Loading AI tools
politisi Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si. (7 Juli 1944 – 22 Juni 2023 ), lebih dikenal dengan sapaan Kak Nduk adalah seorang birokrat dan politisi asal Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten dari 2007 sampai 2012.[1] Ia merupakan tokoh Praja Muda Karana dan pernah menjadi Ketua Kwartir Daerah Pramuka Provinsi Banten sejak 2011 hingga 7 April 2021.
Mohammad Masduki | |
---|---|
Wakil Gubernur Banten ke-2 | |
Masa jabatan 11 Januari 2007 – 11 Januari 2012 | |
Gubernur | Ratu Atut Chosiyah |
Wali Kota Administratif Depok ke-4 | |
Masa jabatan 24 Maret 1991 – 24 Maret 1992 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 7 Juli 1944 Tangerang, Batavia, Hindia Belanda (sekarang Tangerang, Banten, Indonesia) |
Meninggal | 22 Juni 2023 78) Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia | (umur
Makam | Sumur Pacing, Karawaci, Tangerang |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Suami/istri | Dedeh Syahrawati |
Orang tua | Mohammad Sya'ban Salim (ayah) Siti Aminah (ibu) |
Alma mater | Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Universitas Langlangbuana |
Profesi | |
Sunting kotak info • L • B |
Masduki menikah dengan Hj. Dedeh Syahrawati binti H. Raden Mochammad Djuni. Dedeh meninggal dunia di Serpong, Kota Tangerang Selatan pada Selasa, 26 Mei 2020 di usia 73 tahun.[2] Kematian Dedeh sempat dikira ustazah kondang, Dedeh Rosidah.
Masduki maju sebagai calon Wakil Gubernur Banten dan berpasangan dengan calon Gubernur Ratu Atut Chosiyah pada Pilgub Banten 2006. Pencalonan mereka didukung oleh Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Bintang Reformasi, Partai Bulan Bintang, Partai Damai Sejahtera, Partai Patriot, dan Partai Karya Peduli Bangsa.
Empat hari sebelum pelaksanan pemilihan kepala daerah (pilkada), Lingkaran Survei Indonesia menampilkan hasil survei dan dimuat Radar Banten pada 22 November 2006. Hasil survei lembaga ini menempatkannya berada di urutan teratas. Pada 27 November 2006, Koran Kompas juga mempublikasikan dengan 39,18% di urutan teratas. Sembilan hari kemudian, 6 Desember 2006, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten menetapkannya sebagai wakil gubernur bersama pasangannya sebagai gubernur.
Berdasarkan hasil penghitungan manual yang dilakukan KPU Provinsi Banten, bersama pasangan wakil gubernur, ia memperoleh 1.445.457 (40,15 persen) dari 3.599.850 suara sah. Suara tidak sah mencapai 177.141 suara. Dengan demikian, tingkat partisipasi pemilih mencapai 60,83 persen dari total warga yang menggunakan hak pilih sebanyak 3.776.385 atas 6.208.951 pemiluh terdaftar. Sedangkan, 2.432.566 (39,17 persen) pemilih lainnya tidak menggunakan hak pilihnya. Proses penghitungan manual dilakukan di Hotel Le Dian, Serang. Hasil itu memastikan memenangi pemilihan kepala daerah Banten yang diselenggarakan pada 26 November 2006.
Tiga pasangan calon gubernur, yakni Zulkieflimansyah - Marissa Haque, Tryana Sjam'un - Benyamin Davnie dan Irsjad Djuwaeli - Mas A. Daniri menyatakan menolak dan menggugat Komisi Pemilihan Provinsi Banten, Biro Pemerintahan Provinsi Banten, dan Dinas Kependudukan Provinsi Banten. Bahkan, selain menggugat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten, pasangan Irsjad-Daniri juga mengajukan gugatan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.