Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Perang melawan ISIS

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Perang melawan ISIS
Remove ads

Banyak negara mulai melakukan intervensi melawan Negara Islam Irak dan Syam (IS, ISIL, atau ISIS) dalam Perang Saudara Suriah dan Perang Saudara Irak (2013–2017), menyusul kemajuan pesat ISIS dalam serangan di Irak Utara 2014, eksekusi yang dikutuk secara universal, pelanggaran HAM, serta kekhawatiran meluasnya dampak perang Suriah. Pada tahun-tahun berikutnya, beberapa negara juga melakukan intervensi kecil terhadap kelompok afiliasi ISIS di Nigeria dan Libya. Upaya-upaya ini berhasil melemahkan kemampuan ISIS secara signifikan sekitar 2019-2020. Hingga 2025, IS telah terkonsentrasi di wilayah kecil dengan kemampuan terbatas, meski pertempuran sedang masih berlanjut di Suriah.

Fakta Singkat Tanggal, Lokasi ...

Pada pertengahan Juni 2014, berdasarkan informasi AS dan Britania Raya, Iran mulai mengerahkan drone di Irak, sementara Reuters melaporkan keberadaan tentara Iran yang bertempur melawan ISIS. Secara bersamaan, AS mengirim sejumlah kecil pasukan dan mulai menerbangkan pesawat berawak di Irak. Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis, pada Juli 2014 Iran mengirim pesawat Sukhoi Su-25 ke Irak, sementara Hizbullah dikabarkan mengirim pelatih dan penasihat untuk membantu milisi Syiah memantau pergerakan ISIS. Agustus 2014 menandai dimulainya serangan udara AS dan Iran secara terpisah terhadap target IS di Irak. Sejak itu, koalisi pimpinan AS yang terdiri dari 14 negara juga melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah. Mulai September 2014, AS bekerja sama erat dengan Arab Saudi dan Yordania untuk kampanye pengeboman terkoordinasi melawan target ISIS di kedua negara.[95]

Intervensi militer Rusia di Suriah dimulai September 2015 untuk mendukung sekutunya Bashar al-Assad melawan ISIS. Meski secara resmi digambarkan sebagai operasi anti-ISIS dan menyatakan dukungan untuk "oposisi Suriah yang patriotik", sebagian besar serangan Rusia difokuskan pada penghancuran basis milisi oposisi Suriah seperti Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan Front Selatan.[96] Di sisi lain, AS dan sekutu Baratnya menentang rezim Ba'ath karena dukungannya pada terorisme, represi kekerasan terhadap revolusi Suriah, dan penggunaan senjata kimia. Koalisi pimpinan AS melatih, mempersenjatai, dan mendukung milisi sekuler Tentara Pembebasan Suriah serta Kurdi yang menentang pemerintah Assad selama kampanye anti-ISIS.[97] Dalam beberapa bulan setelah dimulainya kedua kampanye udara ini, ISIS mulai kehilangan wilayah di Irak dan Suriah,[98] meski korban sipil dari serangan udara mulai meningkat pada 2015-2016.[99][100] Rencana koordinasi serangan udara AS-Rusia pertengahan 2016 akhirnya tidak terwujud.[101][102]

Hingga Desember 2017, ISIS diperkirakan telah kehilangan seluruh wilayahnya di Irak dan hanya menguasai 5% wilayah Suriah setelah pertempuran berkepanjangan.[103] Pada 9 Desember 2017, Irak menyatakan kemenangan atas ISIS dan mengakhiri Perang di Irak. Kekalahan teritorial ISIS di Suriah terjadi pada 23 Maret 2019 setelah kekalahan dalam Pertempuran Baghuz Fawqnai, memaksa ISIS beralih ke perang gerilya.[104] Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam operasi khusus AS di Suriah utara Oktober 2019, digantikan oleh Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi. Menurut perkiraan PBB pada Agustus 2020, lebih dari 10.000 personel ISIS tetap aktif di Suriah dan Irak, terutama sebagai gerakan bawah tanah.[105]

Remove ads

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads