SMS Goeben
Kapal penjelajah tempur kelas Moltke / From Wikipedia, the free encyclopedia
SMS[lower-alpha 1] Goeben merupakan kapal penjelajah tempur kelas Moltke kedua sekaligus terakhir yang dimiliki oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jerman. Kapal ini dibuat pada periode 1909-1911 dan kemudian diserahkan kepada Angkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah pada masa Perang Dunia I, tiga tahun setelah beroperasi di Angkatan Laut Jerman. SMS Goeben merupakan salah satu kapal tempur tercanggih pada masanya dan terlibat berbagai peristiwa penting selama Perang Dunia I.[4] Jika dibandingkan dengan kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris dari kelas yang serupa (kelas indefatigable[lower-alpha 2]), SMS Goeben memiliki sistem persenjataan dan perlindungan yang lebih baik. Bahkan, dalam peristiwa pengejaran Goeben dan Breslau yang terjadi pada masa-masa awal Perang Dunia I, Ernest Troubridge, laksamana skuadron kapal Inggris yang melakukan pengejaran, akhirnya memutuskan untuk menghentikan aksinya karena ia menganggap kapal ini sebagai suatu "kekuatan super" yang sebaiknya dihindari.[5]
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jerman | |
Nama | Goeben |
Asal nama | August Karl von Goeben |
Dipesan | 8 April 1909 |
Pembangun | Blohm & Voss, Hamburg |
Pasang lunas | 28 Agustus 1909 |
Diluncurkan | 28 Maret 1911 |
Mulai berlayar | 2 Juli 1912 |
Nasib | Dihibahkan kepada Kesultanan Utsmaniyah 16 Agustus 1914 |
Kesultanan Utsmaniyah | |
Nama | Yavuz Sultan Selim |
Asal nama | Selim I |
Diperoleh | 16 Agustus 1914 |
Mulai berlayar | 16 Agustus 1914 |
Dipensiunkan | 20 Desember 1950 |
Ganti nama | Yavuz tahun 1936 |
Dicoret | 14 November 1954 |
Nasib | Dibongkar tahun 1973 |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal penjelajah tempur kelas-Moltke |
Berat benaman |
|
Panjang | 186,6 m (612 ft 2 in)[1] |
Lebar | 30 m (98 ft 5 in)[1] |
Sarat air | 9,2 m (30 ft 2 in)[1] |
Tenaga | |
Pendorong |
|
Kecepatan | |
Jangkauan | 4.120 nmi (7.630 km; 4.740 mi) pada 14 kn (26 km/h; 16 mph)[1] |
Awak |
|
Senjata |
|
Pelindung |
|
Beberapa bulan setelah diserahkan secara resmi kepada Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, yakni pada Perang Balkan, SMS Goeben bersama dengan sebuah kapal penjelajah ringan SMS Breslau membentuk sebuah skuadron untuk ditugaskan untuk berpatroli di Laut Tengah.[6] Skuadron yang terdiri dari kedua kapal ini kemudian menjadi satu-satunya skuadron kapal Kekaisaran Jerman yang berpatroli di Laut Tengah.[7] Saat meletusnya Perang Dunia I, kedua kapal ini ditugaskan membombardir kota-kota pelabuhan koloni Prancis di Aljazair.[8] Setelah itu, kedua kapal ini berhasil melarikan diri ke Konstantinopel sekaligus membawa misi diplomatik kepada Kesultanan Utsmaniyah. Keberhasilan pelarian kedua kapal untuk membawa misi diplomatik Kekaisaran Jerman membuat Winston Churchill yang pada Perang Dunia I merupakan komandan utama Angkatan Laut Kerajaan Inggris beberapa tahun pascaperang menuliskan: "kompas kapal-kapal ini (Goeben & Breslau) telah mengakibatkan lebih banyak pembunuhan, lebih banyak penderitaan, dan lebih banyak kehancuran, dari kapal manapun."[9][10]
Bersama SMS Breslau, SMS Goeben secara resmi diserahkan kepada Angkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah pada 16 Agustus 1914. Pascapenyerahannya, SMS Goeben kemudian berganti nama menjadi Yavuz Sultan Selim atau biasa disingkat Yavuz. Kapal ini kemudian digunakan oleh Angkatan Laut Kesultanan Utsmaniyah untuk membombardir kota-kota pelabuhan milik Rusia di Laut Hitam dan menandai secara resmi masuknya Kesultanan Utsmaniyah untuk berperang di pihak Jerman pada Perang Dunia I.[5][8]
Pada tahun 1936, di bawah pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk kapal ini kembali berganti nama menjadi TCG (kapal Republik Turki) Yavuz. Saat Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia pada November 1938, kapal ini kemudian diberikan tugas untuk membawa jenazahnya dari kota Istanbul ke Izmit. Yavuz tetap beroperasi di bawah bendera Angkatan Laut Turki hingga kemudian dipensiunkan pada tahun 1950. Kapal ini kemudian dibongkar pada tahun 1973 setelah pemerintah Jerman Barat menolak permintaan pembelian kapal tersebut dari Turki. SMS Goeben merupakan kapal buatan Kekaisaran Jerman terakhir yang dapat bertahan sekaligus menjadi kapal tipe dreadnought dengan masa tugas terlama.[11]