Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Gereja Santo Arnoldus Janssen, Bekasi

gereja di Bekasi Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Gereja Santo Arnoldus Janssen, Bekasi
Remove ads

Gereja Santo Arnoldus Janssen adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Gereja ini merupakan Paroki Bekasi yang berada dalam wilayah Keuskupan Agung Jakarta. Gereja Santo Arnoldus Janssen dinamai menurut Arnoldus Janssen, pendiri Serikat Sabda Allah (SVD), tempat para imam SVD bertugas di gereja ini.

Fakta Singkat Lokasi, Negara ...
Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Perkembangan Bekasi sebagai daerah penyangga Jakarta, semakin berkembang pada akhir tahun 1950-an. Uskup Agung Jakarta, Adrianus Djajasepoetra, S.J. mengambil kebijakan di mana Bekasi masuk dalam wilayah Keuskupan Agung Jakarta. Pada tahun 1958, sebuah tanah di kawasan Jalan Ir. H. Juanda dibeli dan didirikan Sekolah Strada Budi Luhur. Sekolah tersebut selesai dibangun pada tahun 1967.[1]

Sejumlah umat kemudian melaksanakan Perayaan Natal pertama pada tahun 1966, yang disusul dengan pelaksanaan Misa secara lebih teratur sejak tahun 1967 hingga 1970 di Sekolah Strada Budi Luhur. Perkembangan umat di wilayah Bekasi membawa peningkatan status Bekasi menjadi stasi dari Gereja Santa Maria Dipamarga, Klender. Sejak saat itu, kegiatan liturgis dan pastoral semakin ditingkatkan intensitasnya. Perkembangan semakin terjadi sejak tahun 1975 sejak berbagai perumahan dibangun di Bekasi. Sejak 20 Juni 1978, Pastor Antonius Maria van den Braak, S.J. mulai datang secara teratur di kawasan Bekasi. Rapat pleno stasi berlangsung pada 19 Desember 1978 yang dipimpin oleh Pastor van den Braak.[1]

Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J. menetapkan Stasi Bekasi menjadi Paroki pada tanggal 25 Februari 1979. Dalam surat keputusan itu, ditetapkan nama pelindung Paroki Bekasi ialah Santo Arnoldus Janssen, yang merupakan pendiri Serikat Sabda Allah. Dalam surat itu juga, ditetapkan pastor kepala paroki pertama adalah R.P. Jan Lali, S.V.D.[1][2]

Pendirian gedung gereja

Guna memiliki sarana peribadatan yang lebih memadai, pembangunan gedung gereja mulai direncanakan. Gedung gereja dirancang memiliki bentuk joglo dengan daya tampung 1.500 orang. Izin prinsip berupa surat rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi Suko Martono terbit pada 15 Juli 1986. Izin pelaksanaan pembangunan gereja berupa Izin Mendirikan Bangunan juga kemudian terbit pada tahun yang sama.[1][2]

Setelah melakukan pembangunan, gedung gereja selesai dibangun pada tanggal 22 November 1987, bertepatan dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi, Suko Martono meresmikan gedung gereja ini. Pemberkatan gedung gereja juga dilakukan pada hari yang sama oleh Uskup Agung Soekoto.[1][2]

Renovasi gereja

Setelah gedung gereja dipergunakan selama 22 tahun, pengurus Gereja merencanakan untuk melaksanakan renovasi. Renovasi gereja selesai pada 25 September 2011 yang diresmikan oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo.

Tampak dalam gereja

Setelah renovasi usai pada tahun 2011, panti umat utama di dalam gedung gereja mampu menampung hingga setidaknya 1.500 orang, tanpa balkon. Narteks gereja terdapat tiga bagian panti umat, utama di tengah, serta dua di sisi panti imam. Di sebelah kiri panti imam, panti umat sebagian digunakan sebagai panti paduan suara. Sementara di sebelah kanan panti imam, panti umat sebagian digunakan sebagai tempat duduk pada pro-diakon dan petugas liturgi.

Selain itu, terdapat berbagai sarana rohani juga di dalam bangunan gereja. Terdapat sebuah ceruk khusus untuk pembaptisan atau baptisterium, bersebelahan dengan bilik pengakuan dosa. Terdapat pula beberapa patung rohani, seperti Patung Hati Kudus Yesus, Patung Bunda Maria, Patung Keluarga Kudus, Patung Pieta, Patung Bunda Maria dengan Yesus, Lukisan Kerahiman Ilahi, serta jendela kaca patri menggambarkan santo pelindung gereja, Arnoldus Janssen.

Pemekaran paroki

Sebagai gereja perdana di Bekasi, sejumlah gereja yang awalnya merupakan bagian dari Paroki Bekasi telah dimekarkan menjadi paroki mandiri. Beberapa paroki yang dimekarkan dari Paroki Bekasi, antara lain Kranji (1991), Taman Galaxi (1995), Bekasi Utara (1996), dan Cikarang (2004).[1][2]

Remove ads

Fasilitas lainnya

Ringkasan
Perspektif

Di kompleks gereja ini terdapat sebuah gua maria yang bernama Gua Maria Fatima. Gua Maria ini diresmikan oleh Uskup Bandung, Alexander Djajasiswaja pada 13 Mei 2000 yang merupakan hari Penampakan Bunda Maria di Fatima. Di sebelah Gua Maria, juga terdapat sebuah kapel kecil.

Di kompleks gereja ini juga terdapat berbagai sarana dan prasarana rohani lainnya untuk menunjang kehidupan umat di paroki ini. Berdiri sebuah gedung pastoran, sebagai tempat tinggal para pastor yang melayani di Paroki Bekasi, berselebahan dengan Aula dan Gedung Sekretariat Paroki

Persis di sebelah kompleks gereja, terdapat pula kompleks persekolahan KB dan TK Strada Budi Luhur Bekasi.

Dalam rangka merayakan Tahun Yubileum 2025, Gereja Santo Arnoldus Janssen juga memasang Porta Sancta di pintu utama gereja

Remove ads

Galeri

Referensi

Lihat juga

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads