Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Gunung Butak
gunung di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Gunung Butak (bahasa Jawa: ꦒꦸꦤꦸꦁꦧꦸꦸꦛꦏ꧀, translit. Gunung Buthak) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar dalam wilayah Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Butak merupakan bagian dari Pegunungan Kawi. Tidak diketemukan catatan sejarah atas erupsi dari Gunung Butak sampai saat ini.[1] Gunung ini berada pada posisi -7,922566˚ dan 112,451688˚ dengan ketinggial 2.868 mdpl(9,409 ft).
Remove ads
Topografi
Gunung Butak keseluruhan memiliki konfigurasi lahan bervariasi antara lain sedikit datar dan luas. Kebanyakkan jalur pendakiannya terjal dan melewati kebun teh.[butuh rujukan]
Iklim
Gunung Butak termasuk gunung dengan tipe iklim C dan D dengan suhu kurang lebih 0˚C - 10˚C pada malam hari. Sedangkan pada pagi hari hingga siang harinya suhu berkisar antara maximum 15˚C
Tipe hutan
Gunung Butak merupakan hutan hujan tropika dan hutan lumut.[butuh rujukan]
Vegetasi
Vegetasi di Gunung Butak berbeda pada ketinggian tertentu. Spesies tanaman hasil inventarisasi menggunakan teori Franz Wilhelm Junghuhn via jalur Sirah-Kencong terbagi menjadi tiga kelompok ketinggian, yaitu ketinggian 1400–1500 mdpl, 1500–2500 mdpl dan 2500–2868 mdpl. Pada ketinggian 1400–1500 mdpl ditemukan spesies kecubung gunung (Brugmansia Suaveolens), paku (Diplazium esculentum), pisang batu (Musa acuminate), dan mlandingan gunung (Paraserianthes lophantha). Kemudian pada ketinggian 1500–2500 mdpl ditemukan spesies alang-alang (Imperata cylindrical), cantigi (Vaccinium Faringiaefolium), congkok (Curculigo sp), timun hutan (Trichosanthes cucumeroides maxim), bandotan (Ageratum conyzoides L.), walisongo (Schefflera sp.),dan kirinyuh (Eupatorium inulifolium Kunth). Sedangkan pada ketinggian 2500–2868 mdpl ditemukan spesies cemara (Casuarina junghuniana), edelweiss (Anaphalis Javanica), semanggi gunung (Marsilea crenata Presl), teklan (Ageratina riparia), arbei gunung (Rubus lineatus), dan gandarusa (Justicia gendarussa).
Remove ads
Jalur dan Estimasi Waktu Pendakian
Ringkasan
Perspektif
Gunung Butak yang memiliki ketinggian 2.868 mdpl dapat didaki melalui jalur via Panderman, yang berlokasi di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Jalur ini dinamai demikian karena titik awal pendakiannya sama dengan jalur menuju Gunung Panderman. Jalur ini menjadi rute paling populer untuk mencapai puncak Gunung Butak, dengan estimasi waktu tempuh antara 8 hingga 12 jam.
Perjalanan dimulai dari pos perizinan menuju Pos 1 yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan. Pos ini dilengkapi fasilitas seperti sumber air dan musala. Lanjut ke Pos 2, jalur yang dilalui bervariasi antara tanjakan dan jalan landai. Salah satu bagian yang menantang adalah Tanjakan PHP (Pemberi Harapan Palsu) karena panjang dan cukup menguras tenaga.
Pos 2 memiliki area cukup luas untuk beristirahat, tetapi tidak ideal untuk berkemah karena tanah yang tidak rata dan berada di jalur lalu lintas pendaki. Sayangnya, di area ini sering ditemukan sampah sisa pendakian.
Jalur dari Pos 2 ke Pos 3 menjadi bagian yang paling landai dan menyenangkan, memakan waktu sekitar 2 jam. Di sini pendaki akan melewati hutan lumut yang rapat dan lembap. Pos 3 merupakan tempat yang direkomendasikan untuk berkemah karena datar dan cukup luas, namun perlu berhati-hati terhadap pohon tua yang rawan patah.
Pendakian dari Pos 3 ke Pos 4 cukup menanjak dan melewati kawasan Cemoro Kandang, area dengan dominasi pohon pinus dan tepi jurang. Meskipun melipir jurang, jalurnya relatif aman dan menyajikan panorama alam yang indah. Setelah melewati jalur ini, pendaki akan tiba di area sabana yang luas, dengan banyak sumber air dan tanaman edelweis, menjadi lokasi favorit untuk mendirikan tenda.
Dari sabana, puncak Gunung Butak sudah terlihat. Perjalanan menuju puncak membutuhkan waktu sekitar 30–40 menit, dengan jalur menanjak yang konsisten. Dari atas puncak, pendaki disuguhi pemandangan indah Gunung Arjuno dan Welirang.[2]
Sebagai salah satu jalur populer, rute ini kerap menjadi pilihan berbagai kelompok pendaki, baik pemula maupun berpengalaman. Tantangan di jalur ini tidak hanya menarik bagi pendaki umum, tetapi juga telah dicatat dalam sejarah pendakian oleh kelompok pendaki dengan disabilitas.[3]
Remove ads
Difabel Mendaki Gunung Butak
Jalur pendakian Gunung Butak dikenal cukup ekstrem pada beberapa titik jalur pendakian khususnya dari Pos 3 ke Pos 4 atau sabana. Titik ekstrem lainnya adalah dari sabana menuju puncak. Meski demikian, sulitnya jalur pendakian masih dapat diatasi oleh para pendaki, tak terkecuali pendaki dengan disabilitas. Pada tanggal 6 Oktober 2020, untuk pertama kalinya kelompok Difabel Pecinta Alam (Difpala) Lingkar Sosial Indonesia berhasil mencapai puncak gunung Butak. [4]
Remove ads
Lihat pula
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads