Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Bahasa Muna
bagian dari rumpun bahasa Austronesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Bahasa Muna adalah sebuah bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan di Pulau Muna dan sebagian barat laut Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Dokumentasi tentang bahasa Muna lumayan baik; karya akademis mengenai bahasa Muna dalam bahasa Inggris mencakup sebuah buku tata bahasa rujukan dan sebuah kamus karya ahli bahasa René van den Berg (1989, 1996).[5][6]
Bahasa ini merupakan salah satu bahasa daerah yang terancam punah dengan jumlah penutur yang semakin menurun tiap tahunnya.[7]
Remove ads
Klasifikasi
Bahasa Muna termasuk ke dalam rumpun bahasa Muna–Buton, yang merupakan cabang dari kelompok Celebik dari keluarga bahasa Austronesia.[8] Dalam rumpun Muna–Buton, bahasa Muna merupakan anggota terbesar dalam sub-cabang Munik, yang juga mencakup bahasa-bahasa yang lebih kecil, seperti bahasa Pancana, Kioko, Liabuku, Kaimbulawa, dan Busoa.[9][10]
Dialek
Burhanuddin (1979) menyebutkan bahwa bahasa Muna memiliki lima dialek yang terbagi lagi menjadi beberapa sub-dialek.[11]
- Muna
- Wuna
- Bombonawulu
- Mawasangka
- Gu
- Lakudo
- Katobengke
- Kadatua
- Siompu
- Wuna
Perbedaan antara dialek-dialek ini kebanyakan terbatas pada kosakata, walaupun terdapat pula sedikit perbedaan fonologis.[12]
Fonologi
Ringkasan
Perspektif
Konsonan
Fonem konsonan dalam bahasa Muna dijabarkan dalam tabel berikut:[13]
Catatan:
- Fonem /ʋ/ direalisasikan sebagai aproksiman labiodental [ʋ] sebelum vokal takbulat (seperti /i/ dan /e/), dan sebagai aproksiman bilabial [β̞] sebelum vokal bulat (seperti /u/ dan /o/).[14]
- Dalam ujaran yang cepat, deret bunyi /bu, pu, mbu, mpu/ dalam suku kata yang mendapat tekanan dapat diucapkan dengan bunyi getar sebagai [ʙu, ʙ̥u, mʙu, mʙ̥u].[15]
- Pada kolom alveolar, /t/ dan /ⁿt/ sebetulnya merupakan konsonan apiko-dental (diucapkan dengan menempelkan ujung lidah ke gigi atas).[15]
Vokal
Terdapat lima fonem vokal dalam bahasa Muna: /a/, /i/, /u/, /e/, /o/.[16] Vokal-vokal ini dapat bergabung untuk membentuk deret bunyi dengan dua atau tiga vokal. Deret vokal dengan dua bunyi yang serupa direalisasikan sebagai vokal panjang, contohnya pada kata tuu [tu:] 'lutut'. Pada deret vokal dengan tiga bunyi, sebuah hentian glotal yang tidak fonemis dapat diselipkan setelah vokal pertama, contohnya pada kata nokoue [noko(ʔ)ue] 'ia berurat'.[17]
Struktur suku kata
Seperti banyak bahasa Sulawesi lainnya,[18] bahasa Muna hanya memiliki suku kata terbuka dengan pola KV (konsonan-vokal) dan V (vokal saja), seperti yang bisa dilihat dalam kaindea /ka.i.ⁿde.a/ 'perkebunan', padamalala /pa.da.ma.la.la/ 'serai', akumadiuandae /a.ku.ma.di.u.a.ⁿda.e/ 'akan kucuci [benda-benda tersebut] dengannya'.[19] Kata serapan dari bahasa Melayu/Indonesia dan bahasa lainnya akan diadaptasi ke dalam bentuk suku kata bahasa Muna: karadhaa /karad̪aa/ dari kata Melayu/Indonesia "kerja", kantori /kaⁿtori/ < "kantor" (dari bahasa Belanda kantoor), wakutuu /wakutuu/ < "waktu" (dari bahasa Arab waqt).[20]
Remove ads
Tata bahasa
Ringkasan
Perspektif
Verba
Verba bahasa Muna mengalami infleksi berdasarkan modus dan persona gramatikal dari subjek dan objeknya. Persona dimarkahi secara nominatif-akusatif: awalan pemarkah persona menandai subjek dari verba transitif dan intransitif, sementara akhiran pemarkah persona menandai objek langsung dan tidak langsung dari verba.[21]
Terdapat tiga kelas verba yang masing-masingnya memiliki bentuk awalan pemarkah persona yang sedikit berbeda. Kelas-kelas verba ini dinamai berdasarkan bentuk awalan pemarkah persona pertamanya.[22]
Untuk verba kelas ae- dan ao-, pemarkahan modus cukup menggunakan awalan subjek yang sesuai:[23]
- de-basa 'kita membaca' (realis) ~ dae-basa 'kita akan membaca' (irealis)
- no-lodo 'dia tidur' (realis) ~ nao-lodo 'dia akan tidur' (irealis)
Untuk verba kelas a-, pemarkahan modus irealis harus mengikutsertakan sisipan <um>:
- no-horo 'ia terbang' (realis) ~ na-h<um>oro 'ia akan terbang' (irealis)
Verba intransitif umumnya menggunakan prefiks kelas a- atau ao-. Secara umum, verba kelas a- merupakan verba intransitif dinamis, sementara verba kelas ao- merupakan verba intransitif statif.[24] Kecuali dalam beberapa kasus, verba transitif biasanya menggunakan prefiks kelas ae- jika memiliki objek taktakrif, tetapi menggunakan prefiks kelas a- jika memiliki objek yang takrif.[25]
- ne-ala-mo kapulu 'Ia mengambil (sebuah) parang' (taktakrif, prefiks kelas ae-)
- no-ala-mo kapulu-no 'Ia mengambil parangnya' (takrif, prefiks kelas a-)
Terdapat dua set akhiran untuk objek, masing-masingnya memarkahi objek langsung dan taklangsung.[26]
Penggabungan dua sufiks hanya dapat dilakukan antara sufiks-sufiks objek taklangsung dan sufiks objek taklangsung persona ketiga tunggal -e:[27]
- a-ghumoli-angko-e 'akan kubelikan itu untukmu.'
Remove ads
Lihat pula
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads