Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Jatna Supriatna
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Prof. Drs. Jatna Supriatna, Ph.D. (lahir 7 September 1951 ) adalah seorang ahli zoologi dan biologi konservasi Indonesia. Ia juga seorang peneliti, dan dosen pada Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Kini menjabat sebagai Ketua Pusat Penelitian Perubahan Iklim di Universitas Indonesia, Jatna Supriatna juga menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Remove ads
Pendidikan dan aktivitas
Jatna Supriatna menyelesaikan studi tingkat Sarjana Muda (1976) dan tingkat Sarjana (1978) pada Fakultas Biologi Universitas Nasional di Jakarta. Setelah lulus, ia bekerja di Lembaga Biologi Nasional LIPI sebagai peneliti, dengan kekhususan pada bidang herpetologi.
Mulai tahun 1981, Jatna Supriatna mengajar di Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 1984, ia melanjutkan studi di University of New Mexico, Amerika Serikat. Gelar Master of Science (MSc) diperolehnya pada tahun 1986 dan gelar Doktor (Ph.D) pada tahun 1991 dalam bidang Biological Anthropology. Selama studi di Amerika ini, minatnya bertambah pada bidang ilmu primatologi.
Di samping meneliti dan mengajar, semenjak 1994 Jatna juga aktif mengembangkan program-program konservasi di Indonesia bersama Conservation International, suatu organisasi internasional non pemerintah di bidang konservasi. Bersamaan dengan itu, ia mengembangkan minatnya lebih jauh pada keanekaragaman hayati di wilayah Wallacea, terutama di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya, serta proses-proses evolusi yang menyertainya.
Remove ads
Penghargaan
- 1999: "Golden Ark Award" dari Kerajaan Belanda atas jasanya dalam bidang konservasi alam
- 2009: "Habibie Award" untuk bidang sains
- 2010: "Terry MacManus Award" dari Amerika Serikat
- 2011: "Ahmad Bakrie Award" untuk bidang sains
- 2017: "Life Time Achievement on Biological Diversity" dari Conservation International, Amerika Serikat
- 2023: "Medali Bosscha"
Takson bernama dirinya
- Draco supriatnai McGuire, Brown, Mumpuni, Riyanto, & Andayani, 2007[1]
- Tarsius supriatnai Shekelle et al 2017.
- Cyrtodactylus jatnai Amarasinghe, Riyanto, Mumpuni & Grismer, 2020[2]
Takson yang diberi nama olehnya
- Gekko iskandari Brown, Supriatna & Ota, 2000[3]
- Tarsius tumpara Shekelle, Groves, Merker, & Supriatna, 2008.[4]
- Rabdion grovesi Amarasinghe, Vogel, McGuire, Sidik, Supriatna, & Ineich, 2015[5]
Buku-buku
Beberapa judul buku yang pernah ditulis, di antaranya:
- Jatna Supriatna. (1981). Ular Berbisa Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. ix + 75 hlm.
- Jatna Supriatna, & Edy Hendras Wahyono. (2000). Panduan lapangan primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 332 hlm.
- Mochamad Indrawan, Richard B. Primack, Jatna Supriatna. (2007). Biologi Konservasi. Edisi revisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xvii + 626 hlm.
- Jatna Supriatna. (2008). Melestarikan alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 482 hlm.
- Sharon Gursky-Doyen, & Jatna Supriatna (Eds). (2010). Indonesian Primates. New York: Springer. DOI: https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1560-3
- Jatna Supriatna. (2014). Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 500 hlm.
- Jatna Supriatna, & Rizki Ramadhan. (2016). Pariwisata primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xvi + 316 hlm.
Remove ads
Catatan kaki
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads