Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Kesultanan Rum

bekas kesultanan di Anatolia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kesultanan Rum
Remove ads

Kesultanan Rum (bahasa Turki: Anadolu Selçuklu Devleti, yang berarti "Negara Seljuk Anatolia" atau bahasa Turki: Türkiye Selçuklu Devleti yang berarti "Negara Seljuk Turki";[4] bahasa Persia: سلجوقیان روم Saljūqiyān-i Rūm), merupakan sebuah negara Muslim Sunni,[5] dengan tradisi Persia-Turki abad pertengahan,[6] di Anatolia. Keberadaannya dimulai dari tahun 1077 sampai 1307, dengan ibu kota pertamanya di İznik (Nicea) dan kemudian di Konya (Ikonium). Bagaimanapun istana kesultanan ini mobilitasnya tinggi, kota-kota seperti Kayseri dan Sivas untuk sementara waktu juga berfungsi sebagai ibu kota. Kesultanan ini mencapai puncaknya saat wilayahnya terbentang di Anatolia tengah, dari garis pantai Antalya dan Alanya di pesisir Laut Tengah sampai wilayah Sinop di Laut Hitam. Di bagian timur, kesultanan ini mengabsorb negara-negara Turki lainnya sampai ke Danau Van. Batasnya di bagian barat berada di dekat Denizli dan pintu-pintu masuk cekungan Aegea.

Fakta Singkat Kesultanan Rum Anadolu Selçuklu Devletiسلجوقیان روم, Status ...
Thumb
Kesultanan Rum, 1190
Thumb
Peta Eropa pada abad ke 1097, di mana Kesultanan Rum menguasai Anatolia.

Istilah "Rûm" berasal dari kata Arab yang berarti Kekaisaran Romawi.[7] Orang Seljuk menyebut daratan kesultanan mereka dengan nama Rum karena didirikan di wilayah yang sejak dahulu dianggap sebagai "Romawi", yaitu Bizantium, oleh para tentara Muslim.[8] Negara ini terkadang disebut Kesultanan Konya (atau Kesultanan Ikonium) dalam sumber-sumber Barat yang lebih lama.

Kesultanan ini mengalami kemakmuran khususnya selama akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13 setelah merebut pelabuhan-pelabuhan utama Bizantium di pesisir Laut Hitam dan Laut Tengah. Seljuk membantu perkembangan perdagangan di Anatolia melalui program bangunan karavanserai, yang mana memfasilitasi arus barang dari Iran dan Asia Tengah ke pelabuhan-pelabuhan tersebut. Hubungan dagang yang kuat dengan pihak Genoa terbentuk selama periode ini. Peningkatan kemakmuran memungkinkan kesultanan ini untuk menyerap negara-negara Turki lainnya yang telah didirikan di Anatolia timur setelah Pertempuran Manzikert, yaitu: Danishmend, Mengujekids, Saltukids, dan Artuqid. Para sultan Seljuk berhasil menanggung beban dari Perang Salib, namun pada tahun 1243 menyerah terhadap bangsa Mongol yang sedang melakukan perluasan wilayah. Seljuk kemudian menjadi vasal dari bangsa Mongol setelah Pertempuran Köse Dağ. Meskipun ada upaya-upaya dari para pengelola yang cerdik untuk menjaga integritas negara ini, kekuatan kesultanan ini mengalami disintegrasi selama paruh kedua abad ke-13 dan menghilang sepenuhnya pada dekade pertama abad ke-14.

Dalam beberapa dekade terakhirnya, sejumlah kepangeranan kecil (atau beylik) bangkit untuk berkuasa di wilayah kesultanan ini, misalnya Dinasti Osman yang kemudian mendirikan Kekaisaran Ottoman (Kesultanan Utsmaniyah) di bagian barat Kesultanan Rum.

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Pendirian

Sejak dekade 1030-an, berbagai kelompok Turki nomaden yang mencari ladang subur telah menembus perbatasan Bizantium, mencapai daerah Anatolia.[9] Pada dekade 1070-an setelah Pertempuran Manzikert, seorang jenderal Seljuk Sulaiman bin Qultumish berhasil mengonsolidasikan kekuatan di Anatolia Barat.[10] Dalam rentang waktu 1075 hingga 1081, Sulaiman berhasil menguasai kota-kota Bizantium di Nikea (sekarang İznik) dan juga untuk sementara waktu menguasai Nicomedia (sekarang İzmit). Sekitar dua tahun setelahnya, ia mendirikan sebuah kerajaan, yang meskipun awalnya merupakan vasal Bizantium, negara tersebut menjadi semakin independen setelah enam hingga sepuluh tahun. Meskipun demikian, Sulaiman ditugaskan oleh kaisar Bizantium Aleksius I Komnenus pada tahun 1085 untuk menaklukkan kembali Antiokhia dan yang pertama melakukan perjalanan ke sana melalui rute rahasia, yang kemungkinan dipandu oleh orang-orang Bizantium.[11]

Pada tahun 1086, Sulaiman berupaya untuk menaklukan Aleppo, tetapi gagal dan justru tewas dalam Pertempuran Ain Salm.[12] Setelah kejadian tersebut, putra Sulaiman, Kilij Arslan I dipenjara dan salah seorang jenderalnya, Abu al-Qasim, mengambil alih kekuasaan di Nikea. Mengikuti kematian Sultan Malik Syah pada tahun 1092, Kilij Arslan dibebaskan dari penjara dan menetap di wilayah ayahnya pada tahun 1092 hingg 1094, kemungkinan besar atas persetujuan dari putra dan penerus Malik Shah, Berkyaruq.[13]

Penaklukan mongol

Pasukan Kekaisaran Mongol berhasil merebut Erzurum pada tahun 1242 dan pada tahun 1243, dengan pasukan Sultan Keyhusrev II dihancurkan oleh Baiju pada Pertempuran Köse Dağ, yang mengakibatkan suku Turki Seljuk dipaksa untuk bersumpah setia kepada bangsa Mongol dan menjadi pengikut mereka.[14] Sang sultan sendiri melarikan diri ke Antalya setelah pertempuran tersebut, dan ia meninggal pada tahun 1246. kematian Sultan Keyhusrev II memulai periode pemerintahan tripartit, dan kemudian diarki, yang berlangsung hingga tahun 1260.

Wilayah kekuasaan Seljuk dibagi di antara ketiga putra Keykhusrev. Putra tertua, Kaykaus II (1246–1260), mengambil alih kekuasaan di sebelah barat sungai Kızılırmak. Sementara adik-adiknya, Kilij Arslan IV (1248–1265) dan Kayqubad II (1249–1257), memerintah wilayah sebelah timur sungai di bawah pemerintahan Mongol. Pada bulan Oktober 1256, Bayju mengalahkan Kaykaus II di dekat Aksaray dan seluruh Anatolia secara resmi di bawah kekuasaan Möngke Khan. Pada tahun 1260, Kaykaus II melarikan diri dari Konya ke Krimea dan meninggal pada tahun 1279. Kilij Arslan IV dieksekusi pada tahun 1265, dan Keykhusrev III (1265–1284) menjadi penguasa de jure seluruh Anatolia, dengan kekuasaan de facto dijalankan oleh bangsa Mongol atau bupati-bupati sultan yang berpengaruh.

Remove ads

Lihat pula

Informasi lebih lanjut Sejarah bangsa Turk Sejarah bangsa Turk Sebelum abad ke-14 ...
Remove ads

Referensi

Sumber

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads