Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Bika Ambon

kue tradisional khas Medan yang terbuat dari tepung tapioka Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Bika Ambon
Remove ads

Bika Ambon (Jawi: بيكا امبون) adalah kue tradisional khas Medan, Indonesia. Kue ini terbuat dari bahan-bahan seperti tepung tapioka, telur, gula, dan santan. Bika Ambon dimasak selama 12 jam[1] agar dapat bertahan dalam kondisi terbaik dan sesuai apa yang diinginkan selama empat hari karena setelahnya kue tersebut mulai mengeras. Kue basah ini biasanya memiliki jaring-jaring pada bagian dalam. Bika ambon juga dijual dengan berbagai macam rasa, seperti pandan, coklat, keju, dan lain-lain.[2]

Fakta Singkat Jenis, Sajian ...
Thumb
Bika ambon dari Medan
Thumb
Koran De Locomotief Semarang Pada tanggal 26 Agustus 1933. Ditulis sebagai bikang ambon pada koran ini.
Remove ads

Asal-usul Bika Ambon

Ringkasan
Perspektif

Hingga saat ini, belum studi sosiokultur tunggal tentang asal muasal dari bika ambon.[1] Namun, ada beberapa versi yang berkembang mengenai sejarah kue Bika Ambon. Menurut penjelasan M Muhar Omtatok, seorang budayawan dan sejarawan, kue bika ambon terilhami dari Bika atau Bingka makanan khas Melayu. Selanjutnya, bingka tersebut dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa nira/tuak enau hingga berongga dan berbeda dari kue bika asalnya. Selanjutnya, M. Muhar Omtatok menyebutkan bahwa kue ini disebut bika ambon karena pertama kali dijual dan populer di simpang Jl. Ambon-Sei Kera Medan.[3] Versi lain menyebutkan bahwa kata "Ambon" dalam bika ambon adalah akronim dari Amplas Kebon sebagaimana orang medan suka menyingkat kata,Dialek medan. Kisahnya; Pada zaman kolonial Belanda, para imigran yang tinggal di Daerah Amplas sisi timur sungai (Amplas Kebon) membuat kue bikang kemudian dijual ke Kota Medan dan selanjutnya menjadi populer karena diminati oleh warga Belanda dan Tionghoa kala itu.[1] Selain itu, terdapat pula sebuah versi (yang meskipun tidak didukung bukti kuat) menyebutkan bahwa pada masa lampau pernah ada orang Ambon yang membawa kue bingka ke wilayah Malaysia. Keberadaan mereka diyakini turut memengaruhi penamaan kue tersebut di sana. Sementara itu, versi lain yang tak kalah menarik mengaitkan istilah “Ambon” sebagai kosakata dari daerah Medan yang bermakna “lembut.” Namun demikian, kata tersebut kini sudah jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, sehingga asal-usulnya semakin kabur dan memunculkan berbagai penafsiran budaya.

Remove ads

Sejarah dan penyebaran

Pada tanggal 26 Agustus 1933, koran edisi Belanda, De locomotief, memampangkan iklan di Kota Semarang yang menyebutkan bikang ambon.[4] Bikang ambon juga sudah dituliskan oleh koran yang sama pada tahun 1896 di Kwitang, Batavia --sekarang Jakarta-- (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 10-02-1896). Bika ambon dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini.[5] Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon perhari menjelang hari raya.[5]

Remove ads

Rujukan

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads