Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Argo Ismoyo
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Argo Ismoyo (Ejaan Republik: Argo Ismojo, 12 Desember 1922 – 5 Desember 2003) merupakan mantan Wali Kota Magelang dan anggota Dewan Konstituante dari Fraksi Partai Komunis Indonesia (PKI). Argo sebelumnya juga menjadi pengurus Barisan Tani Indonesia (BTI) di tingkat provinsi Jawa Tengah.[1]
Dia terpilih menjadi Wali Kota Magelang pada 13 Februari 1958, menggantikan R. Wibowo Hellie.[2] Argo diberhentikan dari jabatannya akibat kedekatannya dengan PKI dan tuduhan terlibat Gerakan 30 September. Dia kemudian menjalani persidangan akibat tuduhan tersebut dan kemungkinan besar ditahan setelahnya.[3]
Remove ads
Riwayat Hidup
Ringkasan
Perspektif
Kehidupan awal
Argo lahir di Kutowinangun pada 12 Desember 1922.[a] Argo mengawali pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Magelang pada 1930 dan lulus delapan tahun berikutnya. Setelah itu, dia melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), namun hanya belajar di sana selama dua tahun sebelum pindah ke Landbouwschool (Sekolah Pertanian) di Sukabumi dan tamat pada tahun 1943.[1]
Saat masih menjadi pelajar di HIS, Argo bergabung dengan organisasi kepanduan SIAP (Sjarikat Islam Afdeeling Pandoe) milik Sarekat Islam. Dia bergabung pada 1933 dan hanya bertahan selama setahun sebagai anggota kepanduan. Kemudian saat bersekolah di Sukabumi, Argo menjadi ketua perhimpunan sekolah pertanian setempat (Landbouwschool Vereeniging) sekaligus merangkap sebagai penasihatnya.[1]
Karir awal
Setelah lulus dari sekolah pertanian pada 1943, Argo bekerja sebagai guru sekolah pertanian. Dia kemudian bekerja sebagai pegawai kantor pendidikan dan propaganda pertanian hingga 1946. Setelah itu, Argo menjadi pegawai Djawatan Pertanian Rakjat (sekarang Dinas Pertanian dan Peternakan) Bagian Statistik.[1]
Pada tahun 1950, Argo bekerja menjadi Kepala Bagian Keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates (RSUD Wates) sebelum pindah ke Rumah Sakit Tentara di Magelang (sekarang Rumah Sakit dr. Soedjono) dengan jabatan yang sama hingga berhenti pada 1952. Dia kemudian bekerja sebagai pegawai Kementerian Pertanian di bagian Gerakan Tani hingga 1958 dan menjadi kepala kantor serta anggota pleno pusat serikat buruhnya.[1][4]
Karir politik
Pada 1947, Argo bergabung dengan BTI dan menjadi ketua sayap pemudanya, PBTI (Pemuda Barisan Tani Indonesia, biasa disebut Pemuda Tani), di Magelang. Di samping itu, dia juga menjadi wakil PBTI dalam Dewan Pimpinan Pemuda (DPP) Keresidenan Kedu dan wakil DPP dalam Panitia Pertahanan Rakyat Kabupaten Magelang serta merangkap Sekretaris Seksi Pertanian. Setahun kemudian, dia menjadi Ketua Bagian Kader. Pada 1950, Argo menjadi sekretaris (ketua) BTI cabang Magelang dan empat tahun berikutnya menjadi anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) BTI Jawa Tengah di Jawatan Pembangunan Usaha Tani. Pada 1957, dia diangkat menjadi anggota pleno DPP BTI di Jakarta.[1]
Akibat keanggotaannya di BTI, Argo menjadi korban dari Razia Agustus yang dilakukan atas perintah Perdana Menteri Soekiman pada Agustus 1951 untuk melemahkan kelompok komunis yang diduga akan melakukan kudeta.[5] Dia ditangkap pada pagi 20 Agustus 1951 bersama istrinya di Magelang.[6] Pada April 1954, ia terpilih menjadi Sekretaris Umum II Panitia Peringatan 1 Mei di Magelang mewakili BTI.[7] Selain aktif di BTI, Ismoyo juga dicalonkan oleh PKI menjadi anggota DPR RI dan Konstituante pada Pemilu 1955 sebagai calon tak berpartai.[8][9][10] Saat itu, ia menjabat sebagai Kepala Jawatan Pembangunan Usaha Tani Karesidenan Kedu.[10] Meski tidak terpilih menjadi anggota DPR RI, ia terpilih untuk duduk di Dewan Konstituante.[1]
Wali Kota Magelang
Dalam sidang tanggal 17 Desember 1957, DPRD Kotapraja Magelang membentuk Panitia Pemilihan Kepala Daerah Kotapraja Magelang. PKI mengajukan Argo sebagai calon mereka, sedangkan Partai Nasional Indonesia (PNI) mengusung Raden Supangkat, Asisten Wedana Kota Magelang.[11] Ia kemudian terpilih menjadi wali kota dan dilantik pada 13 Februari 1958.[2][12][13] Terpilihnya Argo sebagai wali kota menjadi bukti dominasi PKI di Kota Magelang, di mana partai tersebut menempati urutan pertama pada Pemilu 1957 dengan jumlah 17.976 suara dari 37.597 suara yang dinyatakan sah dengan jumlah pemilih sebanyak 44.000 orang. PKI berhasil mengalahkan PNI dan Nahdhatul Ulama (NU) secara telak.[3][14] Sebagai wali kota, Argo ikut meletakkan batu pertama pembangunan Pasar Rejowinangun pada 1 Juni 1964.[15] Selain itu, pada Juli 1961, UNRA (Universitas Rakyat) Borobudur, sebuah lembaga pendidikan yang terafiliasi dengan PKI, berdiri di Magelang semasa ia menjabat sebagai wali kota.[16]
Karirnya berakhir setelah gagalnya Gerakan 30 September. Sebagai wali kota yang dekat dengan PKI, Argo sudah barang tentu dicari oleh tentara. Pada malam 21 Oktober 1965, pasukan RPKAD bergerak dari Semarang menuju Magelang. Di sana, mereka diperkuat oleh Kompi (Ki) Tejo dari Batalyon (Yon) II RPKAD Magelang. Pasukan kemudian melakukan unjuk kekuatan. Setelah selesai, massa antikomunis melancarkan aksi mereka. Gedung-gedung yang diduga milik PKI, Baperki, dan Chung Hua Tsung Hui (CHTH) dibakar oleh massa. Mereka juga menuntut agar Argo dicopot dari jabatannya sebagai wali kota dan membakar rumah dinasnya. Pada 28 Oktober, pihak tentara menunjuk Kapten Hadi Soenarjo untuk menjadi Penjabat Wali Kota Magelang.[3][17]
Remove ads
Akhir kehidupan
Setelah dicopot dari jabatannya, Argo menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Magelang. Meski tidak pernah jelas bagaimana nasibnya, namun kemungkinan besar dia dipenjara seperti mayoritas anggota dan terduga PKI saat itu dan dibebaskan pada pertengahan atau akhir Orde Baru. Argo meninggal dunia pada 5 Desember 2003.[3]
Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads