![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e9/Super_moon_over_City_of_London_from_Tate_Modern_2018-01-31_4.jpg/640px-Super_moon_over_City_of_London_from_Tate_Modern_2018-01-31_4.jpg&w=640&q=50)
Ekonomi Britania Raya
From Wikipedia, the free encyclopedia
Ekonomi Britania Raya dapat dikategorikan sebagai perekonomian yang maju dan berorientasi pasar.[25][26] Britania Raya merupakan negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) nominal, terbesar kesembilan berdasarkan PDB keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB), dan urutan ke-22 berdasarkan PDB per kapita, menyumbang 3,5% dari PDB dunia.[27]
Ekonomi Britania Raya | |
---|---|
![]() City of London yang merupakan pusat keuangan Britania Raya. | |
Mata uang | Pound sterling (GBP) |
Tahun fiskal | 6 April – 5 April |
Organisasi perdagangan | Uni Eropa,[lower-alpha 1] OECD, AIIB dan Organisasi Perdagangan Dunia |
Statistik | |
PDB | $2,829 triliun (nominal; 2019)[1] $3,128 triliun (KKB; 2019)[1] |
Pertumbuhan PDB | |
PDB per kapita | |
PDB per sektor |
|
Inflasi (IHK) |
|
Penduduk di bawah garis kemiskinan | ▲ 22% (2018)[5] |
Koefisien gini | ▼ 0,32 (2014)[6] |
Angkatan kerja | 32,70 juta (Maret 2019) (tingkat pengerjaan 76,1%)[7] |
Angkatan kerja berdasarkan sektor |
|
Pengangguran | ▼ 3,8%, 1,29 juta (Maret 2019)[7] |
Gaji kotor rata-rata | £569 per minggu (2018)[9] |
Industri utama | Daftar
|
Peringkat kemudahan melakukan bisnis | ▲ ke-9 (2019)[10] |
Eksternal | |
Ekspor | ![]() |
Komoditas ekspor |
|
Tujuan ekspor utama | |
Impor | ▼$581,6 miliar (ke-5; perkiraan 2016)[13] |
Komoditas impor |
|
Negara asal impor utama | |
Modal investasi langsung asing |
|
Utang kotor luar negeri | ▲$7,499 triliun (Maret 2017)[16] (ke-2) |
Pembiayaan publik | |
Utang publik | (85,8% dari PDB)(2018)[17] |
Defisit anggaran | ▼ £32 miliar (tahun fiskal 2019–2020)[18] |
Pendapatan |
|
Beban |
|
Bantuan ekonomi | ODA £14 Miliar (2017)[19] |
Peringkat utang | |
Cadangan mata uang asing | ![]() |
Sumber data utama: CIA World Fact Book |
Pada tahun 2016, Britania Raya merupakan negara pengekspor terbesar kesepuluh di dunia dan negara pengimpor terbesar kelima. Britania Raya juga merupakan negara penerima investasi asing langsung terbesar kedua,[28] dan pemberi investasi asing langsung terbesar ketiga.[29] Britania Raya merupakan salah satu negara dengan perekonomian yang paling terglobalisasi.[30] Perekonomian Britania Raya terdiri dari Perekonomian Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.[lower-alpha 2]
Sektor jasa mendominasi perekonomian Britania Raya dengan menyumbang sekitar 80% dari PDB;[31] industri jasa keuangan merupakan industri yang paling penting bagi Britania Raya, dan London adalah pusat keuangan terbesar di dunia.[32] Industri dirgantara Britania Raya adalah industri dirgantara nasional terbesar kedua di dunia.[33] Industri farmasi Britania Raya yang merupakan terbesar kesepuluh di dunia[34] memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, sebanyak 26 di antaranya bermarkas di Britania Raya.[35] Perekonomian negara didorong oleh produksi minyak dan gas Laut Utara; cadangan minyak yang dimiliki diperkirakan sebesar 2,8 miliar barel pada tahun 2016,[36] walau Britania Raya telah menjadi negara pengimpor minyak sejak 2005.[37] Terdapat perbedaan yang signifikan antarwilayah dalam hal pendapatan, Inggris Tenggara dan Skotlandia Timur Laut memiliki pendapatan per kapita terbesar di Britania Raya. Ukuran dari Ekonomi London membuat London menjadi kota terbesar di Eropa berdasarkan PDB.[38]
Pada abad ke-18, Britania Raya merupakan negara pertama yang melakukan Industrialisasi,[39][40][41] dan selama abad ke-19 memegang peranan utama dalam perekonomian dunia,[42] dengan menyumbang 9,1% dari PDB dunia pada tahun 1870.[43] Revolusi Industri Kedua juga terjadi secara cepat di Amerika Serikat dan Kekaisaran Jerman; hal ini menjadi tantangan bagi perekonomian Britania Raya. Biaya yang dikeluarkan selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II semakin memperlemah posisi Britania Raya terhadap perekonomian dunia. Namun pada abad ke-21, Britania Raya tetap memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi dunia.[44][45][46][47][48]
Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian diwakilkan oleh HM Treasury yang dipimpin oleh Menteri Keuangan (Chancellor of the Exchequer) dan Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri. Sejak 1979, manajemen ekonomi Britania Raya menganut prinsip laissez-faire.[25][26][49][50][51][52] Bank of England merupakan bank sentral Britania Raya dan sejak 1997 Komite Kebijakan Moneter bertanggung jawab untuk menetapkan suku bunga, pelonggaran kuantitatif, dan forward guidance.
Mata uang Britania Raya adalah pound sterling, yang merupakan mata uang cadangan terbesar keempat di dunia setelah Dolar Amerika Serikat, Euro dan Yen.
Britania Raya adalah anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa, Uni Eropa (saat ini sedang menegosiasikan untuk keluar), G7, G20, Dana Moneter Internasional, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia, Bank Investasi Infrastruktur Asia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.