Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Yusuf Rio Wahyu Prayogo
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Yusuf Rio Wahyu Prayogo (lahir 30 Maret 1984 ) adalah konsultan politik nasional yang maju pada Pilkada Situbondo 2024. Ia memulai karir sebagai konsultan politik dari CIRUS Surveyor Group (CSG) hingga akhirnya mendirikan lembaga sendiri bernama Politika Research and Consulting (PRC). PRC yang didirikannya sejak tahun 2019 beberapa kali menangani Pemilihan Legislatif (Pileg), Pilkada, hingga Pilpres. Ia kini menjabat sebagai Bupati Situbondo masa jabatan 2025–2030. Ia dilantik pada 20 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta.[1]
Remove ads
Riwayat Hidup[2]
Ia seorang pengusaha kelahiran Situbondo dan CEO Politika Research and Consulting. Dia juga menjadi pemimpin di tiga perusahaan sekaligus, yaitu Direktur PT Sumber Arthayasa Bersama, Owner My Way Coffee dan Owner DKN Company.[butuh rujukan]
Semasa menjadi pengusaha, dia pernah mengikuti kegiatan National and Character Building yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI (2006-2007), Millionare Mindset Bootcamp (MMBC) Jakarta serta Millionare Race ke-2 di Bali.[butuh rujukan]
Rio juga memiliki riwayat aktif dalam berorganisasi dan jiwa pergerakannya menancap sejak kuliah. Sebab dia pernah didapuk menjadi Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fisip Universitas Jember (2006–2008), Sekretaris KNPI Cabang Jember (2011–2014), Founder Mara Marda Institute (2020–2022), dan anggota LPNU Jakarta Utara (2021–2023).[butuh rujukan]
Remove ads
Pendidikan
Rio menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Dawuhan (1991–1997). Kemudian, ia melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Situbondo (1997–2000) dan SMA Negeri 1 Situbondo (2000–2003). di tahun 2003 ia berkuliah di Universitas Jember dan akhirnya lulus pada tahun 2020.[butuh rujukan]
Kontroversi
Ringkasan
Perspektif
Pengadaan mobil dinas di tengah efisiensi anggaran
Pemkab Situbondo menjadi sorotan setelah membeli enam unit mobil dinas Toyota Fortuner senilai Rp3,9 miliar dari APBD, di tengah kebijakan efisiensi anggaran.
Mobil-mobil tersebut diberikan pada jajaran pejabat Forkopimda, yakni Bupati, Wakil Bupati, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri, Kapolres, dan Dandim 0823/Situbondo. Rio menyebut mereka sebagai "brand ambassador" Situbondo yang mewakili citra daerah di berbagai forum resmi. Kepala Bagian umum Pemkab Situbondo, Ratna Koba Susanti, menjelaskan bahwa pembelian Fortuner ini berkaitan dengan citra atau “perform” daerah. Ia menyebut bahwa kendaraan dinas yang sudah jelek dianggap kurang pantas saat hadir di pertemuan-pertemuan tingkat provinsi, seperti rapat di kantor gubernur.[3]
“Artinya pengadaan mobil itu sebagai perform, bahwa Situbondo memiliki nilai. Jika mobil dinasnya jelek, apalagi saat kumpul rapat di gubernuran, maka Situbondo dinilai lebih bagus kalau terlihat naik kelas,” ujarnya.[4]
Namun, keputusan ini menuai kritik karena sebelumnya Pemkab membatalkan rencana pembelian mobil dinas jenis Alphard senilai Rp1 miliar untuk Bupati, dengan alasan efisiensi. Bahkan Bupati Yusuf Rio sendiri menolak fasilitas tersebut dan tetap menggunakan mobil pribadinya. Ia menyatakan, “Tidak etis naik mobil dinas mewah sementara rumah warga terdampak banjir belum diperbaiki.”[5]
Wacana Pembentukan Kecamatan Baluran
Rencana Pemkab Situbondo untuk membentuk Kecamatan Baluran memicu kontroversi setelah Bupati Situbondo, Bapak Rio,[6] mengungkapkan bahwa tujuan pembentukan kecamatan tersebut agar Baluran "tidak terlalu sering digunakan oleh tetangga sebelah (Banyuwangi)." Banyak warga Banyuwangi merasa tersinggung karena mereka merasa berkontribusi besar dalam mempromosikan Taman Nasional Baluran sebagai destinasi wisata. Sindiran di media sosial pun muncul, dengan warga Banyuwangi menegaskan bahwa meskipun Baluran bukan milik mereka, daerah mereka juga memiliki banyak objek wisata yang tak kalah menarik.[7]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads