Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Dullah
pelukis Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Dullah (17 September 1919 – 1 Januari 1996 ) adalah salah satu pelukis aliran realisme ternama Indonesia. Ia adalah salah satu pelukis dan kurator seni rupa istana, semasa kepemimpinan Presiden Soekarno.[1]
Remove ads
Riwayat Hidup
Ringkasan
Perspektif
Dullah lahir di Surakarta, dari keluarga dari keluarga pembatik.[2] Ia belajar melukis dari S. Sudjojono dan Affandi, sewaktu menjadi anggota kelompok Seniman Indonesia Moeda (SIM).[2] Semasa pendudukan Belanda di Yogyakarta, Dullah dan pelukis-pelukis muda lainnya banyak mengabadikan berbagai peristiwa perjuangan dan peperangan yang terjadi, sehingga ia juga dikenal sebagai "pelukis revolusioner".[2] Atas rekomendasi S. Soedjono, pada masa pendudukan Jepang, Dullah pernah bergabung dengan Poetera (Poesat Tenaga Rakjat).[2] Salah satu poster perjuangan terawal, Boeng, Ajo Boeng, menggambarkan laki-laki memutus belenggu dengan latar bendera merah putih, dilukis oleh Affandi dengan menggunakan Dullah sebagai modelnya.[3]
Pada tahun 1950, Dullah sempat mendirikan Himpunan Budaya Surakarta (HBS).[2] Pada tahun yang sama, ia kemudian ditunjuk sebagai seniman dan kurator seni rupa istana, yang dijabatnya kira-kira selama 10 tahun.[2] Dullah pernah menjadi penyusun buku Lukisan-lukisan dan Patung-Patung Koleksi Presiden Sukarno, yaitu jilid pertama dan kedua (dari keseluruhan empat jilid) yang diselesaikannya pada tahun 1956.[4], jilid ketiga dan keempat diselesaikan pada tahun 1961.[5] Sebagai pelukis istana, Dullah juga berpartisipasi memperbaiki rancangan Garuda Pancasila yang dibuat oleh Sultan Hamid II, berdasarkan arahan dari Presiden Soekarno, sehingga menjadi bentuknya sekarang.[6]
Pada tahun 1974, Dullah mendirikan sanggar lukis di Pejeng, Bali, dan memberikan bimbingan pada seniman muda setempat.[2] Pada tahun 1984, menerbitkan buku Karya dalam Peperangan dan Revolusi, yang memuat karya-karya di masa perjuangan.[2]
Remove ads
Karya
Salah satu lukisan Dullah adalah Persiapan Gerilya (1949). Lukisan ini mulanya berukuran lebih panjang 1 meter lalu dipotong dan potongannya ditimpa dengan lukisan baru, Pemandangan di Kaliurang (1949). Karya Persiapan Gerilya ini didedikasikan sebagai sebentuk dokumentasi perjuangan yang sama sekali tidak menggambarkan pertempuran di medan laga atau adu senjata dengan penjajah, akan tetapi lebih mengemukakan sebuah persiapan menjelang pertempuran. Lukisan ini adalah catatan paling kontekstual atas situasi detail kehidupan dan mental para pejuang. Dullah mengambil model untuk lukisan ini dari sejumlah teman gerilyawan yang berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta. Untuk pengerjaan lukisan ini Dullah mendapat upah Rp. 1.750.[7]
Remove ads
Kehidupan Pribadi
Dullah menikah dengan Jan Jaerabby Fatima, yang berketurunan India, serta mengangkat anak angkat bernama Sawarno.[8][9] Dullah meninggal dunia di RS Panti Rapih, Yogyakarta, pada tanggal 1 Januari 1996.[10] Ia dimakamkan di pemakaman umum Purwoloyo, Surakarta, berdampingan dengan makam istrinya.[10]
Museum Dullah
Ratusan karya Dullah ditampilkan secara khusus dalam sebuah museum, yaitu Museum Dullah di Surakarta, yang mencakup karya-karyanya antara tahun 1939 sampai dengan tahun 1993.[11] Pada tahun 2016, museum tersebut resmi dibuka untuk kunjungan rombongan, dengan syarat dan tujuan tertentu.[11]
Lihat pula
- Daftar seniman Indonesia
- Museum Dullah di Surakarta
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads