Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Bahasa Bawean

bahasa daerah di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Bahasa Bawean
Remove ads

Bahasa Bawean[3] adalah sebuah ragam geografis bahasa yang dianggap sebagai salah satu dialek dari bahasa Madura[a 1] yang utamanya dituturkan oleh suku Bawean di pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.[4][5] Bahasa ini mulanya merupakan sebuah pijin yang telah mengalami proses kreolisasi, sehingga memiliki beragam kosakata campuran dari bahasa lain, seperti bahasa Jawa (terutama dialek Gresik), Banjar, Bugis, dan Makassar.[6][7]

Fakta Singkat bhâsa Phêbiyên, Dituturkan di ...
Remove ads

Status kebahasaan

Dalam buku Bahasa-Bahasa Indonesia (1984) karya P.W.J. Nababan, bahasa Bawean dicatat sebagai bahasa tersendiri dengan 20.000 penutur di Pulau Bawean.[1] Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Retno Fatmalasari dalam jurnal berjudul Integrasi Kata Bahasa Jawa dan Bahasa Madura ke Dalam Bahasa Bawean yang diterbitkan pada tahun 2020, meskipun banyak yang menyebut bahasa Bawean sebagai salah satu dialek dari bahasa Madura, dalam penelitian ini bahasa Bawean tetap dianggap sebagai sebuah bahasa tersendiri.[8]

Remove ads

Dialek

Ringkasan
Perspektif

Bahasa Bawean mempunyai beberapa dialek, perbedaan dialek ini bisa ditemukan di beberapa desa yang ada di Pulau Bawean. Mengutip dari Repository Unair, Eva Wijayanti mengungkapkan bahwa terdapat empat desa yang memiliki dialek bahasa yang cukup berbeda, yaitu desa Daun dan Suwari di kecamatan Sangkapura, serta desa Kepuhteluk dan Diponggo (penutur bahasa Jawa Diponggo) di kecamatan Tambak.[7][9]

Ragam dialek dari tiga desa tersebut (kecuali Diponggo) tercermin dalam penyebutan untuk kata 'saya'. Masyarakat desa Daun menyebut 'saya' dengan kata éson, sedangkan masyarakat desa Suwari menyebutnya éhon. Kemudian, masyarakat desa Kepuhteluk akan menyebut 'saya' dengan kata bulâ. Sedangkan masyarakat Diponggo yang berbahasa Jawa menyebutnya dengan kata aku.[9]

Variasi dialek inipun menjadi ciri khas dari masing-masing desa. Oleh karena itu, cukup dengan mendengar dialek yang mereka pakai, orang Bawean lainnya akan dengan mudah mengenali dari desa mana mereka berasal. Dari keempat ragam bahasa tersebut, desa Diponggo dikatakan berbeda bahasa, yakni merupakan penutur bahasa Jawa Diponggo. Hal ini dikarenakan sebagian besar kosakata yang digunakan masyarakat Diponggo hampir sama dengan kosakata dalam bahasa Jawa (terutama dialek Gresik).[9]

Kosakata bahasa Jawa, seperti dé'é, iki, séwu, ayu, saiki, isuk, dan kosakata serapan lainnya juga digunakan oleh masyarakat desa Diponggo. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat desa Diponggo merupakan keturunan orang-orang Jawa. Tidak mengherankan jika kemudian masyarakat Diponggo menggunakan bahasa Jawa.[9]

Remove ads

Kreolisasi

Ringkasan
Perspektif
Fakta Singkat Cakap Boyan Bawean Selat, Bawean Pasar, Dituturkan di ...

Dalam bahasa Bawean juga terdapat suatu bentuk bahasa kreol sebagai akibat dari akulturasi budaya dan bahasa yang terjadi pada masyarakat etnis Bawean.[11] Bahasa ini dianggap sebagai proses dari kreolisasi bahasa Madura. Bentuk bahasa kreol ini berbeda dengan bentuk asli bahasa Bawean di pulau asalnya yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Jawa, dan Melayu.[12] Ragam bahasa kreol ini umumnya dituturkan oleh perantau dan keturunan Bawean yang menetap di Malaysia dan Singapura. Penggunaannya bercampur dengan bahasa Melayu standar dan ragam bahasa Inggris di negara tersebut. Contohnya dapat dilihat pada kalimat "Bulâ ni orèng Boyan la, first time ni i ada balik kat kampong halaman" yang berarti "Saya ini orang Bawean lah, untuk pertama kalinya saya pulang ke kampung halaman".[13]

Remove ads

Fonologi

Ringkasan
Perspektif

Dalam bahasa Bawean terdapat 28 lambang transkripsi fonetik yang terdiri dari 18 konsonan fonem dan 10 dasar-sistem vokal.[7] Berikut merupakan kotak fonem yang terdapat dalam bahasa Madura dialek Bawean, huruf yang berada dalam tanda kurung siku ... menunjukkan penulisan ortografi fonetik dalam sumber.

Vokal

Dalam bahasa Bawean, terdapat 2 fonem vokal yang tidak terdapat dalam dialek utama bahasa Madura (fonem /o/ dan /e/), sehingga menjadikan dialek ini mempunyai 10 fonem vokal secara keseluruhan.[7]

Informasi lebih lanjut Depan, Madya ...

Konsonan

Berbeda dengan fonem vokalnya yang lebih banyak, fonem konsonan dalam kotak fonem bahasa Madura dialek Bawean lebih sedikit ketimbang dialek utama bahasa Madura. Bahasa Bawean hanya memiliki 18 konsonan dibandingkan dengan bahasa Madura yang memiliki sekitar 27 fonem konsonan.[7][14] Sedikitnya jumlah konsonan pada dialek ini mungkin disebabkan karena ketidakadaan fonem letupan tarik-belakang (/ʈ/ dan /ɖ/) serta penghembusan fonem yang sering kali ditemukan dalam dialek utama justru jarang ditemui dalam dialek ini.[14]

Informasi lebih lanjut Dwibib., Gigi/ Ronggi. ...
Remove ads

Kosakata

Ringkasan
Perspektif

Berikut merupakan beberapa contoh kosakata khas dalam bahasa Bawean.

  • eson atau bule, berarti 'aku'
  • bekna, berarti 'kamu'
  • kalaaken, berarti 'ambilkan'
  • kalaben, berarti 'dengan'
  • tak kabessanyo'on atau naddeh nyo'on, berarti 'terima kasih'
  • songkan, berarti 'malas'
  • pandir, berarti 'bicara'
  • odik, berarti 'hidup'
  • olo, berarti 'kepala'
  • sakotik, berarti 'sedikit'
  • kathirik, berarti 'sendiri'
  • toghellen, berarti 'kerabat' atau 'saudara'

Contoh kalimat

Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan kosakata dalam bahasa Bawean.

  • "eson terro ka bekna", berarti "aku sayang kamu" (kata eson terkadang juga yang menyebutnya ehon)
  • "buk, bede berrus?", berarti "bu, ada sikat?" (kata berrus berasal dari bahasa Inggris 'brush')
  • "mak, pamelleaken pellem", berarti "bu, belikan mangga" (terdapat pengaruh bahasa Jawa Kuno di akhiran -aken)
  • "silling na se bucor la mare e pabender", berarti "langit-langitnya yang bocor sudah diperbaiki" (kata silling dalam bahasa Bawean berasal dari bahasa Inggris 'ceiling'; 'langit-langit' dalam bahasa Bawean adalah sentek)
  • "araa, mak ghik bede edinnak? ekowa la alajer ka Singgapur", berarti "kenapa, kok masih disini? katanya sudah pergi berlayar ke Singapura" (kata araa berasal dari kata 'arapah' dalam bahasa Madura, sedangkan kata alajer yang berarti 'berlayar' untuk menunjukkan bahwa orang tersebut pergi keluar dari pulau Bawean)
Remove ads

Lihat juga

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads