Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Stasiun Pirusa
stasiun kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Stasiun Pirusa (PRS) adalah stasiun kereta api barang nonaktif yang terletak di Kampung Pirusa, Sukaratu, Sukaratu, Tasikmalaya. Stasiun ini dibangun untuk melayani angkutan pasir dari sekitar Gunung Galunggung sejak 1983 hingga 1993. Kini stasiun ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset II Bandung.
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Setelah Gunung Galunggung mengalami erupsi pada 5 April 1982, pasir yang menggunung dari hasil letusan menarik minat pemerintah pada masa Orde Baru yang turut mengeruk dan membawanya ke Jakarta untuk material pembangunan jalan dan gedung bertingkat.[2][3] Salah satu metode pengangkutan galian pasir ini ialah menggunakan kereta api. Oleh karena itu, PJKA membangun jalur cabang baru menuju dekat lokasi galian. Pembangunan stasiun dan jalur ini dimulai pada 1982 atau setahun setelah meletusnya Gunung Galunggung.[4]
Pada 30 November 1983, Stasiun Pirusa selesai dibangun. Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api untuk gerak langsir gerbong, lokomotif, dan pemuatan pasir menuju gerbong. Bagian utara stasiun juga memiliki peron setinggi gerbong untuk menimbun dan memuat pasir ke gerbong.[5] Stasiun ini mulai beroperasi pada 1 Desember 1983, ditandai dengan keberangkatan pertama kereta api angkutan pasir menuju Jakarta.[4]
Angkutan pasir ini beroperasi dengan relasi Pirusa–Cipinang dan Pirusa–Jakarta Gudang via Cikampek. Rangkaian gerbong kosong dari Cipinang sampai di Pirusa pada dini hari. Proses pengisian pasir ke gerbong membutuhkan waktu sekitar lima jam sebelum diberangkatkan kembali ke Cipinang pada siang dan sore hari.[2][6]
Selama beroperasi sekitar kurang lebih sepuluh tahun, stasiun ini menjadi salah satu stasiun penghasil pasir terbesar di Indonesia. Pada 1987 hingga 1988, tercatat 25.484–42.920 m³ pasir diangkut dari Stasiun Pirusa per bulan.[2] Selama sepuluh tahun beroperasi, angkutan pasir dari Pirusa diperkirakan mengangkut total 6.535.000 m³ menuju Jakarta.[4]
Stasiun dan segmen jalur ini ditutup pada tahun 1993 karena persediaan pasir yang menipis dan diangkut oleh truk.[7]
Remove ads
Kondisi saat ini
Sebagian besar rel di jalur cabang ini telah hilang dan hanya menyisakan tanah kosong bekas tubuh baan serta sebuah jembatan yang melintasi jalan. Sisa dua jalur rel sepanjang 20-30 meter, sebuah sinyal keluar, dan peron untuk memuat pasir masih dapat ditemui di bekas emplasemen Stasiun Pirusa.[8] Bangunan stasiunnya sendiri kini telah beralih fungsi menjadi rumah warga.[4] Terdapat pula papan yang menandai bahwa lahan bekas emplasemen tersebut kini dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Remove ads
Galeri
- Bekas peron untuk mengisi pasir ke gerbong
- Ujung peron Stasiun Pirusa dengan tulisan "Selamat Datang di Stasiun Pirusa Wil. Daop II Bandung"
- Sinyal keluar di emplasemen Stasiun Pirusa pada 2025
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads