Jawa Timur
provinsi di Pulau Jawa, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
provinsi di Pulau Jawa, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jawa Timur (disingkat Jatim) adalah sebuah wilayah provinsi yang terletak di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Surabaya. Luas wilayahnya yakni 48.033 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 41.644.099 jiwa (tahun 2023) dan kepadatan penduduk 867 jiwa/km2.[1] Hampir seperempat dari jumlah penduduk Jawa Timur bermukim di wilayah metropolitan Surabaya.[7]
Jawa Timur | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Jawa | ꦗꦮꦮꦺꦠꦤ꧀ |
• Pegon | جاوا وَيتان |
• Alfabet Jawa | Jawa Wétan |
• Alfabet Madura | Jhâbâ Tèmor |
Julukan:
| |
Motto: ꦗꦼꦂꦧꦱꦸꦏꦶꦩꦮꦧꦺꦪ
Jer Basuki Mawa Béya (Jawa) Keberhasilan membutuhkan suatu pengorbanan | |
Himne daerah: Mars Jawa Timur | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU Nomor 12 Tahun 2023 (Mencabut UU Nomor 2 Tahun 1950 dan UU Nomor 18 Tahun 1950) |
Tanggal | 04 Maret 1950 |
Hari jadi | 12 Oktober 1945 |
Ibu kota | Kota Surabaya |
Kota besar lainnya | |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Gubernur | Adhy Karyono (penjabat) |
• Wakil Gubernur | lowong |
• Sekretaris Daerah | Bobby Soemiarsono (penjabat) |
• Ketua DPRD | Kusnadi |
Luas | |
• Total | 48.033,00 km2 (18,545,64 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 41.644.099 |
• Peringkat | 2 |
• Kepadatan | 867/km2 (2,250/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Daftar
|
• IPM | 74,65 (2023) tinggi [3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID-JI |
Pelat kendaraan | Daftar
|
Kode Kemendagri | 35 |
Kode BPS | 35 |
APBD | Rp 33.265.021.983.864,- (2024[4]) |
PAD | Rp 20.392.168.927.007,- (2024) |
DAU | Rp 4.247.662.929.000,- (2024)[5] |
DAK | Rp 4.421.476.934.000,- (2024)[6] |
Slogan pariwisata | Forget the Rest, Come to the Best! |
Lagu daerah | |
Rumah adat | |
Senjata tradisional | |
Flora resmi | Sedap malam |
Fauna resmi | Ayam bekisar |
Situs web | jatimprov |
Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara enam provinsi di pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Wilayah Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Selat Bali (Provinsi Bali) di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di sebelah barat. Wilayah Provinsi Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, Kepulauan Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa yakni: Kepulauan Masalembu, Pulau Sempu dan Nusa Barung.
Provinsi Jawa Timur dikenal sebagai pusat industri dan keuangan kawasan Tengah dan Timur Indonesia,[8] yang memiliki signifikansi perekonomian cukup tinggi, yakni berkontribusi sekitar 15% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.[9]
Provinsi Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantropus Mojokertensis di Desa Kepuhklagen, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik; Pithecanthropus erectus di Trinil, Ngawi; dan Homo wajakensis di Wajak, Tulungagung.
Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat Kota Malang adalah sumber tertulis tertua di Jawa Timur, yakni bertahun 760 M. Pada tahun 929, Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yakni di "Bumi Anjuk Ladang", yang sekarang menjadi Kabupaten Nganjuk, serta mendirikan Wangsa Isyana yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Medang, dan sebagai suksesornya adalah Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Janggala, dan Kerajaan Kadiri.
Bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur adalah adanya nisan makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah di Gresik, dan makam Islam Syekh Jumadil Kubro pada kompleks makam Troloyo di Mojokerto. Makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang meninggal tahun 495 Hijriah / 1102 Masehi tepatnya berada di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik.[10] Namun, pada masa itu diperkirakan agama Islam belum menyebar secara luas karena masih berdiri Kerajaan Kadiri dan Janggala, yang rakyatnya mayoritas beragama Hindu-Buddha.
Pada tahun 1222, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singhasari setelah merebut kekuasaan dari Kerajaan Kadiri. Keturunan Ken Arok menjadi raja-raja Singhasari dan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15. Pada masa Kerajaan Singhasari, Raja Kertanagara melakukan ekspansi hingga ke Tanah Melayu, yang disebut Ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1294. Puncak kejayaan Majapahit ialah pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang didampingi Mapatih Gajah Mada berhasil menyatukan nusantara, memperluas wilayahnya hingga mencapai Malaka dan kepulauan Filipina, dan menjadi salah satu kerajaan terkuat di Asia Tenggara. Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad ke-15, dan kerajaan-kerajaan Islam selanjutnya berkembang menggantikannya.
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang ke Jawa Timur. Kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Pulau Madura pada tahun 1596. Soerabaia jatuh ke tangan VOC pada tanggal 13 Mei 1677. Semasa pemerintahan kolonial Britania di bawah Stamford Raffles, Jawa Timur untuk pertama kalinya dibagi atas karesidenan, yang berlaku hingga tahun 1964.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 provinsi, dan Jawa Timur termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jawa Timur adalah R. Soerjo, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Pada 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura, dan pada tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950. Pada 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur.[butuh rujukan]
Jawa Timur berbatasan dengan beberapa wilayah di Indonesia. Di bagian utara, Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa. Lalu di bagian timur, Jawa Timur berbatasan dengan Selat Bali. Di bagian selatan, Jawa Timur berbatasan dengan Samudra Hindia. Sedangkan di bagian barat, Jawa Timur berbatasan dengan Jawa Tengah.[11]
Bentangan wilayah Jawa Timur mulai dari arah barat hingga ke timur sekitar 400 km. Sementara lebar bentangan wilayah Jawa Timur dari arah utara ke selatan tidak sama. Lebarnya sekitar 200 km pada wilayah yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Namun di wilayah bagian tengah, lebar wilayah Jawa Timur hanya sekitar 60 km. Sementara di bagian timur lebarnya sekitar 105 km.[12]
Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura, terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung, dan Pulau Sempu.[butuh rujukan]
Secara fisiografi wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara, dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.
Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi. Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah barat daya dan selatan Kabupaten Nganjuk tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.339 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Butak (2.868 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Kawi (2.551 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.329 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter), dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.344 meter).[butuh rujukan]
Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta.
Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km) dan Sungai Bengawan Solo (548 km). Sungai Brantas memiiki mata air di lereng Gunung Arjuno di daerah Batu, dan mengalir melalui sebagian daerah di Jawa Timur, seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Jombang, serta Mojokerto. Di Mojokerto, Sungai Brantas terpecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong; keduanya bermuara di Selat Madura. Sungai Bengawan Solo memiliki mata air di lereng Gunung Lawu yang merupakan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan mengalir melalui sebagian daerah Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur, yang akhirnya bermuara di wilayah Gresik. Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo dikelola oleh Perum Jasa Tirta I.
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Waduk Ir. Sutami, dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, perikanan, dan pariwisata.
Provinsi Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21–34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C, yang menyebabkan turunnya salju lembut.
Tahun | Jumlah Pend. | ±% |
---|---|---|
1971 | 25.516.999 | — |
1980 | 29.188.852 | +14.4% |
1990 | 32.503.991 | +11.4% |
1995 | 33.844.002 | +4.1% |
2000 | 34.783.640 | +2.8% |
2010 | 37.476.757 | +7.7% |
2020 | 40.665.696 | +8.5% |
Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2020 adalah 40.665.696 jiwa, dengan kepadatan 851 jiwa/km2.[1] Pada tahun 2020, kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Timur adalah Malang dengan jumlah penduduk sebanyak 2.654.448 jiwa, sedangkan kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 2.874.000 jiwa.[1] Laju pertumbuhan penduduk adalah 0,76% per tahun (2010).[13]
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dari 37.205.052 jiwa, mayoritas suku penduduk Jawa Timur adalah suku asli setempat yakni dengan rincian Jawa 80,69% dan Madura 17,53%.[15] Etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen, terutama suku Jawa yang juga mempunyai banyak subsuku. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan (kecuali di Situbondo dan Bondowoso). Suku Madura utamanya mendiami wilayah Pulau Madura dan sebagian daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan timur. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura Pendalungan yang merupakan mayoritas di wilayah tersebut. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal.
Suku Kangean mendiami Pulau Kangean di Kepulauan Kangean. Suku Bawean mendiami Pulau Bawean di bagian utara Kabupaten Gresik. Suku Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger, dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah Banyuwangi. Suku Samin tinggal di sebagian pedalaman Bojonegoro.
Selain penduduk pribumi, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi kaum etnis lain yang beragam. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan, dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab, Pakistani/Punjab, India, dan Korea-Indonesia; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Banyuwangi dan termasuk minoritas yang dapat ditemui hampir di seluruh Kabupaten di Jawa Timur. Dan juga banyak ekspatriat yang tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya, dan sejumlah kawasan industri lainnya.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Timur:[15]
No | Suku | Jumlah 2010 | % |
---|---|---|---|
1 | Jawa* | 30.019.156 | 80,69% |
2 | Madura | 6.520.403 | 17,53% |
3 | Tionghoa | 244.393 | 0,66% |
4 | Batak | 56.339 | 0,15% |
5 | Sunda | 46.223 | 0,12% |
6 | Asal NTT | 31.276 | 0,08% |
7 | Lampung | 28.515 | 0,08% |
8 | Bugis | 20.753 | 0,06% |
9 | Bali | 20.363 | 0,06% |
10 | Asal Maluku | 17.756 | 0,04% |
11 | Asal Papua | 16.100 | 0,04% |
12 | Warga Asing | 29.442 | 0,08% |
13 | Suku Lainnya | 154.333 | 0,41% |
Provinsi Jawa Timur | 37.205.052 | 100% | |
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2020, dilihat menurut wilayah budaya merujuk dari pembagian sebaran budaya Provinsi Jawa Timur menurut Budayawan Universitas Jember, Ayu Sutarto, sebaran penduduk Jawa Timur paling besar terdapat pada kelompok Mataraman, yaitu sebesar 34,62%, diikuti oleh kelompok Arek sebesar 30,86%, Kelompok Pandalungan sebesar 24,67% dan Kelompok Madura sebesar 9,85%.[16]
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Jawa Timur adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat setidaknya ada beberapa bahasa daerah dominan di Jawa Timur.[17] Bahasa-bahasa tersebut diantaranya adalah bahasa Jawa, Madura, Bajo,[18] dan Kangean.
Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar suku Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Dialek bahasa Jawa Timur dikenal dengan 'bahasa Jawa Timuran', yang dianggap sebagai bahasa Jawa tidak baku. Ciri khas bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, terus terang, dan cenderung tidak bersifat normatif layaknya bahasa Jawa baku yang umumnya dituturkan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun demikian, penutur rumpun bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Di wilayah ibu kota Jawa Timur, bahasa Jawa yang dominan dituturkan adalah dialek bahasa Jawa Surabaya atau "Suroboyoan" .
Dialek bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman atau sering disebut khas dialek bahasa "Kulonan" (Nganjuk, Kediri, Blitar, Ngawi, Madiun, Ponorogo), bahasa dialek Malang "Malangan" termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa prokem terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa Walikan atau Osob Kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosakata bahasa Walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Tionghoa, dan Inggris.
Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Perkembangan bahasa Walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia) yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa Walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan pendukung. Seperti Ongisnade atau Singo Edan, Otruham, Rajajowas, Ongisiras, dan Utab untuk menyebut wilayah Muharto, Sawojajar, Singosari, dan Batu. Terlepas dari tiga kelompok dialek bahasa Jawa tersebut (Malangan atau Kiwalan, Boso Suroboyoan, dan Mataraman atau Kulonan) saat ini bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Suku Tengger menggunakan bahasa Tengger yang lebih dekat dengan bahasa Jawa Kuno. Suku Osing Banyuwangi menggunakan bahasa Osing.
Bahasa Madura dituturkan oleh suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Bahasa Madura memiliki beragam dialek yang dituturkan di beberapa daerah berbeda dengan ciri khas yang berbeda pada masing-masing dialek, di mana dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian besar penduduknya menguasai dua bahasa daerah: bahasa Jawa dan bahasa Madura.
Bahasa Kangean dituturkan oleh suku Kangean yang berasal dari Pulau Kangean. Bahasa ini merupakan bahasa yang umumnya dituturkan di wilayah Kepulauan Kangean yang mana bahasa ini memiliki elemen linguistik campuran yang berasal dari bahasa-bahasa lain seperti bahasa Bajo, Bugis, Makassar, Banjar, Jawa, Bali, Mandar dan sebagainya yang menjadikan bahasa ini memiliki keunikan yang khas di Provinsi Jawa Timur.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita, dan gelar wicara, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan dialek Surabaya, bahasa Madura, dan bahasa-bahasa dalam rumpun bahasa Jawa Tengahan dialek Jawa Mataraman.
Mayoritas penduduk Jawa Timur umumnya menganut agama Islam, dan sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, dan Buddha. Sebagian penduduk, terutama suku Jawa juga masih memegang teguh budaya Kejawen. Suku Madura umumnya beragama Islam dan terkenal sangat taat dalam menjalankan agama Islam. Suku Osing mayoritas beragama Islam, sedangkan mayoritas suku Tengger menganut agama Hindu.
Orang Tionghoa umumnya menganut agama Buddha, Kristen, (Katolik dan Protestan) Konghucu dan sebagian kecil menganut Islam. Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa, dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.
Menurut Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun 2018 mencapai angka 0,707 (peringkat ke-15) dan menempati status tinggi pada tahun 2017.[19] Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi adalah Kota Surabaya dengan IPM sebesar 81,74 (0,817) yang berstatus sangat tinggi, sedangkan yang paling terendah adalah Kabupaten Sampang dengan IPM sebesar 61,0 (0,610) yang berstatus sedang.[20]
Peringkat | Wilayah | IPM | |
---|---|---|---|
Pembangunan Manusia Sangat Tinggi | |||
1 | Kota Surabaya | 81,74 (0,817) | |
2 | Kota Malang | 80,89 (0,808) | |
3 | Kota Madiun | 80,33 (0,803) | |
Pembangunan Manusia Tinggi | |||
4 | Sidoarjo | 79,50 (0,795) | |
5 | Kota Kediri | 77,58 (0,775) | |
6 | Kota Blitar | 77,58 (0,775) | |
7 | Kota Mojokerto | 77,14 (0,771) | |
8 | Gresik | 75,28 (0,752) | |
9 | Kota Batu | 75,04 (0,750) | |
10 | Kota Pasuruan | 74,78 (0,747) | |
11 | Magetan | 72,91 (0,729) | |
12 | Mojokerto | 72,64 (0,726) | |
13 | Kota Probolinggo | 72,53 (0,725) | |
14 | Tulungagung | 71,99 (0,719) | |
15 | Lamongan | 71,97 (0,719) | |
16 | Jombang | 71,86 (0,718) | |
17 | Nganjuk | 71,23 (0,712) | |
18 | Kediri | 71,07 (0,710) | |
19 | Madiun | 71,01 (0,710) | |
Jawa Timur | 70,77 (0,707) | ||
20 | Banyuwangi | 70,06 (0,700) | |
Pembangunan Manusia Sedang | |||
21 | Blitar | 69,93 (0,699) | |
22 | Ponorogo | 69,91 (0,699) | |
23 | Ngawi | 69,91 (0,699) | |
24 | Malang | 69,40 (0,694) | |
25 | Trenggalek | 68,71 (0,687) | |
26 | Bojonegoro | 67,85 (0,678) | |
27 | Tuban | 67,43 (0,674) | |
28 | Pasuruan | 67,41 (0,674) | |
29 | Pacitan | 67,33 (0,673) | |
30 | Situbondo | 66,42 (0,664) | |
31 | Jember | 65,96 (0,659) | |
32 | Pamekasan | 65,41 (0,654) | |
33 | Bondowoso | 65,27 (0,652) | |
34 | Sumenep | 65,25 (0,652) | |
35 | Probolinggo | 64,85 (0,648) | |
36 | Lumajang | 64,83 (0,648) | |
37 | Bangkalan | 62,87 (0,628) | |
38 | Sampang | 61,00 (0,610) | |
Sumber: Badan Pusat Statistik.[20] |
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian 'Jawa Timuran' yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang sering kali dibumbui dengan humor, dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo, dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Malang, Surabaya, Mojokerto, dan Jombang, meski keberadaannya semakin jarang. Selain itu, terdapat pula kelompok kesenian Ludruk di lingkungan universitas, salah satu yang masih eksis adalah Loedroek ITB sebagai salah satu Unit Kebudayaan di Institut Teknologi Bandung yang lebih dikenal sebagai Loedroek Kontemporer dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Reog merupakan kesenian khas Ponorogo dan ikon kesenian Jawa Timur bagian barat yang telah dipatenkan sejak tahun 2001. Pementasan Reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang biasanya kental dengan suasana supranatural. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran dan Mataraman, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan tarian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gandrung, gambyong, srimpi, bondan, dan kelana.
Terdapat pula kesenian semacam barongsai di Jawa Timur yang dapat ditemui di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Ulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki Can-Macanan Kadduk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui.
Kebudayaan dan adat istiadat suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, Trenggalek), dan eks-Karesidenan Bojonegoro (Bojonegoro, Tuban dan sebagian barat Lamongan) . Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir utara Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, bagian utara Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuk dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, bagian timur Lamongan, Gresik, Jombang, Mojokerto dan Kota Surabaya), dan eks-Karesidenan Malang (Kabupaten Malang, Pasuruan dan Kota Malang, Pasuruan, dan Batu) memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman. Hal ini karena kawasan ini merupakan kawasan arek (sebutan untuk keturunan Ken Arok), terutama daerah Malang, yang membuat daerah ini sulit dipengaruhi budaya Mataraman.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura dan agama Islam, mengingat besarnya populasi suku Madura dan pengaruh Madura dan Islam di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, dan pacangan.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Namun, masyarakat di pesisir utara: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria (ganjuran), berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, di mana umumnya pihak pria yang melamar wanita. Selain itu, umumnya pria yang akan masuk ke dalam keluarga wanita.
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Madiun, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Nganjuk dan Blitar) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), dan bentuk srontongan (empyak setangkep).
Masa kolonialisme Hindia Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno di Jawa Timur terutama di Surabaya dan Malang.
Kepala daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur. Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini diemban oleh Khofifah Indar Parawansa, yang terpilih dalam Pilkada Jatim 2018. Ia menggantikan Soekarwo, yang telah mengemban tugasnya selama 2 periode.
Khofifah Indar Parawansa adalah gubernur perempuan pertama di Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam koordinasi wilayah, dibentuk 5 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun, Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, Bakorwil IV Pamekasan, dan Bakorwil V Jember.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memilik 47 Organisasi Perangkat Daerah [21]
Organisasi Perangkat Daerah | Jumlah ASN |
Badan Kepegawaian Daerah | 100 |
Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik | 65 |
Badan Koordinasi Wilayah Bojonegoro | 43 |
Badan Koordinasi Wilayah Jember | 31 |
Badan Koordinasi Wilayah Madiun | 57 |
Badan Koordinasi Wilayah Malang | 41 |
Badan Koordinasi Wilayah Pamekasan | 28 |
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur | 41 |
Badan Pendapatan Daerah | 609 |
Badan Penelitian Dan Pengembangan | 78 |
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah | 126 |
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia | 182 |
Badan Penghubung Daerah Provinsi | 42 |
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | 136 |
Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral | 88 |
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata | 180 |
Dinas Kehutanan Jawa Timur | 628 |
Dinas Kelautan Dan Perikanan | 374 |
Dinas Kepemudaan Dan Olahraga | 144 |
Dinas Kesehatan | 1 559 |
Dinas Komunikasi Dan Informatika | 123 |
Dinas Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah | 96 |
Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur | 106 |
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga | 667 |
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air | 558 |
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa | 72 |
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Kependudukan | 66 |
Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu | 72 |
Dinas Pendidikan | 29 773 |
Dinas Perhubungan | 576 |
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan | 259 |
Dinas Perkebunan | 89 |
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan | 157 |
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan | 804 |
Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Dan Cipta Karya | 179 |
Dinas Peternakan | 189 |
Dinas Sosial | 771 |
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi | 689 |
Inspektorat Provinsi | 112 |
Rs Jiwa Menur Surabaya | 320 |
Rsu Haji Surabaya | 752 |
Rsud Dr. Saiful Anwar Malang | 1 094 |
Rsud Dr. Soedono Madiun | 706 |
Rsud Dr. Soetomo Surabaya | 2 106 |
Satuan Polisi Pamong Praja | 131 |
Sekretariat Daerah | 501 |
Sekretariat DPRD | 115 |
Jumlah/ Total | 45 635 |
Gubernur merupakan pemimpin tertinggi di pemerintahan provinsi Jawa Timur. Saat ini, gubernur yang menjabat di provinsi Jawa Timur ialah Khofifah Indar Parawansa, didampingi wakil gubernur, Emil Dardak. Mereka menang pada Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018, dan dilantik pada 13 Februari 2019.
# | Potret | Gubernur | Masa Jabatan | Potret | Wakil Gubernur | Periode | Keterangan | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
14 | Khofifah Indar Parawansa | 13 Februari 2019 | Petahana | Emil Dardak | 16 (2018) |
[ket. 1][22] | |||
DPRD Jawa Timur beranggotakan 120 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Jawa Timur terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Jawa Timur yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 31 Agustus 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya, Abdul Kadir, di Ruang Paripurna Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur.[23][24][25][26][27][28] Komposisi anggota DPRD Jawa Timur periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik di mana Partai Kebangkitan Bangsa adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 27 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Jawa Timur dalam lima periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
2004–2009[29] | 2009–2014[30] | 2014–2019 | 2019–2024[31] | 2024–2029[32] | ||
PKB | 31 | 13 | 20 | 25 | 27 | |
Gerindra | (baru) 8 | 13 | 15 | 21 | ||
PDI-P | 24 | 17 | 19 | 27 | 21 | |
Golkar | 15 | 11 | 11 | 13 | 15 | |
NasDem | (baru) 4 | 9 | 10 | |||
PKS | 3 | 7 | 6 | 4 | 5 | |
PPP | 8 | 4 | 5 | 5 | 4 | |
Hanura | (baru) 4 | 2 | 1 | 0 | ||
PAN | 7 | 7 | 7 | 6 | 5 | |
Demokrat | 10 | 22 | 13 | 14 | 11 | |
PSI | (baru) 0 | 1 | ||||
PBB | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | |
PDS | 1 | 1 | ||||
PBR | 0 | 1 | ||||
PKNU | (baru) 5 | |||||
Jumlah Anggota | 100 | 100 | 100 | 120 | 120 | |
Jumlah Partai | 9 | 12 | 10 | 11 | 10 |
Jawa Timur mengirim 87 wakil ke DPR RI dari sebelas daerah pemilihan, dan empat wakil ke DPD.[33] Empat wakil Provinsi Jawa Timur di DPD untuk periode 2019–2024 adalah Evi Zainal Abidin; La Nyalla Mattalitti; H. Ahmad Nawardi; dan Adilla Azis.
Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten, dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia.
Jawa Timur merupakan wilayah hukum Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Surabaya. Kawasan Kostrad juga terdapat di Singosari yakni Divisi Infanteri 2/Kostrad. Surabaya merupakan Daerah Basis Armada tengah TNI-AL yaitu Komando Armada II. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandara Iswahyudi (Magetan), Bandara Abdul Rachman Saleh (Malang), Satuan Radar (Jombang), serta di Raci (Pasuruan), dan di Punung (Pacitan). Kawasan Air Weapon Range TNI-AU terdapat di Pantai Pasirian (Lumajang). Bumi Marinir terdapat di Karang Pilang, Surabaya. Daerah latihan militer antara lain terdapat di Gunung Bancak (Bangkalan), Gunung Majang Komplek (Jember), Teleng Gesingan (Pacitan), serta di Asembagus (Situbondo).
Polda Jawa Timur membawahi 38 kabupaten/kota dengan rincian satu polres kota besar (Polrestabes Surabaya), 4 Kepolisian Resor Kota (Polresta), dan 33 Kepolisian Resor. Brimob terdapat di setiap wilayah eks karesidenan. Pusdik Brimob membentang di Wilayah Gunung Penanggungan (Watukosek Gempol Pasuruan ,Kunjorowesi & watesnegoro Ngoro Mojokerto ,Tamiajeng Trawas Mojokerto)
Jawa Timur memiliki sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sungai di Jawa Timur umumnya tidak dapat dilayari, kecuali di Surabaya dan beberapa pesisir Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo yang dapat dilalui oleh perahu kecil.
Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, di antaranya lintas utara (Jakarta–Semarang–Surabaya–Banyuwangi) dan lintas selatan Pulau Jawa (Bandung–Tasikmalaya–Yogyakarta–Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi Jalan Tol Surabaya-Gempol; Gempol-Pandaan; Pandaan-Malang; Gempol-Pasuruan; dan Pasuruan-Probolinggo yang menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian utara dan tengah dengan wilayah selatan dan timur, Jalan Tol Surabaya-Gresik dan Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar yang menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian tengah dan selatan dengan utara, serta Jalan Tol Surabaya-Mojokerto; Mojokerto-Kertosono; Kertosono-Ngawi; dan Ngawi-Solo yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura telah selesai pembangunannya, dan kini telah dapat digunakan. Dalam waktu dekat juga akan direalisasikan pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi yang merupakan segmen akhir dari Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Malang-Kepanjen yang menghubungkan kota-kota di pantai utara dan tengah dengan selatan Jawa Timur, Jalan Tol Gresik-Tuban, Jalan Tol Demak-Tuban yang menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota di pantai utara Jawa serta Rencana Jalan Tol Lingkar Gerbangkertosusila yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalulintas jika sewaktu-waktu jumlah urbanisasi meningkat.
Kota-kota di Jawa Timur dihubungkan dengan jaringan bus antarkota. Bus dengan rute Surabaya-Tuban-Semarang, Surabaya-Ngawi-Yogyakarta, Surabaya-Malang, Surabaya-Kediri, dan Surabaya-Probolinggo-Jember-Banyuwangi, umumnya beroperasi selama 24 jam penuh. Rute dengan jarak menengah dilayani oleh bus antarkota yang berukuran lebih kecil, seperti jurusan Surabaya-Mojokerto, atau Ngawi-Bojonegoro. Rute dengan jarak jauh seperti Jakarta, Sumatra, dan Bali-Lombok umumnya dilayani oleh bus malam. Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo merupakan terminal terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
Setiap wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angdes) yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan daerah sekitarnya. Di Surabaya angkutan seperti ini dikenal dengan sebutan lyn atau bemo. Taksi dengan argometer dapat dijumpai di Surabaya-Gresik-Sidoarjo, Malang Raya, Banyuwangi, Jember, Madiun, dan Kediri. Sebagai alternatif taksi, di Surabaya terdapat angguna (angkutan serba guna), yang menggantikan helicak (di Jakarta disebut bajaj) sejak tahun 1990-an. Bus kota dapat dijumpai di Surabaya dan Jember. Becak adalah moda angkutan tradisional yang dapat dijumpai hampir di setiap wilayah, meski di sejumlah tempat dilarang beroperasi. Belakangan, terdapat becak bermesin yang dikenal dengan sebutan bentor (Jawa: becak montor = becak bermotor).
Sistem perkeretaapian di Provinsi Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonial Hindia Belanda. Jalur kereta api utama di Jawa Timur terdiri dari jalur utara[a], tengah[b], selatan Jawa[c]; sedangkan jalur penghubung adalah jalur kantong Jawa Timur (Bangil–Malang–Blitar–Kediri–Kertosono) dan Surabaya Pasarturi–Jember–Banyuwangi. Jawa Timur juga terdapat sistem transportasi kereta api lokal serta komuter dengan relasi Bojonegoro–Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, Indro–Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, Surabaya Kota–Kediri–Blitar–Malang–Surabaya Kota, Surabaya Kota–Mojokerto, Mojokerto–Sidoarjo, dan Surabaya Kota–Pasuruan.
Saat ini koridor Madiun–Surabaya sedang dikembangkan menjadi jalur ganda (double track). Jalur ganda yang telah selesai, yaitu Walikukun–Mojokerto yang telah beroperasi sepenuhnya pada akhir tahun 2020 dan Mojokerto–Sepanjang pada tanggal 1 Desember 2023.[35] Sekarang tahap akhir dari pembangunan jalur ganda lintas tengah dan selatan Pulau Jawa[d] adalah segmen Sepanjang–Wonokromo yang masih dalam pembangunan.
Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional lainnya di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Paciran di Kabupaten Lamongan, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut dan Pelabuhan Jangkar di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep, serta Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Muncar di Kabupaten Banyuwangi. Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, di antaranya Pelabuhan Ujung (Surabaya), Pelabuhan Kamal (Bangkalan, Madura), Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi), Pelabuhan Kalianget (Sumenep), serta Pelabuhan Jangkar (Situbondo). Rute Ujung-Kamal menghubungkan Pulau Jawa (Surabaya) dengan Madura, Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Bali, Rute Jangkar-Kalianget menghubungkan Pulau Jawa (Situbondo) dengan Pulau Madura. Kalianget juga menghubungkan Pulau Madura dengan kepulauan kecil di Laut Jawa (Kangean dan Masalembu).
Bandara Internasional Juanda di Kabupaten Sidoarjo menghubungkan Kota Surabaya dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri, sedangkan bandar udara utama di Jawa Timur lainnya adalah Bandar Udara Internasional Dhoho di Kediri yang akan menghubungkan Kediri dengan kota besar lainnya di Indonesia. Di Malang terdapat bandara nasional yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia yakni Bandara Abdul Rachman Saleh. Selain itu, di Jawa Timur terdapat bandara umum lainnya seperti Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro di Jember, Bandara Iswahyudi di Magetan, serta Bandara Trunojoyo di Sumenep.
Bagian ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Jawa Timur adalah provinsi terbesar kedua di Indonesia menurut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setelah DKI Jakarta[36] dengan PDRB bernilai Rp2.953,55 Trilliun pada tahun 2023.
Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri perlengkapan tempur PT Pindad di Malang, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo), pabrik rokok (Wismilak di Surabaya, Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan PT Petrokimia Gresik. Di Tuban terdapat pabrik Semen terbesar di Indonesia yaitu Semen Indonesia (ex Semen Gresik), dan Dynamix (dahulu Semen Holcim) serta Kawasan Kilang Petrokimia. Pemerintah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Industri Nganjuk (KING) di Kabupaten Nganjuk, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIEB) di Kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor. Industri kerajinan kulit berupa tas, dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang terkenal.
Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, berada di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, di mana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menggunakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan energi surya. Selain itu, di Jawa Timur juga direncanakan pembangunan pabrik peleburan dan pemurnian tambang (smelter) pertama di Indonesia milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik. Smelter ini akan menjadi yang terbesar di dunia.
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Selain memiliki universitas negeri terbanyak, Jawa Timur juga memiliki sejumlah perguruan tinggi swasta yang memiliki kredibilitas yang baik di Indonesia dan bertaraf internasional, antara lain:
Nama universitas/perguruan tinggi | Kota |
---|---|
Akademi Angkatan Laut (AAL) | Surabaya |
Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) | |
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya (POLTEKKES KEMENKES Surabaya) | |
Politeknik Penerbangan Surabaya (POLTEKBANG Surabaya) | |
Politeknik Pelayaran Surabaya (POLTEKPEL Surabaya) | |
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang (POLTEKKES KEMENKES Malang) | Malang |
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (POLBANGTAN Malang) | |
Politeknik Angkatan Darat (POLTEKAD) | Batu |
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo (POLTEK KP Sidoarjo) | Sidoarjo |
Akademi Penerbang Indonesia (API Banyuwangi) | Banyuwangi |
Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI Madiun) | Madiun |
Nama universitas/perguruan tinggi | Kota |
---|---|
Universitas Kristen Petra (UKP) | Surabaya |
Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) | |