+ kasus terkonfirmasi
250–999 kasus terkonfirmasi
100–249 kasus terkonfirmasi
10–99 kasus terkonfirmasi
2–9 kasus terkonfirmasi
1 kasus terkonfirmasi
Tidak ada atau tiada data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian ini sebagai varian Beta bukan untuk menggantikan nama ilmiah, melainkan sebagai nama yang dipakai secara umum di ruang publik.[7] WHO menganggapnya sebagai varian yang diwaspadai (variant of concern).[8]
Remove ads
Penemuan
Tim genomik yang dipimpin oleh KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP) di Universitas KwaZulu-Natal menemukan varian baru ini.[9] Varian ini ditemukan dengan pengurutan keseluruhan genom. Urutan genomik garis keturunan ini dikumpulkan ke pangkalan data urutan GISAID.[10]
Sifat
Ringkasan
Perspektif
Gejala
![]() | Bagian ini kosong. Anda bisa membantu dengan melengkapinya. (Juli 2021) |
Transmisi
Peneliti dan pihak berwenang melaporkan bahwa prevalensi varian ini lebih tinggi di antara orang muda dengan tanpa keadaan kesehatan tertentu dan sering menyebabkan penyakit serius dalam beberapa kasus dibandingkan varian lain.[11][12] Departemen Kesehatan Afrika Selatan juga menyatakan bahwa varian ini mungkin menjadi mendorong gelombang kedua pandemi di negaranya karena varian ini menyebar lebih cepat daripada varian lain sebelumnya.[5][11]
Genetika
Mutasi pada SARS-CoV-2 cukup sering: lebih dari empat ribu mutasi telah dideteksi hanya pada bulir proteinnya menurut Konsorsium Britania Raya untuk Genom COVID-19.[14]
Varian ini terdiri dari 31 mutasi: 19 mutasi tak bersinonim, 2 mutasi hapus, dan 10 mutasi bersinonim,[6] yaitu 21 mutasi yang mengubah protein dan 10 mutasi yang tidak berdampak.[15]
Ilmuwan mencatat bahwa varian ini bisa lebih mudah menempel pada sel manusia karena tiga mutasi dalam domain pengikat reseptor (RBD) pada bulir virus, yaitu N501Y,[5][16] K417N, dan E484K.[17][18] Dua di antaranya, E484K dan N501Y, ada dalam motif pengikat reseptor (RBM) dari domain pengikat reseptor (RBD).[6][19] Mutasi N501Y juga ada dalam varian Alpha dan Gamma.
Remove ads
Efikasi vaksin
Perubahan asam amino E484K, sebuah mutasi domain pengikat reseptor (RBD), dilaporkan berhubungan dengan kaburnya dari antibodi penetral yang bisa berdampak buruk terhadap efikasi vaksin Covid-19 yang bergantung pada protein bulir.[20][21] Mutasi bulir E484K dikaitkan dengan kasus reinfeksi dengan varian Beta di Brazil yang diyakini para peneliti sebagai kasus reinfeksi pertama untuk varian ini.[22] Peluang perubahan dalam antigenisitas disebut sebagai "mutasi kabur" dari antibodi monoklonal yang mampu menetralkan protein bulir varian SARS-CoV-2.[23][24]
Statistik
Remove ads
Penyebaran
![]() | Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. (Juli 2021) |
Pada 23 Desember 2020, Menteri Kesehatan Britania Raya, Matt Hancock, mengumumkan bahwa dua orang yang berkunjung dari Afrika Selatan ke Britania Raya terinfeksi dengan varian Beta (varian 501.V2).[26]
Pada 3 Mei 2021, varian ini telah masuk ke Indonesia.[27] Per 4 Juli 2021, terdapat tujuh kasus di Indonesia yang terkena varian Beta.[28]
Remove ads
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads