Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Ray Sahetapy
pemeran laki-laki asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Ferenc Raymond Sahetapy (1 Januari 1957 – 1 April 2025 ) adalah pemeran dan penyanyi Indonesia. Ray adalah salah satu pemeran paling populer dan disegani di generasinya. Ray sering memerankan tokoh pria kompleks dengan nuansa dan karakter yang dalam. Karier beraktingnya membentang lebih dari empat dekade. Penampilan Ray dalam film-film drama seperti Ponirah Terpidana (1983), Tatkala Mimpi Berakhir (1987) dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (1990) dianggap paling mengesankan sepanjang kariernya dan mendapatkan apresiasi. Ray telah dinominasikan untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia tujuh kali, enam di antaranya untuk Aktor Terbaik, dan memegang rekor nominasi terbanyak dalam kategori tersebut tanpa kemenangan.
![]() |
Remove ads
Kehidupan awal
Masa kecilnya dihabiskan di Panti Asuhan Yatim Warga Indonesia, Surabaya.
Sejak remaja, Ray bercita-cita menjadi pemeran. Demi mengejar impiannya, Ray mulai berkuliah di Institut Kesenian Jakarta pada 1977, seangkatan dengan Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.
Karier
Ringkasan
Perspektif
Film perdananya dirilis pada tahun 1980 dengan judul Gadis yang diarahkan oleh Nya' Abbas Akup. Melalui film inilah, Ray bertemu dengan Dewi Yull yang merupakan istri pertamanya.
Ray pernah terjun ke dunia tarik suara pada tahun 1985. Ray merilis album solo berjudul Say... dengan dua singel hit yang ia nyanyikan bersama Dewi, yakni "Satu Kenyataan Lagi" dan "Say…".
Melalui film Noesa Penida yang tayang pada tahun 1988, Ray dinominasikan sebagai aktor terbaik pada Festival Film Indonesia 1989. Selain itu, Ray juga pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali dalam ajang yang sama, yakni melalui film Ponirah Terpidana (Festival Film Indonesia 1984), Secangkir Kopi Pahit (Festival Film Indonesia 1985), Kerikil-Kerikil Tajam (Festival Film Indonesia 1985), Opera Jakarta (Festival Film Indonesia 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (Festival Film Indonesia 1988), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (Festival Film Indonesia 1990).
Ketika industri film Indonesia mengalami mati suri, ia tetap eksis di dunia seni peran. Ray membangun sebuah sanggar teater di pinggiran kota dan membentuk komunitas teater di sana. Melalui sanggarnya ini, Ray pernah membuat geger lantaran gagasan tentang perlunya mengubah nama Republik Indonesia menjadi Republik Nusantara.
Pada pertengahan 2006, Ray kembali membintangi film layar lebar, yaitu Dunia Mereka. Pada tahun yang sama, kongres Persatuan Artis Film Indonesia memilih Ray menjadi salah satu ketuanya.
Remove ads
Kehidupan pribadi
Ray menikah dengan Dewi Yull pada tanggal 16 Juni 1981, tanpa restu dari orang tua Dewi, karena perbedaan agama (pada saat itu Dewi beragama Islam dan Ray beragama Kristen).[1] Kemudian, Ray memutuskan untuk menjadi seorang mualaf pada tahun 1981.[2] Pasangan ini mempunyai empat orang anak, yakni Giscka Putri Agustina Sahetapy (1982—2010), Rama Putra Sahetapy (1991), Surya Sahetapy (1993), dan Muhammad Raya Sahetapy (2001). Dewi yang menolak dipoligami memutuskan untuk menggugat cerai Ray. Ray dan Dewi resmi bercerai pada 24 Agustus 2004.[3]
Pada Oktober 2004, Ray menikahi Sri Respatini Kusumastuti, seorang pengusaha kafe dan katering yang pernah menjadi dosen di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta. Dari hubungan sebelumnya, Sri dikaruniai dua orang anak.[4]
Ray merupakan pemimpin dari organisasi Perhimpunan Seniman Nusantara.
Kematian
Pada 1 April 2025, Ray meninggal di usia 68 tahun karena penyakit stroke yang dideritanya.[5]
Filmografi
Film
Film pendek
Serial televisi
Serial web
![]() |
Menandakan film yang belum dirilis untuk saat ini |
- TBA : To be announced
Film televisi
- 2 Playboy Jempolan (2012)
Remove ads
Penghargaan dan nominasi
Remove ads
Diskografi
Album
- Say... (1985)
Singel
- "Satu Kenyataan Lagi" (1985, bersama Dewi Yull)
- "Say…" (1985, bersama Dewi Yull)
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads