Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Informasi

pemberitahuan terhadap sesuatu tertentu Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Informasi adalah sebuah konsep abstrak yang merujuk pada sesuatu yang memiliki kekuatan untuk memberi tahu. Pada tingkat yang paling mendasar, istilah ini berkaitan dengan penafsiran (mungkin juga secara formal) atas sesuatu yang dapat diindra atau atas abstraksi dari hal-hal tersebut. Setiap proses alami yang tidak sepenuhnya acak serta setiap pola yang dapat diamati dalam suatu medium dapat dikatakan memuat sejumlah informasi. Jika sinyal digital dan berbagai bentuk data menyampaikan informasi melalui tanda-tanda diskret, maka fenomena dan artefak lain seperti sinyal analog, puisi, gambar, musik atau bunyi-bunyian lain, serta arus menyampaikan informasi dalam bentuk yang lebih kontinu.[1] Informasi bukanlah pengetahuan itu sendiri, melainkan makna yang dapat diperoleh dari suatu representasi melalui proses penafsiran.[2]

Konsep informasi memiliki keterkaitan dengan berbagai gagasan lain,[3] antara lain kendala, komunikasi, pengendalian, data, bentuk, pendidikan, pengetahuan, makna, pemahaman, rangsangan mental, pola, persepsi, proposisi, representasi, dan entropi.

Informasi sering kali diproses secara bertahap dan berulang: data yang tersedia pada satu tahap akan diproses menjadi informasi, yang kemudian ditafsirkan dan diproses kembali pada tahap berikutnya. Misalnya, dalam teks tertulis, setiap simbol atau huruf menyampaikan informasi yang relevan dengan kata tempatnya berada; setiap kata menyampaikan informasi yang relevan dengan frasa yang dibentuknya; setiap frasa mengandung informasi yang relevan dengan kalimatnya, dan seterusnya, hingga pada tahap akhir informasi ditafsirkan dan menjadi pengetahuan dalam suatu ranah tertentu. Dalam sinyal digital, bit dapat ditafsirkan menjadi simbol, huruf, angka, atau struktur yang membawa informasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ciri utama dari informasi adalah bahwa ia selalu tunduk pada proses penafsiran dan pemrosesan.

Proses memperoleh informasi dari suatu sinyal atau pesan dapat dipahami sebagai upaya untuk menyelesaikan ambiguitas atau ketidakpastian yang timbul selama proses penafsiran pola-pola dalam sinyal atau pesan tersebut.[4] Informasi dapat disusun dalam bentuk data. Data yang berulang atau berlebihan dapat dikompresi hingga mencapai ukuran optimal, yakni batas teoretis dari kompresi tersebut. Informasi yang tersirat dalam sekumpulan data dapat diperoleh melalui analisis. Sebagai contoh, sebuah restoran mengumpulkan data dari setiap pesanan pelanggan. Data tersebut kemudian dapat dianalisis untuk menghasilkan pengetahuan yang berguna, misalnya untuk menentukan hidangan yang paling populer atau paling jarang dipesan.[butuh rujukan]

Informasi dapat ditransmisikan melalui waktu, lewat penyimpanan data, dan melalui ruang, lewat komunikasi serta telekomunikasi.[5] Informasi dapat diekspresikan baik sebagai isi dari sebuah pesan maupun melalui pengamatan langsung atau tidak langsung. Apa pun yang dapat dipersepsi dapat dianggap sebagai pesan itu sendiri; dalam pengertian ini, segala informasi senantiasa disampaikan sebagai isi dari suatu pesan. Informasi dapat dikodekan dalam berbagai bentuk untuk transmisi dan penafsiran. Misalnya, informasi dapat dikodekan ke dalam urutan tanda-tanda atau dikirimkan melalui sinyal. Informasi juga dapat dienkripsi untuk disimpan atau dikomunikasikan dengan aman.

Ketidakpastian suatu peristiwa diukur berdasarkan probabilitas kemungkinannya. Ketidakpastian berbanding lurus dengan logaritma negatif dari probabilitas kejadian tersebut. Teori informasi memanfaatkan prinsip ini untuk menyimpulkan bahwa peristiwa yang lebih tidak pasti memerlukan lebih banyak informasi guna mengurangi ketidakpastian itu. Bit merupakan satuan informasi yang umum digunakan, yakni satuan yang "mengurangi ketidakpastian sebesar separuh."[6] Satuan lain seperti nat juga dapat digunakan. Sebagai contoh, informasi yang dikodekan dalam satu kali pelemparan koin "adil" adalah log2(2/1) = 1 bit, dan dalam dua kali pelemparan adalah log2(4/1) = 2 bit. Sebuah artikel Science tahun 2011 memperkirakan bahwa 97% informasi yang tersimpan secara teknologi pada tahun 2007 sudah berbentuk bit digital, serta bahwa tahun 2002 menandai awal era digital dalam penyimpanan informasi (karena kapasitas penyimpanan digital untuk pertama kalinya melampaui analog).[7]

Remove ads

Teori informasi

Ringkasan
Perspektif

Teori informasi adalah kajian ilmiah mengenai kuantisasi, penyimpanan, dan komunikasi informasi. Bidang ini pertama kali diletakkan secara mendasar melalui karya Claude Shannon pada tahun 1940-an, dengan kontribusi awal dari Harry Nyquist dan Ralph Hartley pada dekade 1920-an.[8][9] Teori ini berada pada perpotongan antara teori probabilitas, statistika, ilmu komputer, mekanika statistik, rekayasa informasi, dan teknik elektro.

Ukuran utama dalam teori informasi adalah entropi. Entropi mengukur tingkat ketidakpastian yang terkait dengan nilai suatu variabel acak atau hasil dari suatu proses acak. Sebagai contoh, menentukan hasil dari lemparan koin yang adil (dengan dua kemungkinan yang sama besar) menghasilkan lebih sedikit informasi (entropi lebih rendah) dibandingkan dengan menentukan hasil dari lemparan dadu (dengan enam kemungkinan yang sama besar). Ukuran penting lainnya dalam teori informasi mencakup informasi mutual, kapasitas kanal, eksponen kesalahan, dan entropi relatif. Sub-bidang penting dalam teori ini antara lain pengkodean sumber, teori kompleksitas algoritmik, teori informasi algoritmik, dan keamanan berbasis teori informasi.[butuh rujukan]

Penerapan utama teori informasi meliputi pengkodean sumber atau kompresi data (misalnya pada berkas ZIP), serta pengkodean kanal untuk pendeteksian dan koreksi kesalahan (seperti pada DSL). Dampaknya sangat penting bagi keberhasilan misi Voyager ke ruang angkasa jauh, penemuan cakram padat, keberfungsian telepon seluler, dan pengembangan Internet. Teori ini juga memiliki penerapan luas di bidang lain, termasuk inferensi statistik,[10] kriptografi, neurobiologi,[11] persepsi,[12] linguistik, evolusi[13] dan fungsi[14] dari kode molekuler (bioinformatika), fisika termal,[15] komputasi kuantum, lubang hitam, pencarian informasi, pengumpulan intelijen, deteksi plagiarisme,[16] pengenalan pola, deteksi anomali[17] bahkan dalam penciptaan karya seni.

Remove ads

Sebagai masukan sensorik

Ringkasan
Perspektif

Sering kali, informasi dapat dipandang sebagai bentuk masukan bagi suatu organisme atau sistem. Masukan ini terbagi menjadi dua jenis. Sebagian masukan bersifat penting secara langsung bagi fungsi organisme (misalnya makanan) atau sistem (energi). Dalam bukunya Sensory Ecology,[18] ahli biofisika David B. Dusenbery menyebut masukan jenis ini sebagai masukan kausal. Masukan lainnya (yakni informasi) penting bukan karena nilainya sendiri, melainkan karena berkaitan dengan masukan kausal dan dapat digunakan untuk memperkirakan kemunculan masukan kausal pada waktu (atau tempat) yang berbeda. Beberapa jenis informasi penting karena asosiasinya dengan informasi lain, namun pada akhirnya harus selalu terkait dengan masukan kausal.

Dalam praktiknya, informasi biasanya dibawa oleh rangsangan lemah yang perlu dideteksi oleh sistem sensorik khusus dan diperkuat dengan masukan energi agar dapat berfungsi bagi organisme atau sistem tersebut. Misalnya, cahaya pada tumbuhan umumnya (meski tidak selalu) merupakan masukan kausal yang memengaruhi pertumbuhan ke arah sumber cahaya, sementara bagi hewan, cahaya berfungsi sebagai pembawa informasi. Cahaya berwarna yang dipantulkan dari bunga terlalu lemah untuk fotosintesis, tetapi sistem penglihatan lebah mampu mendeteksinya, dan sistem saraf lebah menggunakan informasi tersebut untuk menuntunnya ke bunga, tempat lebah biasanya memperoleh nektar atau serbuk sari, yakni masukan kausal yang memiliki fungsi nutrisi.

Remove ads

Sebagai pengaruh yang menuntun pada transformasi

Ringkasan
Perspektif

Informasi dapat dipahami sebagai setiap bentuk pola yang memengaruhi pembentukan atau transformasi pola lainnya.[19][20] Dalam pengertian ini, keberadaan pikiran sadar tidaklah diperlukan untuk mengenali, apalagi menghargai, pola tersebut. Sebagai contoh, DNA memiliki urutan nukleotida yang merupakan pola yang mengatur pembentukan dan perkembangan organisme tanpa memerlukan kesadaran. Namun, ketika manusia secara sadar mendefinisikan pola semacam itu (misalnya nukleotida) proses tersebut secara alami melibatkan pemrosesan informasi secara sadar. Meski demikian, keberadaan organisme uniseluler dan organisme multiseluler dengan biokimia yang kompleks (yang memungkinkan terbentuknya enzim dan polinukleotida yang saling berinteraksi menjaga keteraturan biologis serta berperan dalam perkembangan organisme) telah mendahului munculnya kesadaran manusia dan budaya ilmiah selama jutaan tahun.

Teori sistem kadang menggunakan istilah "informasi" dalam pengertian ini, dengan asumsi bahwa informasi tidak selalu melibatkan kesadaran, dan pola-pola yang beredar dalam sistem melalui umpan balik dapat dianggap sebagai informasi. Dengan kata lain, informasi dalam konteks ini merupakan sesuatu yang berpotensi dipersepsikan sebagai representasi, meski tidak diciptakan dengan tujuan demikian. Sebagai contoh, Gregory Bateson mendefinisikan "informasi" sebagai "perbedaan yang menimbulkan perbedaan".[21]

Namun, bila pengaruh tersebut diartikan sebagai hasil persepsi dan penafsiran oleh pikiran sadar, maka konteks tertentu yang melekat pada penafsiran itu dapat mengubah informasi menjadi pengetahuan. Definisi yang kompleks atas "informasi" dan "pengetahuan" sering kali menyulitkan analisis semantik dan logisnya, namun kondisi "transformasi" tetap menjadi aspek penting dalam studi hubungan antara informasi dan pengetahuan, terutama dalam bidang manajemen pengetahuan. Dalam praktik ini, berbagai alat dan proses digunakan untuk membantu seorang pekerja pengetahuan dalam melakukan penelitian dan pengambilan keputusan, mencakup langkah-langkah seperti:

  • Meninjau informasi untuk menurunkan nilai dan makna yang efektif
  • Merujuk pada metadata bila tersedia
  • Menetapkan konteks relevan, sering kali di antara berbagai kemungkinan konteks
  • Menurunkan pengetahuan baru dari informasi yang ada
  • Mengambil keputusan atau membuat rekomendasi berdasarkan pengetahuan yang dihasilkan

Stewart (2001) berpendapat bahwa transformasi informasi menjadi pengetahuan adalah inti dari penciptaan nilai dan keunggulan kompetitif bagi organisasi modern.

Dalam kerangka biologis, Mizraji[22] mendeskripsikan informasi sebagai entitas yang muncul dari interaksi antara pola dengan sistem reseptor (misalnya reseptor molekuler atau saraf yang berinteraksi dengan pola tertentu). Ia juga memperkenalkan gagasan tentang "katalis informasi", yaitu struktur tempat informasi yang muncul mendorong transisi dari pengenalan pola menuju tindakan yang berorientasi pada tujuan, seperti transformasi substrat menjadi produk oleh enzim, atau resepsi auditori kata-kata yang diikuti oleh respons verbal.

Kamus Istilah Informasi Denmark[23] menyatakan bahwa informasi hanya menyediakan jawaban bagi pertanyaan yang diajukan. Apakah jawaban itu menghasilkan pengetahuan bergantung pada pihak yang menerima informasi. Maka, definisi umum dari konsep ini dapat dirumuskan sebagai: "Informasi = jawaban atas suatu pertanyaan tertentu."

Ketika Marshall McLuhan berbicara tentang media dan dampaknya terhadap kebudayaan manusia, ia merujuk pada struktur artefak budaya yang membentuk perilaku serta cara berpikir kita. Dalam pengertian ini, feromon juga kerap disebut sebagai bentuk "informasi".

Remove ads

Lihat pula

Remove ads

Referensi

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads