Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Rudy Raymond

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Rudy Raymond Harry Putra lahir di Padang, Sumatera Barat pada (lahir 19 Juli 1977 ). Cita-citanya saat masih remaja adalah menjadi pegawai negeri sipil. Ia berkarya di pusat riset perusahaan teknologi dunia IBM sebagai peneliti algoritma kuantum selama 22 tahun di Tokyo-Jepang dan sejak tahun 2023 sampai saat ini di JPMorgan Chase, New York sebagai Executive Director, Global Technology and Applied Research (GTAR).[1]

Ia juga menjabat sebagai penasihat teknis untuk Proyek Riset Bioteknologi dan Komputasi Kuantum (Bio2Q) di Universitas Keio, Tokyo. Sebagai Kepala Aplikasi Bisnis Kuantum di JPMorgan Chase, Raymond memimpin inisiatif strategis yang mengeksplorasi penerapan komputasi kuantum dan algoritma mutakhir untuk mengatasi tantangan nyata dalam sektor keuangan, termasuk pengelolaan aset, perbankan investasi, dan layanan konsumen.

Raymond meraih gelar B.Eng dalam Ilmu Komputer (2001), M.Sc dalam Informatika (2003), dan Doktor (Ph.D) dalam bidang yang sama (2006) dari Universitas Kyoto. Karier profesionalnya mencakup lebih dari 18 tahun, termasuk masa bakti di IBM Research Tokyo (2006–2023), peran riset di Pusat Komputasi Kuantum Universitas Keio (2018–2023), dan posisi dosen tamu di Universitas Tokyo (2019–2023), tempat ia diangkat sebagai Profesor Khusus bidang Ilmu Komputer pada tahun 2022 untuk memajukan riset komputasi kuantum dan kecerdasan buatan (AI).

Keahlian Raymond meliputi komputasi kuantum, kecerdasan buatan, dan optimisasi algoritmik, dengan rekam jejak penerapan lintas sektor—mulai dari keuangan, teknologi informasi, otomotif, pendidikan, hingga telekomunikasi. Ia dikenal luas sebagai tokoh di bidang Keuangan Kuantum (Quantum Finance), dan pernah menjadi pembicara dalam program unggulan Universitas Tokyo serta konferensi yang diselenggarakan oleh Japanese Society for Artificial Intelligence (JSAI). Pada tahun 2022, ia menerima Penghargaan Riset SIG Yamashita dari Information Processing Society of Japan (IPSJ).[2]

Selain itu, ia dianugerahi IBM Outstanding Technical Accomplishment Awards pada tahun 2021 dan 2023, serta beberapa penghargaan presentasi terbaik dari komunitas riset, termasuk dari SIG Perangkat Lunak Kuantum IPSJ. Karya-karyanya dalam pembelajaran mesin kuantum (quantum machine learning) terus memperoleh pengakuan di kalangan akademik maupun industri.

Raymond juga aktif mendorong kolaborasi lintas disiplin dan edukasi publik mengenai teknologi canggih. Ia telah membimbing banyak peneliti dan mahasiswa dalam bidang komputasi informasi kuantum, AI terapan, dan inovasi algoritma, serta berkontribusi dalam forum kebijakan dan diskusi etika tentang penggunaan AI dan teknologi kuantum secara bertanggung jawab. Selain itu, ia kerap menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan rintisan (startup) dan konsorsium riset untuk membentuk peta jalan arsitektur komputasi generasi berikutnya.

Kemampuan lintas budaya Raymond, termasuk kefasihannya dalam Bahasa Inggris dan Jepang, turut memperkuat peran strategisnya dalam menjembatani kolaborasi internasional di kawasan Asia-Pasifik, Amerika Utara, dan Eropa. Kombinasi antara presisi ilmiah dan visi lintas-benua menjadikannya sosok yang dihormati dalam transformasi teknologi global.

Ia memiliki 25 hak paten Amerika Serikat di bidang algoritma dan penambangan data. Ia termasuk menjadi orang pertama di Jepang yang meneliti tentang quantum computing..[3] Ia mengembangkan komputer kuantum yang masih berada pada tahap sangat awal yang memiliki ukuran yang cukup besar yakni 2x2x1 meter. Chip processor kuantum milik IBM diselubungi dengan sistem pendingin sebesar kulkas yang menjaga suhu prosesor di suhu absolut nol derajat atau nol Kelvin. Pembuatan dan pengembangan komputer kuantum memang sangat rumit, karena harus dikalibrasi setiap hari dan bebas dari gangguan elektromagnetik dari luar namun komputer kuantum menjanjikan banyak hal, salah satunya menjanjikan kecepatan super cepat dibanding komputer biasa.

Perkembangan komputer kuantum tergolong masih sangat muda, maka ia menghimbau kepada peneliti Indonesia supaya masuk ke dunia komputer kuantum untuk menciptakan algoritma yang memanfaatkan kemampuan peranti keras tersebut. Para pencipta algoritma dasar akan mendapatkan keutungan yang berupa hak kekayaan intelektual yang menambah devisa bagi Indonesia.[4]

Remove ads

Riwayat Pendidikan

Ia menyelesaikan jenjang SMA di Taruna Nusantara Magelang (1992-1995), kemudian melanjutkan studi S1 Teknik Komputer (1997-2001), studi S2 Informatika (2001-2003) dan S3 Informatika (2003-2006) di Kyoto University.[4]

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads