Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Siti Hutami Endang Adiningsih
tokoh wanita Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Siti Hutami Endang Adiningsih (lahir 23 Agustus 1964 ), atau biasa dikenal dengan nama Mamiek Soeharto, adalah seorang pengusaha dan dermawati Indonesia. Mamiek merupakan putri bungsu dari mantan Presiden Soeharto.
Remove ads
Kehidupan awal dan pendidikan
Kehidupan awal
Mamiek Soeharto lahir di Jakarta pada 23 Agustus 1964. Ia adalah anak keenam (dan putri bungsu) dari pasangan Soeharto dan Tien Soeharto. Mamiek lahir pada hari ulang tahun ibundanya, sehingga memiliki tanggal ulang tahun yang sama dengan Ibu Tien.[1] Pada saat itu, ayahnya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal. Ia juga merupakan keturunan Mangkunegara III dari garis ibu.[2]
Pendidikan
Mamiek bersekolah di SMP Perguruan Cikini dan SMA Santa Theresia Menteng di Jakarta. Setamatnya dari Sekolah Menengah Atas pada tahun 1983, ia kemudian kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil jurusan Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Mamiek lulus pada tahun 1987 dengan gelar Insinyur pertanian.[3] Upacara wisudanya dihadiri oleh kedua orang tuanya, yang saat itu menjabat sebagai Presiden & Ibu Negara Indonesia.[4]
Remove ads
Karier
Ringkasan
Perspektif
Mamiek Soeharto menjabat sebagai direktur Taman Buah Mekarsari sejak didirikan pada tahun 1995.[5] Tujuan taman ini sebagai sarana pendidikan bagi anak bangsa, pelestarian lingkungan, taman rekreasi edukatif dan mempromosikan riset mengenai botani.[6]
Tidak seperti kakak-kakaknya, Mamiek lebih memilih untuk tidak terlibat di dalam dunia politik.[7]
Selain bisnis, Mamiek aktif di bidang kegiatan sosial. Ia menjabat sebagai Pembina Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri)[8] yang mempunyai tujuan untuk membantu keluarga Indonesia yang masih hidup dibawah garis kemiskinan.[9] Di bawah pembinaannya, Yayasan Damandiri berhasil menjalankan berbagai program sosial seperti membangun Kawasan Wisata Baduy Saung Sadulur di Kabupaten Lebak, Banten pada tahun 2023[10] dan Desa Wisata Samiran di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada tahun 2019.[11]
Ia pernah tampil mendampingi kakaknya, Siti Hardijanti Rukmana (atau Mbak Tutut), pada acara oleh Yayasan Dharmais yang sedang menyelenggarakan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Sejak didirikan pada tahun 1976, Yayasan Dharmais sudah memberikan manfaat bagi 140.000 orang.[12]
Pada pandemi Covid-19, di April 2020, Mamiek mengirim bantuan 1,500 paket sembako ke komunitas Institut Pertanian Bogor yang saat itu partially close down. Bantuan diterima langsung oleh Dekan FMIPA, Dr Ir Sri Nurdiati, MSc di Auditorium FMIPA, Kampus IPB Dramaga.[13]
Remove ads
Kehidupan pribadi
Mamiek menikah dengan Pratikto Singgih pada tahun 1988.[14] Pratikto adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juga putra dari Prayitno Singgih, seorang diplomat Departemen Luar Negeri Indonesia.[14] Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan Pratikto akhirnya bercerai. Sementara putranya, Wira, berprestasi dengan menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka.[15]
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads