Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Yaksaprasna
kisah dalam Mahabharata Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Yaksaprasna (Dewanagari: यक्षप्रश्न; IAST: yakṣapraśna ), juga dikenal sebagai Dharmabaka-upakhyana atau Akshardhama, adalah suatu episode atau kisah dalam Mahabharata yang berisi tanya jawab antara Yudistira dan seorang yaksa (makhluk gaib) yang merupakan penjelmaan dari Batara Darma (dewa hukum dan keadilan). Kisah ini terdapat dalam bab "Aranyaparwa", kitab Wanaparwa, salah satu dari 18 kitab Mahabharata. Kisah ini merupakan penutup kisah pengasingan Pandawa di hutan selama 12 tahun.

Episode Yaskaprasna banyak mengandung dialog antara Yudistira dan yaksa yang membahas tentang ajaran moral, filsafat, dan agama Hindu. Dialog antara Yudistira dan yaksa ini juga ditemukan dalam Madhyaparwa dari Mahabharata, dan juga dikenal sebagai kisah Dharmabaka-upakhyana, atau "Legenda Bangau Berbudi Luhur".
Remove ads
Ringkasan cerita
Ringkasan
Perspektif
Dalam buku The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa jilid ketiga (Vana Parva) yang diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Inggris oleh Kisari Mohan Ganguli (1883–1896), episode "Yaksaprasna" terdapat dalam bab "Aranyaparwa". Dikisahkan bahwa menjelang akhir masa pengasingan Pandawa di hutan selama 12 tahun, mereka bersiap-siap untuk hidup dalam penyamaran di Agyatwasa. Saat mereka sedang membuat rencana, datanglah seorang brahmana yang meminta tolong kepada para kesatria ini untuk mencari seekor rusa yang telah membawa arani (pemantik api dari kayu) miliknya, yang membuatnya tidak dapat menyalakan api untuk peribadatan. Maka para Pandawa bergegas mengikuti jejak rusa yang telah mengambil arani milik sang brahmana.
Di tengah usaha mengikuti jejak rusa misterius itu, para Pandawa merasa lelah dan kehausan. Maka Nakula beranjak mencari air untuk saudara-saudaranya, hingga dia menemukan sebuah danau yang indah. Tidak tampak ada kehidupan di danau itu, kecuali seekor bangau yang tengah bertengger di atas sebuah batu. Ketika Nakula mencoba mengambil air dari danau, bangau itu berbicara, "Wahai Nakula, air danau ini akan menjadi racun bagimu jika kau meminumnya tanpa menjawab pertanyaanku." Nakula mengabaikan bangau itu dan buru-buru meminum air danau tersebut, dan seketika dia mati. Setelah beberapa lama tidak kembali, kembaran Nakula, Sadewa, pergi mencari saudaranya dan menemukan Nakula mati tergeletak di pinggir danau. Bangau tadi memberi peringatan kepada Sadewa, tapi lagi-lagi diabaikan. Sadewa pun mati setelah meminum air danau itu. Demikian seterusnya, Arjuna dan Bima mengalami nasib yang sama.[1]

Ketika semua saudaranya tak kunjung kembali, Yudistira mengikuti jejak mereka dan menemukan semua saudaranya terbaring mati di pinggir danau. Sebelum mencari pembunuh saudara-saudaranya, dia memutuskan untuk minum air dari danau. Bangau tadi kembali memberi peringatan, dan kali ini Yudistira mengindahkannya. Maka bangau itu kemudian mengungkapkan dirinya sebagai seorang yaksa. Sang Yaksa mulai mengajukan pertanyaan demi pertanyaan kepada Yudistira yang jumlahnya mencapai 125 pertanyaan.
Yudistira menjawab semua pertanyaan tersebut dengan memuaskan. Setelah memberi pertanyaan terakhir, Sang Yaksa memberi pilihan kepada Yudistira untuk memilih salah satu saudaranya untuk dihidupkan kembali. Yudistira memilih Nakula, adik tirinya dari Madri, dengan alasan ibunya, Kunti, masih memiliki seorang anak yang masih hidup.[2]
Sang Yaksa terkesan dengan pilihan Yudistira tersebut sebagai keputusan yang sesuai darma, dan sebagai balasannya menghidupkan kembali semua sudaranya. Sang Yaksa kemudian membuka jati dirinya bahwa dia adalah Dewa Darma, yang juga ayah Yudistira; dan mengungkapkan bahwa dirinya lah yang menyamar sebagai rusa dan mencuri arani. Seraya memberkati Yudistira, Dewa Darma memberikan nasihat kepada Yudistira agar senantiasa mengikuti darma, dan dengan hal itu akan mereka akan selamat selamanya. Lalu semua Pandawa dihidupkan kembali.
Remove ads
Dialog
Ringkasan
Perspektif
Inilah sebagian pertanyaan yang diajukan Yaksa pada Yudistira:[3]
Yaksa: Apa yang lebih berat daripada Bumi, lebih luhur daripada langit, lebih cepat daripada angin dan lebih berjumlah banyak daripada gundukan jerami?
Yudistira: Sang Ibu lebih berat daripada Bumi, Sang Ayah lebih luhur daripada langit, Pikiran lebih cepat daripada angin dan kekhawatiran kita lebih berjumlah banyak daripada gundukan jerami.
Yaksa: Siapakah kawan dari seorang musafir? Siapakah kawan dari seorang pesakitan dan seorang sekarat?
Yudistira: Kawan dari seorang musafir adalah pendampingnya. Tabib adalah kawan seorang yang sakit dan kawan seorang sekarat adalah amal.
Yaksa: Hal apakah yang jika ditinggalkan membuat seseorang dicintai, bahagia dan kaya?
Yudistira: Keangkuhan, bila ditinggalkan membuat seseorang dicintai. Hasrat, bila ditinggalkan membuat seseorang kaya dan keserakahan, bila ditinggalkan membuat seseorang bahagia.
Yaksa: Musuh apakah yang tidak terlihat? Penyakit apa yang tidak bisa disembuhkan? Manusia macam apa yang mulia dan hina?
Yudistira: Kemarahan adalah musuh yang tidak terlihat. Ketidakpuasan adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Manusia mulia adalah yang mengharapkan kebaikan untuk semua makhluk dan Manusia hina adalah yang tidak mengenal pengampunan.
Yaksa: Siapakah yang benar-benar berbahagia? Apakah keajaiban terbesar? Apa jalannya? Dan apa beritanya?
Yudistira: Seorang yang tidak punya hutang adalah benar-benar berbahagia. Hari demi hari tak terhitung orang meninggal. Namun yang masih hidup berharap untuk hidup selamanya. Ya Tuhan, keajaiban apa yang lebih besar? Perbedaan pendapat membawa pada kesimpulan yang tidak pasti, Antara Śruti saling berbeda satu sama lain, bahkan tidak ada seorang Resi yang pemikirannya bisa diterima oleh semua. Kebenaran Dharma dan tugas, tersembunyi dalam gua-gua hati kita. Karena itu kesendirian adalah jalan dimana terdapat yang besar dan kecil. Dunia yang dipenuhi kebodohan ini layaknya sebuah wajan. Matahari adalah apinya, hari dan malam adalah bahan bakarnya. Bulan-bulan dan musim-musim merupakan sendok kayunya. Waktu adalah Koki yang memasak semua makhluk dalam wajan itu (dengan berbagai bantuan seperti itu). Inilah beritanya.
Remove ads
Lihat pula
- Wanaparwa — pengasingan Pandawa di hutan
- Sabhaparwa ― kisah yang mendahului pengasingan Pandawa
- Wirataparwa ― kisah penyamaran Pandawa setelah Wanaparwa
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads