Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Banggoi, Bula Barat, Seram Bagian Timur
desa di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Banggoi adalah negeri di Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.[2] Negeri Banggoi merupakan salah satu negeri Islam (Salam) yang berada di pesisir utara Pulau Seram.[3]
Banggoi Pancorang merupakan negeri administratif yang dimekarkan dari negeri induk Banggoi.[4]
Remove ads
Sejarah
Pada suatu hari, terjadi peperangan di pesisir utara Pulau Seram antara negeri Hote dan Banggoi dengan Portugis. Pada peperangan tersebut, Portugis mendapat bantuan aliansi dari negeri Tamilouw, Hutumuri, dan Sirisori Amalatu yang pada saat itu masyarakatnya masih menganut paham paganisme, sedangkan masyarakat Hote dan Banggoi sudah beragama Islam. Hingga suatu saat, masyarakat Hote dan Banggoi berhasil dikalahkan oleh aliansi tersebut. Kemudian ketiga negeri aliansi tersebut mengadakan perjanjian yang disebut pela.[5] Dimana aliansi antara negeri Hote dan Banggoi telah ada sebelumnya dengan istilah wal ya yang memiliki arti serupa dengan pela. Dari cerita rakyat ini, diketahui bahwa hubungan aliansi antara negeri Hote dan Banggoi telah berlangsung cukup lama.[6]
Remove ads
Geografi
Batas wilayah petuanan adat negeri Banggoi (termasuk negeri administratif Banggoi Pancorang) terhitung dari sungai Wae Tofang yang menjadi batas alami dengan negeri Hote di sebelah timur, serta dengan negeri administratif Aki Jaya di sebelah barat. Sedangkan pegunungan di bagian selatan berbatasan dengan negeri Atiahu.[4]
Demografi
Agama
Masyarakat negeri Banggoi mayoritas beragama Islam, dengan beberapa masyarakat pendatang yang beragama Kristen Protestan dan Hindu. Sedangkan fam-fam asli Banggoi semuanya memeluk Islam.[7]
Berikut ini rincian jumlah penduduk negeri Banggoi menurut agama per tanggal 31 Desember 2023.[1]
Bahasa
Karena menjadi salah satu daerah tujuan dalam program transmigrasi, bahasa yang dominan dituturkan oleh masyarakat Banggoi saat ini adalah bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Ambon.[8] Bahasa Banggoi (Benggoi) merupakan bahasa asli yang dituturkan oleh masyarakat Banggoi, namun saat ini sudah jarang digunakan. Bahasa ini memiliki kekerabatan dengan bahasa Hoti yang dituturkan di sebelah timurnya, dengan persentase sebesar 31,5%. Kekerabatan kedua bahasa ini karena dipengaruhi oleh letak geografi yang berdekatan. Waktu pisah kedua bahasa tersebut diperkirakan terjadi pada 1.170 tahun yang lalu.[9]
Masyarakat
Berikut ini beberapa fam-fam (matarumah) yang secara turun-temurun mendiami negeri Banggoi.[4][10]
- Atlewam
- Baliman
- Ehleklam
- Ehumuitam
- Hakbam
- Henlauw
- Kubal
- Lefitar
- Ongenwaluw
- Paitaha
- Rumbarua
- Rumuar
- Soeletnam
- Sukitjang
- Tukuwain
- Wailissa
- Wajo
- Watuletan
- Weulartafela
Hubungan sosial
Negeri Banggoi terikat hubungan wal ya (sejenis hubungan pela) dengan negeri Hote di sebelah timur. Hubungan ini diperkirakan telah terjadi sejak zaman penjajahan Portugis di Kepulauan Maluku.[6] Hubungan antara negeri Banggoi dan Hote ini masih terjalin dengan baik sampai saat ini, jika salah satu dari kedua negeri ini mengadakan acara, maka raja salah satu negeri ini akan diundang untuk menghadiri acara tersebut. Contoh yang terbaru adalah pada saat prosesi pengecoran tiang alif Masjid Al-Huda di negeri Banggoi yang turut mengundang raja Hote untuk hadir dalam acara tersebut.[3]
Remove ads
Pemerintahan
Matarumah parentah
Matarumah yang berhak menjadi kepala pemerintahan (raja) di negeri Banggoi adalah fam Baliman.[4]
Daftar raja Banggoi
Berikut ini daftar raja (setingkat kepala desa) yang pernah memerintah negeri Banggoi.[4]
- Jou Abdul Karim Baliman (Raja Banggoi VII)
- Abu Kasim Baliman (Raja Banggoi VIII)
- Jou Ismail Baliman (Raja Banggoi IX)
- Budi Yamin Baliman (Raja Banggoi ke-?)
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads