Groupe ADP
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Groupe ADP, sebelumnya bernama Aéroports de Paris atau ADP, adalah sebuah perusahaan pengelolaan bandara yang berkantor pusat di Paris, Prancis. Groupe ADP memiliki dan mengelola Bandara Charles de Gaulle, Bandara Orly, dan Bandara Le Bourget melalui merek Paris Aéroport sejak tahun 2016.
![]() | |
Société anonyme | |
Kode emiten | Euronext: ADP Komponen CAC Mid 60 |
Industri | Dirgantara |
Didirikan | 24 Oktober 1945 |
Kantor pusat | Tremblay-en-France, Prancis |
Tokoh kunci | Augustin de Romanet de Beaune, CEO |
Produk | Pengelolaan bandar udara |
Pendapatan | €4,700 miliar (2019)[1] |
€1,081 miliar (2019)[1] | |
€588 juta (2019)[1] | |
Total aset | €16,793 miliar (2019)[2] |
Pemilik | Pemerintah Prancis (50,6%) |
Karyawan | 26.122 (2019)[2] |
Anak usaha | Paris Aéroport |
Situs web | www.parisaeroport.fr |
Groupe ADP mengoperasikan 26 bandara internasional di seluruh dunia. Perusahaan ini juga memegang 46,1% saham TAV Airports Holding dan 8% saham Schiphol Group. Sejak tahun 2012, CEO dari perusahaan ini adalah Augustin de Romanet. Groupe ADP dimiliki oleh Aéroports de Paris SA, yang melantai di Euronext Paris.[3]
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Pengembangan bandara di Paris
Perusahaan ini didirikan dengan nama L’aéroport de Paris pada tahun 1945. Setahun kemudian, perusahaan ini mulai mengoperasikan terminal pertama di Bandara Orly, serta menyelesaikan rekonstruksi terhadap Bandara Paris–Le Bourget. Pada dekade 1950-an, jumlah penumpang yang melalui Bandara Orly mencapai 1 juta orang per tahun, sehingga melampaui jumlah penumpang yang melalui Bandara Le Bourget. Pada tahun 1953, Bandara Le Bourget meluncurkan edisi pertama dari Paris Air Show. Pada tahun 1976, Bandara Le Bourget beralih hanya melayani penerbangan jet pribadi.
Pada tahun 1957, perusahaan ini mulai mencari lahan untuk membangun bandara baru di Paris. Pada tahun 1966, perusahaan ini pun mulai membangun bandara baru tersebut. Pada bulan Maret 1974, perusahaan ini mulai mengoperasikan bandara baru tersebut dengan nama Bandara Charles de Gaulle.
Pada dekade 1980-an dan 1990-an, perusahaan ini membangun dua terminal baru di Bandara Charles de Gaulle. Pada tahun 1989, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Aéroports de Paris. Pada tahun 1994, sebuah stasiun TGV dibuka di dalam Bandara Charles de Gaulle.
Privatisasi dan modernisasi bandara
Pada tahun 2005, perusahaan ini resmi melantai di bursa saham. Pada tahun 2008, perusahaan ini menjalin kemitraan strategis dengan Schiphol Group, di mana mereka saling membeli 8% saham.[4] Pada tahun 2008, Vinci juga membeli 3,3% saham perusahaan ini, dengan menyebut pengelolaan bandara sebagai "inti dari tujuan strategis kami".[5]
Pada tahun 2005, perusahaan ini mulai mengoperasikan Satelit 3 di Terminal 2E (Hall L). Pada tahun 2007, perusahaan ini mulai mengoperasikan CDGVAL di Bandara Paris-Charles de Gaulle. Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan Terminal 2G di Bandara Paris-Charles de Gaulle untuk melayani penerbangan internasional ke Eropa Timur.[6] Pada tahun 2012, disetujui rencana untuk menggabungkan terminal utara dan terminal selatan di Bandara Orly dengan membangun gedung seluas 80.000 meter persegi.[7]
Pada tahun 2012, perusahaan ini menjalin kerja sama dengan Air France untuk meningkatkan fasilitas dari bandara di Paris dan mengubah Bandara Paris-Charles de Gaulle menjadi bandara yang kompetitif untuk penumpang transit. Pada bulan Juli 2012, perusahaan ini pun mulai mengoperasikan Satelit 4 di Terminal 2E (Hall M) yang berkapasitas 7,8 juta orang per tahun. Satelit tersebut dilengkapi dengan toko, restoran, museum, dan lounge milik Air France.[6] Pada bulan November 2014, perusahaan ini membuka kawasan mode mewah di Hall K Terminal 2E.[8]
Anak usaha dan pengembangan internasional
Pada dekade 1970-an, perusahaan ini mulai mengembangkan bandara di luar Prancis, dengan membangun Terminal 1 di Bandara Internasional Abu Dhabi, Terminal 1 di Bandara Internasional Shanghai Pudong, Bandara Internasional Mohammed V, Bandara Internasional Damascus, dan Bandara Internasional Arturo Merino Benítez. Melalui keterlibatannya dalam pengembangan bandara tersebut, perusahaan ini pun memegang saham dari bandara tersebut. Perusahaan ini kemudian mendirikan ADP Management pada tahun 1991 untuk mengelola saham-saham tersebut.
Pada tahun 2000, perusahaan ini juga mendirikan ADP Ingénierie guna menyediakan layanan rekayasa untuk proyek pengembangan bandara. Pada tahun 2012, ADP Management meningkatkan kepemilikan sahamnya di TAV Airports Holding menjadi 46%. ADP Management juga mengakuisisi 49% saham TAV Construction.
Pada tahun 2003, bersama Aelia (anak usaha Lagardère Services), perusahaan ini mendirikan Société de Distribution Aéroportuaire (SDA) untuk mengelola penjualan alkohol, tembakau, kosmetik, dan makanan di bandara. Pada tahun 2011, perusahaan yang mengelola kawasan bebas bea di bandara milik perusahaan ini di Paris digabung dengan SDA.[9] Pada tahun 2011, bersama Lagardère Travel Retail, perusahaan ini juga mendirikan Relay@ADP untuk mengelola toko buku dan toko cinderamata di bandaranya di Paris.[10]
Pada tahun 2001, perusahaan ini mendirikan ADP Telecom untuk berbisnis di bidang telekomunikasi. Setahun kemudian, nama dari ADP Telecom diubah menjadi Hub Telecom. Pada tahun 2006, Hub Telecom ikut mendirikan Bolloré Telecom.[11] Pada tahun 2012, nama dari Hub Telecom diubah menjadi Hub One. Pada tahun 2016, Hub One mulai menyediakan Wi-Fi gratis di bandara milik perusahaan ini di Paris.[12]
Pada tahun 2011, bersama JCDecaux, perusahaan ini mendirikan JCDecaux Airport Paris untuk menangani sistem iklan interaktif di bandaranya di Paris.[13] Pada bulan November 2016, perusahaan ini menggelar pameran foto bersama Dominique Issermann yang dipamerkan di seantero bandara melalui sistem milik JC Decaux Airport Paris.[14]
Pada tahun 2015, bersama Select Service Partner, perusahaan ini mendirikan Epigo untuk mengelola restoran makanan cepat saji di Bandara Charles de Gaulle.[15]
Perubahan nama Groupe ADP/Paris Aéroport
Pada bulan November 2015, CEO dari perusahaan ini, Augustin de Romanet, mengumumkan program strategis Connect 2020, yang antara lain meliputi:[16]
- Bandaranya di Paris (Orly, Le Bourget, dan Charles de Gaulle) akan digabung ke dalam merek Paris Aéroport.
- Semua bandara lain akan digabung ke dalam merek Groupe ADP.
- Penyatuan terminal selatan dan terminal barat di Bandara Orly.
- Penggabungan terminal di Satelit 1 Bandara Charles de Gaulle, serta Terminal 2B dan Terminal 2D.
- Pembangunan sistem penanganan bagasi otomatis di Hall L Terminal 2E Bandara Paris-Charles de Gaulle.
- Pembangunan jalur rel CDG Express dari Paris ke Bandara Charles de Gaulle.[17]
Aktivitas
Ringkasan
Perspektif
Paris Aéroport
Pasca pengumuman program Connect 2020, merek Paris Aéroport diterapkan di bandara milik perusahaan ini di Paris (Charles de Gaulle, Orly, dan Le Bourget).[16] Paris Aéroport lalu memilih Paris vous aime (Paris mencintaimu) sebagai tagline.[18]
ADP Ingénierie
Bandara yang dikembangkan oleh ADP Ingénierie antara lain:
Aljazair: Bandara Houari Boumediene
Brunei: Bandara Internasional Brunei
Tiongkok: Bandara Internasional Shanghai Pudong, Bandara Internasional Beijing Daxing
Mesir: Bandara Internasional Kairo
Prancis (kecuali Paris): Bandara Bordeaux–Mérignac, Bandara Montpellier–Méditerranée, Bandara Internasional Côte d'Azur, Bandara Internasional Martinique Aimé Césaire, Bandara Internasional Pointe-à-Pitre
Yunani: Bandara Kasteli (melalui GMR Airports)
Guinea: Bandara Internasional Ahmed Sékou Touré
Indonesia: Bandara Internasional Soekarno–Hatta
Iran: Bandara Internasional Imam Khomeini
Jepang: Bandara Internasional Kansai
Kazakhstan: Bandara Internasional Almaty
Oman: Bandara Internasional Muskat
Filipina: Bandara Internasional Ninoy Aquino, Bandara Internasional Manila Baru[19]
Qatar: Bandara Internasional Hamad
Arab Saudi: Bandara Internasional Raja Abdulaziz
Korea Selatan: Bandara Internasional Incheon
Tunisia: Bandara Enfidha–Hammamet
Uni Emirat Arab: Bandara Internasional Abu Dhabi, Bandara Internasional Dubai, Bandara Internasional Al Maktoum
ADP International
Aset yang dimiliki oleh ADP International (sebelumnya bernama ADP Management) meliputi:
Yordania: 51% saham AIG, yang mengoperasikan Bandara Internasional Ratu Alia
India: 49% saham GMR Airports, yang mengoperasikan Bandara Internasional Indira Gandhi dan Bandara Internasional Rajiv Gandhi[20][21]
Chile: 45% saham Bandara Internasional Arturo Merino Benítez
Turki: 46% saham TAV Airports Holding
Guinea: 29% saham SOGEAC, yang mengoperasikan Bandara Internasional Ahmed Sékou Touré
Belgia: 25,6% saham Bandara Liège
Kroasia: 20,8% saham MZLZ, yang mengoperasikan Bandara Zagreb
Mauritius: 10% saham ATOL, yang mengoperasikan Bandara Internasional Sir Seewoosagur Ramgoolam
Belanda: 8% saham Schiphol Group
Arab Saudi: 5% saham Matar, yang mengoperasikan Bandara Internasional Raja Abdulaziz
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.