Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Syamsul Alam dari Aceh
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Sultan Syamsul Alam (meninggal setelah tahun 1727) adalah sultan kedua puluh dua dari Kesultanan Aceh. Ia memerintah 1726-1727 merupakan penguasa terakhir dari dinasti Jamalul Lail.[1]
![]() | Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Artikel ini kekurangan informasi dan perlu dikembangkan agar memenuhi standar Wikipedia. (Februari 2025) |
![]() |
![]() |
Nama kecilnya adalah Wandi Tebing, dia adalah keponakan Sultan ke delapan belas Sultan Jamalul Alam Badrul Munir. Ia berkuasa setelah terjadinya pemberontakan tiga sagi terhadap kekuasaan Sultan Jamalul Alam Badrul Munir. Penasehat sultan yang bernama Jauharul Alam sempat menguasai tahta kesultanan untuk waktu yang singkat lalu disingkirkan. Selanjutnya Wandi Tebing dinobatkan sebagai sultan dengan nama Sultan Syamsul Alam. Penobatannya mendapat sokongan dari mukim (kabupaten) Montasik, Lampakuk dan Piyeung. Namun, tidak semua kepala daerah menyetujui hal ini.[2]
Hari-hari terakhirnya sebagai penguasa Aceh adalah ketika wilayah-wilayah sagi dengan suara bulat menyerahkan mandat kepemimpinan kepada Maharaja Lela seorang perwira Bugis yang memimpin benteng di ibu kota. Maharaja Lela yang kelak bergelar sebagai Sultan Alauddin Ahmad Syah menyanggupi tawaran tersebut lalu Sultan Syamsul Alam digulingkan pada bulan Januari 1727.[3] Kejatuhannya menandai berakhirnya tiga puluh tahun kekuasaan Wangsa Syarif di kesultanan Aceh yang digantikan oleh penguasa berikutnya yang berasal dari keturunan Bugis.
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads